Entri Populer

pemeriksaan penunjang dan tindakan pterygium

Written By iqbal_editing on Rabu, 19 Oktober 2016 | 07.05

Pemeriksaaan fisik
                        Pada inspeksi pterygium terlihat sebagai jaringan fibrovaskular pada permukaan konjuntiva. Pterygium dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterygium yang avaskuler dan flat. Perigium paling sering ditemukan pada konjungtiva nasal dan berekstensi ke kornea nasal, tetapi dapat pula ditemukan pterygium pada daerah temporal. 6
Pemeriksaan penunjang
                        Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan pada pterygium adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar komplikasi berupa astigmtisme  ireguler yang disebabkan oleh pterygium.6
IX.        PENATALAKSANAAN
1.    Konservatif
Penanganan pterygium pada tahap awal adalah berupa tindakann konservatif seperti penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical lubricating drops.8
2 . Tindakan operatif
Adapun indikasi operasi menurut Ziegler dan Guilermo Pico, yaitu:8
Menurut Ziegler :
1.      Mengganggu visus
2.      Mengganggu pergerakan bola mata
3.      Berkembang progresif
4.      Mendahului suatu operasi intraokuler
5.      Kosmetik
Menurut Guilermo Pico :
1.                           Progresif, resiko rekurensi > luas
2.                           Mengganggu visus
3.                           Mengganggu pergerakan bola mata
4.                           Masalah kosmeti
5.                           Di depan apeks pterygium terdapat Grey Zone
6.                           Pada pterygium dan kornea sekitarnya ada nodul pungtat
7.                           Terjadi kongesti (klinis) secara periodik
Pada prinsipnya, tatalaksana pterygium adalah dengan tindakan operasi. Ada berbagai macam teknik operasi yang digunakan dalam penanganan pterygium di antaranya adalah:8
1.        Bare sclera : bertujuan untuk menyatukan kembali konjungtiva dengan permukaan sklera. Kerugian dari teknik ini adalah tingginya tingkat rekurensi pasca pembedahan yang dapat mencapai 40-75%.
2.        Simple closure : menyatukan langsung sisi konjungtiva yang terbuka, diman teknik ini dilakukan bila luka pada konjuntiva relatif kecil.
3.        Sliding flap : dibuat insisi berbentuk huruf L disekitar luka bekas eksisi untuk memungkinkan dilakukannya penempatan flap.
4.        Rotational flap : dibuat insisi berbentuk huruf U di sekitar luka bekas eksisi untuk  membentuk seperti lidah pada konjungtiva yang kemudian diletakkan pada bekas eksisi.
5.        Conjungtival graft : menggunakan free graft yang biasanya diambil dari konjungtiva bulbi bagian superior, dieksisi sesuai dengan ukuran luka kemudian dipindahkan dan dijahit atau difiksasi dengan bahan perekat jaringan (misalnya Tisseel VH, Baxter Healthcare, Dearfield, Illionis).

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik