Entri Populer

pengertian,etiologi d, gejala dan tanda infeksi mata

Written By iqbal_editing on Minggu, 02 Oktober 2016 | 04.43

Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan inflamasi pada konjungtiva yang menyebabkan adanya hiperemis mata dan keluarnya sekret purulen. Konjungtivitis ini terjadi akibat lemahnya sistem pertahanan pada konjungtiva. Sistem pertahanan tersebut yaitu:2
  • Temperatur yang lebih rendah dari udara sekitar
  • Adanya kelopak mata untuk menyibak kotoran
  • Adanya air mata untuk membersihkan kotoran
  • Adanya lisozim yang berperan sebagai antibakteri
  • Adanya imunoglobulin pada air mata
Etiologi dari konjungtivitis yaitu:2,3
  • Infeksi, yang diakibatkan oleh:
    • Bakteri; StaphylococcuS aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis
    • Virus; adenovirus, virus Herpes Simplex (HSV) tipe 1 dan 2, picornavirus
    • Fungsi
    • Protozoa
    • Parasit
    • Autoimunitas yang berupa alergi
    • Trauma
    • Keratokonjungtivitis
Adanya bakteri yang menyerang konjungtiva menyebabkan proses inflamasi terjadi. Sel-sel inflamasi, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan sel plasma, menyerang bakteri, namun juga berperan sebagai sel yang merusak struktur konjungtiva. Sel-sel tersebut kemudian bercampur dengan fibrin dan mukus hasil ekskresi sel goblet sehingga membentuk eksudat konjungtiva. Eksudat tersebut mengering dan mengalami perlekatan pada kelopak mata atas dan bawah. Terdapat edema epitel, eksfoliasi konjungtiva, hipertrofi epitel, dan pembentukan granuloma. Selain itu, terdapat edema pada stroma konjungtiva (kemosis) dan hipertrofi pada kelenjar limfoid stroma konjungtivitis.
Konjungtivitis yang disebabkan bakteri ditandai dengan adanya dominansi PMN (polimorfonukleat), sedangkan konjungtivitis akibat virus ditandai dengan adanya dominansi sel MN (mononuklear). Pada konjungtivitis akibat klamidia, dapat ditemukan jumlah neutrofil dan limfosit yang hampir sebanding.
Pemeriksaan untuk konjungtivitis dilakukan dengan menemukan mikroorganisme patogen. Spesimen yang digunakan yaitu eksudat konjungtiva atau korekan pada konjungtiva yang diambil dengan spatula steril. Kemudian, dilakukan pewarnaan Gram atau pewarnaan Giemsa.
Tanda dan gejala yang terdapat pada konjungtivitis yaitu:
  • Adanya sensasi benda asing dalam mata dan rasa terbakar atau bekas digaruk, biasanya diakibatkan oleh edema dan hipertrofi papiler.
  • Adanya rasa terbakar atau bekas digaruk
  • Adanya rasa penuh pada mata
  • Pruritus
  • Fotofobia
  • Hiperemia; hiperemia paling banyak terdapat pada fornix dan semakin berkurang ke arah limbus. Hiperemia ini merupakan gejala terbanyak pada konjungtivitis akut.
  • Epifora; epifora ini muncul akibat adanya sensasi benda asing pada mata, rasa terbakar atau bekas digaruk, atau pruritus pada mata.
  • Keluarnya eksudat berlebih; eksudat ini bersisik dan amorf, menyebabkan perlengketan pada kedua kelopak mata.
  • Pseudoptosis; yaitu melemahnya kelopak mata atas akibat adanya infiltrasi pada otot Muller. Hal ini biasanya terdapat pada konjungtivitis yang berat.
  • Hipertrofi papilar; hipertrofi ini terjadi akibat kumpulan eksudat yang melekat dengan fibril, sehingga terjadi pembesaran pada konjungtiva. Hipertrofi ini berbentuk papila karena terdapat cabang-cabang pembuluh darah pada kumpulan eksudat tersebut sehingga membentuk papila-papila pada konjungtiva.
  • Kemosis; yaitu edema pada stroma konjungtiva. Kemosis ini biasanya sering terdapat pada konjungtivitis akibat Neisseria sp. dan adenovirus. Gejala ini timbul sebelum adanya ekskresi eksudat berlebih.
  • Folikel; folikel paling banyak terdapat pada konjungtivitis yang disebabkan virus, parasit, klamidia, dan toksik. Folikel ini terdiri atas hiperplasia kelenjar limfoid fokal pada lapisan limfoid konjungtiva. Folikel ini berbentuk bulat, berwarna putih keabuan, dan avaskular.
  • Pseudomembran dan membran, yang merupakan hasil dari proses eksudatif. Pseudomembran merupakan koagulum pada permukaan epitel konjungtiva saja, sehingga pada pengangkatan pseudomembran, epitel tersebut masih intak. Sedangkan, membran merupakan koagulum pada keseluruhan lapisan epitel konjungtiva, sehingga pengangkatan membran tersebut dapat menyebabkan perdarahan konjungtiva. Gejala ini sering terdapat pada konjungtiva akibat HSV, streptokokus, dan pada keratokonjungtivitis epidemik.
  • Limfadenopati preaurikular; merupakan gejala yang penting pada konjungtivitis.
  • Fliktenul; merupakan perivaskulitis dengan fokus limfosit pada pembuluh darah tersebut. Gejala ini merupakan reaksi hipersensitivitas delayed terhadap stafilokokus.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik