Entri Populer

anemia pada lansia

Written By iqbal_editing on Senin, 26 Desember 2016 | 14.29

Ketentuan dasar pengobatan anemia pada lansia adalah bahwa diagnosis harus ditegakkan secara persis. Hanya anemia dengan Hb di bawah 12gr% (11,5gr% pada wanita diatas 75 th) yang harus diobati. Kebanyakan anemia pada lansia bersifat sekunder, misalnya hipotiroidisme atau kekurangan vitamin C dan walau kadang berat, anemia demikian tidak akan teratasi sampai penyebabnya ditemukan dan diobati. Tidak ada alasan untuk menggunakan vitamin B12 sebagai ‘tonikum’ (obat kuat) atau untuk mengobati keuzuran dan obat ini juga tidak berguna untuk neuralgia pascaherpes atau neuropati perifer (kecuali bila neuropati disebabkan oleh degenerasi subakut medulla spinalis). Bahkan indikasi vitamin B12 hanyalah anemia megaloblastik ; vitamin ini juga berguna pada ambliopia akibat tembakau.
Indikasi dan aturan peresepan
Tidak semua sediaan zat besi dapat diterima oleh lansia, tetapi selalu ada sediaan yang dapat diberikan. Zat besi dapat diberikan secara infuse intravena dalam dosis total yang dihitung berdasarkan parahnya kekurangan Hb.Cara ini cocok untuk pasien rawat jalan atau pasien rawat inap di rumah sakit maupun di unit rawat semalam, cara ini tidak menimbulkan masalah kepatuhan sama sekali.
Asam folat harus diresepkan terpisah, kecuali pada wanita hamil atau kadang pada keadaan yang memungkinkan pemantauan kadar vitamin B12. Kombinasi asam folat dan zat besi tidak dianjurkan.
Kelompok Obat
Zat Besi
Tersedia banyak macam sediaan zat besi (umumnya berupa garam ferrous sulfat, fumarat, atau glukonat). Dosis 100mg unsur Fe per hari selama 3 bulan cukup untuk mengisi kembali cadangan zat besi pada defisiensi yang paling berat, dan tidak penting garam mana yang dipakai asal sediaannya diserap dengan baik dan dapat diterima oleh pasien. Beberapa sediaan yang paling murah dan paling sederhana justru yang terbaik.
Zat besi untuk penggunaan intravena,umumnya sebagai kompleks besi sorbitol dalam larutan garam, diberikan dalam infus beberapa jam; sediaan oral harus dihentikan sebelumnya. Suntikan intramuskuler harus dihindari sebab menyebabkan pewarnaan kulit dan mungkin bersifat karsiogenik setempet.
Asam Folat
Vitamin ini diberikan mula-mula dengan dosis 5mg per hari dan 0,1mg sebagai dosis pemeliharaan. Dosis besar tidak ada gunanya.
Vitamin B12
Untuk anemia pernisiosa, vitamin ini harus diberikan secara intramuskuler sebesar 250mg (0,25gr) sebagai hidroksikobalamin. Dosis ini mula-mula diberikan 2 kali seminggu, kemudian dilanjutkan setiap 3 bulan ; degan cara ini tunjangan perawat dari puskesmas, misalnya; dapat dimanfaatkan untuk mengawasi para lansia dirumah-rumah jompo. Dosis besar tidak memberikan manfaat tambahan,sedangkan dosis yang sangat kecil dapat digunakan untuk tujuan diagnosis.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik