Entri Populer

manaajemen pengobatan dan intervensi glaukoma

Written By iqbal_editing on Selasa, 01 November 2016 | 07.02

anajemen Terapi
·       Pada prinsipnya terapi glaukoma ada 2 macam yaitu medikamentosa dan operatif. Untuk yang kongenital, harus operatif walaupun masih neonatus (misal 10 hari) obat-obatan hanya untuk sementara.
·       Tujuan terapi adalah menurunkan TIO.
1.     Medikamentosa
Tekanan intraokuler harus diturunkan dengan secepatnya dengan memberikan asetanolamid 500 mg dilanjutkan dengan 3 x 500 mg, solusio gliserin 50% 4x 100-150 ml dalam air jeruk, penghambat beta adrenergik 0,25 – 0,5% 2 x 1 dan KCl x 0,5 g. Diberikan pula tetes mata kortikosteroid dan antibiotik untuk mengurangi reaksi implamasi.  Untuk bentuk primer, diberikan tetes mata pilokarpin 2% tiap ½ - 1 jam pada mata yang mendapat serangan dan 3x1 tetes pada mata disebelahnya. Bila perlu berikan analgetik dan antiemetik.
2.     Operasi
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan intraokuler (TIO) dan keadaan matanya. Bila TIO tetap tidak turun segera dilakukan operasi. Sebelumnya diberikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Bila jelas menurun operasi ditunda sampai mata lebih tenang dengan tetap mematau TIO. Jenis operasi iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan genioskopi setelah pengobatan medikamentosa. Selain pencegahan juga dilakukan iridektomi pada sebelahnya.
Harus dicari penyebabnya pada bentuk sekunder dan diobati yang sesuai. Dilakukan operasi hanya bila perlu dan jenisnya tergantung penyebab. Misalnya pada hifema dilakukan parasentesis pada kelainan lensa dan pada uveitis dilakukan iridektomi atau operasi iridektomi.
J.      Diagnosa keperawatan
Pre Operatif
·       PK: Peningkatan TIO
·       Nyeri akut b.d agen injury mekanik
·       Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d perubahan persepsi sensori
·       Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan/penatalaksaan dirumah b. d kurangnya paparan informasi
Post operatif
·       Nyeri akut b.d agen injury fisik
·       Risiko jatuh b.d kesulitan penglihatan
·       Risiko infeksi b.d prosedur invasif, terputusnya kontuinitas jaringan
K.    Intervensi
1.    Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah
Tujuan: nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
a.    Pasien mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian nyeri
b.    Pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
c.    Ekspresi wajah rileks
Intervensi:
a.    Kaji tipe intensitas dan lokasi nyeri
b.    Kaji tingkatan nyeri untuk menentukan dosis analgesic
c.    Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
d.    Atur sikap fowler 30° atau dalam posisi nyaman.
e.    Hindari mual, muntah karena ini akan meningkatkan TIO
f.     Alihkan perhatian pada hal-hal yang menyenangkan
g.    Berikan analgesi sesuai anjuran
2.    Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan,gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil:
a.    Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
b.    Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut
Intervensi:
a.    Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
b.    Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
c.    Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak salah dosis
d.    Lakukan tindakan untuk membantu pasien menanganiketerbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan memutar kepala ke subjek yang terlihat; perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam
e.    Kolaborasi obat sesuai dengan indikasi
3.    Ansietas b/d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup
Tujuan: Cemas hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
a.    Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi
b.    Pasien menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah
c.    Pasien menggunakan sumber secara efektif
Intervensi:
a.    Kaji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini
b.    Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan
c.    Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan
d.    Identifikasi sumber/orang yang menolong
4.    Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b/d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi ditandai dengan pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah
Tujuan: Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya
Kriteria Hasil:
a.    pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan
b.    Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit
c.    Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan
Intervensi
a.    Diskusikan perlunya menggunakan identifikasi
b.    Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata
c.    Izinkan pasien mengulang tindakan
d.    Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata
e.    Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid topical

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik