Entri Populer

infeksi mata klamidial

Written By iqbal_editing on Minggu, 02 Oktober 2016 | 04.48

Konjungtivitis Klamidial2,3

Konjungtivitis ini disebabkan oleh bakteri Chlamydial sp. dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Klasifikasi dari konjungtivitis klamidial berdasarkan klasifikasi Jones yaitu:
  1. Blinding trachoma, yang merupakan trakoma hiperendemik. Trakoma ini disebabkan oleh C trachomatis serotip A, B, Ba, dan C.
  2. Nonblinding trachoma, yang disebabkan oleh C trachomatis serotip A, B, Ba, dan C. Bedanya, trakoma ini tidak disertai dengan infeksi bakteri sekunder dan biasanya terdapat pada daerah yang memiliki kondisi higienis dan sosioekonomis yang lebih baik.
  3. Paratrachoma, yang disebabkan C trachomatis serotip D-K. Paratrakoma ini berupa konjungtivitis inklusi.
Trakoma
Trakoma merupakan konjungtivitis folikuler kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotip A, B, Ba, dan C.Penyakit ini lebih banyak terdapat pada beberapa negara benua Afrika, Asia, Australia, dan daerah utara dari Brazil. Penularan penyakit ini melalui kontaminasi langsung dan serangga vektor seperti lalat. Trakoma merupakan penyakit yang menyebabkan 15-20% kebutaan pada masyarakat dunia.
Konjungtivitis ini dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut pada konjungtiva. Jaringan parut tersebut dapat menyebabkan bulu mata menjadi menekuk ke dalam dan menimbulkan abrasi pada mata dan gangguan pada lapisan tirai air mata. Trakoma biasanya muncul disertai dengan konjungtivitis bakteri.
Beberapa faktor risiko dari penyakit ini yaitu:
  • Iklim yang kering dan berdebu, daerah dengan iklim ini memiliki prevalensi trakoma yang lebih tinggi
  • Usia bayi dan anak-anak lebih rentan terinfeksi
  • Status sosioekonomi, yang menunjukkan kondisi higienis, kebersihan air, peralatan yang bersih dan memadai, dan edukasi tentang penyakit ini.
  • Kondisi lingkungan yang berdebu dan banyak terpajan sinar matahari, yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi.
Beberapa tanda dan gejala dari trakoma ini yaitu :
  • Pengeluaran air mata terus menerus
  • Fotofobia
  • Nyeri pada mata
  • Keluarnya eksudat berlebih
  • Edema palpebra
  • Kemosis pada konjungtiva bulbar, fornix konjungtiva, dan konjungtiva tarsal superior
  • Hiperemia
  • Hipertrofi dan hiperplasia papilar, yang menyebabkan tampakan hiperemia pada konjungtiva tarsal.
  • Folikel pada tarsal dan limbus. Folikel ini terbentuk akibat agregasi limfosit dan sel lainnya pada lapisan adenoid. Bagian pusat dari folikel ini terdiri atas histiosit mononuklear, limfosit, dan sel multinukleat raksasa. Bagian perifernya terisi dengan pembuluh darah. Selain itu, dapat ditemukan daerah nekrosis.
  • Keratitis superior
  • Pembentukan pannus, yaitu membran fibrovaskular yang terdapat pada limbus dan kornea. Pannus ini kemudian dapat menimbulkan ulkus kornea.
  • Pembentukan lengkung Herbert, yaitu depresi pada jaringan ikat pada peralihan limbokorneal yang dilapisi epitel. Lengkung ini dibentuk dari keratitis epitel dan subepitel, pannus, folikel limbus superior, dan sikatriks.
  • Nodus preaurikular yang membesar dan teraba lunak
Tanda dan gejala tersebut tidak muncul bersamaan, namun berdasarkan fase trakoma. Fase tersebut yaitu:
  • Fase 1, yang ditandai dengan hiperemia konjungtiva dan adanya folikel imatur
  • Fase 2, yang ditandai dengan adanya folikel matur, papil, dan panus kornea
  • Fase 3, yang ditandai dengan adanya jaringan parut pada konjungtiva
  • Fase 4, yang ditandai dengan adanya sikatriks

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik