Entri Populer

inhalasi pada anak

Written By iqbal_editing on Sabtu, 22 Oktober 2016 | 19.17

Para ahli paru anak sangat menganjurkan inhalasi sebagai pengobatan yang berhubungan dengan paru. Mulai dari flu ringan yang baru saja terjadi, batuk berdahak, paru-paru basah, batuk berdahak berat dan lama, batuk kronis atau batuk yang berulang-ulang. 

Inhalasi merupakan satu rangkaian dari proses fisioterapi berupa pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada anak langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru).

Hal ini termasuk aman dilakukan untuk segala usia, mulai dari bayi yang masih berusia beberapa bulan hingga ibu hamil (bumil) sekalipun. 
Menurut  dokter spesialis anak, dr Melisa Anggraeni, MBiomed, SPA. Menjelaskan batuk dan pilek yang terjadi pada bayi biasanya terjadi karena virus. Saat didera penyakit ini, akan ada lendir yang banyak dan kental menumpuk dan menyumbat saluran pernapasan bayi, yang mana umumnya bayi belum mempunyai refleks yang sempurna, salah satunya refleks batuk, sehingga perlu dibantu dengan uap atau penguapan untuk mengobatinya. 
"Metode uap membantu mengencerkan lendir tersebut pada saluran pernapasan bayi. Efeknya, bayi akan muntah. Muntahan ini berupa lendir yang telah diencerkan melalui penguapan tadi," sambungnya.
Lantas apa kandungan yang digunakan untuk penguapan? "Penguapan ini biasanya tergantung pada lendir yang menumpuk, apakah banyak atau sedikit. Jika sudah diketahui banyak dikitnya lendir maka kandungan dan dosis obat yang digunakan dalam penguapan baru bisa ditentukan. Untuk metode penguapan ini pada umumnya boleh diterapkan atau dicoba pada bayi dalam usia berapapun.
Menurut dr HM Nana Karnaen SpA dari Brawijaya Women and Children Hospital, menjelaskan tidak ada efek negatifnya menggunkan alat penguapan, boleh dilakukan sekali pun orang tersebut mempunyai alergi terhadap sesuatu. Pasalnya, obat bekerja langsung pada sumber pernapasan yaitu paru-paru. Berbeda dengan obat oral atau suntik yang akan diserap dulu ke lambung, ginjal, dan jantung sebelum sampai ke paru-paru.
Penguapan Tradisional 

Menghirup uap air hangat yang telah ditetesi minyak penghangat (misalnya minyak kayu putih) sebagai pengobatan alami untuk flu dan pilek bagi si kecil memang bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, ternyata hal itu tidak banyak membantu. 

"Penguapan secara tradisional itu hanya berfungsi untuk melonggarkan saluran napas, bukan untuk mengeluarkan lendir," terang dr Nana.

Ya, pasalnya bahan-bahan dalam minyak kayu putih yang terhirup melalui uap air panas itu tidak mengandung zat penghancur lendir. Selain itu, Moms harus berhati-hati saat si kecil menghirup uap air panas. Tempatkanlah dalam wadah yang aman, jangan sampai si kecil ketumpahan air panas.

Inhalasi di Rumah Sakit

Beda halnya bila melakukan inhalasi di rumah sakit. Selain faktor keamanan lebih terjamin, inhalasi dilakukan dengan menggunakan alat khusus dan obat-obatan sehingga hasilnya lebih efektif. 

"Pada teknik inhalasi, pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat cair melalui wadah yang sudah tersedia dalam alat nebulizer. Selama 15 hingga 20 menit, masker akan dikenakan di seputar area hidung dan mulut bayi," jelas dr Nana. 

Ia lalu melanjutkan, "Nantinya, obat cair yang dimasukkan ke dalam nebulizer itu akan keluar berupa partikel uap yang akan dihirup bayi dan masuk ke dalam saluran napas. Tujuan utamanya adalah agar saluran napasnya melebar, dahak akan encer sehingga mudah keluar melalui mulut atau feses bayi."
Bagi sebagian orang tua, melakukan terapi inhalasi di rumah sakit tentu tidak murah. Tarifnya sekitar Rp 120-150 ribu sekali terapi. Padahal untuk mengencerkan lendir tak cukup satu-dua kali. Karena itu, untuk anak usia 5 tahun ke atas, orang tua dapat melakukan terapi sendiri. Alat nebulizer bisa dibeli dengan harga termurah sekitar Rp 500 ribu. 
Beda Usia, Beda Pula Alatnya

  1. Pada bayi, pipa dari tangki nebulizer perlu disambung dengan pipa berukuran yang lebih kecil diameternya, sesuai dengan mulut dan hidung bayi.
  2. Pada batita, pipa dari nebulizer bisa disambungkan dengan pipa lebih kecil dan memiliki klep di ujungnya (baby haler). Sehingga, ketika sang anak melepaskan pipa udara sebelum terapi selesai, obat tak akan hilang ke mana-mana.
  3. Pada usia di atas lima tahun hingga orang dewasa, bisa digunakan alat berupa masker yang menutup mulut dan hidung (micromized) atau pipa biasa yang dihirup melalui mulut. Bisa juga disambung dengan selang yang langsung menuju ke arah kedua lubang hidung. 
  4. Alat semprot (inhaler) yang dapat mengeluarkan uap dengan cara dihirup sebaiknya tidak dilakukan karena bayi belum bisa menghirup sendiri dengan benar.
Dapatkanlah Alat Inhalasi disini
Setelah penguapan, punggung anak dapat ditepuk-tepuk secara perlahan selama lima menit. Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih mempermudah anak mengeluarkan lendirnya. 

Menurut dokter spesialis anak Carlina A. Latif "fisioterapi di rumah harus dijadikan satu paket dengan kunjungan ke dokter. Sebab, tujuan fisioterapi adalah memperingan gejala, sementara pengobatan tetap harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan dokter," Carlina tegaskan.
Kapan Boleh Fisioterapi?
  • Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi. 
  • Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari). 
Hindari Fisioterapi
  • Kondisi batuk-pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam. 
  • Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah sesaknya. 
  • Anak baru saja menghabiskan makanannya karena dapat mengakibatkan muntah. 
Syarat Fisioterapi
  • Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih. 
  • Pakaian yang dikenakan harus longgar. 
  • Ruangan yang dipakai tidak banyak debu, tidak lembap, dan ventilasi udara baik. 
  • Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan: bantal, tempat tidur, dan kursi serta alat nebulizer.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik