Entri Populer

TAHAP PENGAMBILAN FESES

Written By iqbal_editing on Selasa, 13 Desember 2016 | 07.20

eses merupakan Sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan, dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris, celulosa gas indol, skatol,sterkobilinogen dan  bahan patologis. Normal : 100 – 200 gram / hari. Frekuensi defekasi : 3x / hari – 3x / minggu.
Pada keadaan patologik seperti diare didapatkan peningkatan sisa makanan dalam tinja, karena makanan melewati saluran pencernaan dengan cepat dan tidak dapat diabsorpsi secara sempurna.
Bahan pemeriksaan tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan, jika pemeriksaan sangat diperlukan contoh tinja dapat diambil dengan jari bersarung dari rektum.
 
Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces sebagai bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur :


Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensinya.
INDIKASI PEMERIKSAAN:
·         Adanya diare dan konstipasi                         
·         Adanya ikterus
·         Adanya gangguan pencernaan                       
·         Adanya lendir dalam tinja
·         Kecurigaan penyakit gastrointestinal             
·         Adanya darah dalam tinja

SYARAT PENGUMPULAN FECES :
·         Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30 – 40 menit sejak dikeluarkan. Bila pemeriksaan ditunda simpan pada almari es.
·         Pasien dilarang menelan Barium, Bismuth, dan Minyak dalam 5 hari sebelum pemeriksaan.
·         Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan.
·         Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher à pemeriksaan tinja sewaktu
·         Pasien konstipasi à Saline Cathartic
·         Kasus Oxyuris à Schoth Tape & object glass
·         Alur  pemeriksaan :
Pengumpulan bahan Pemeriksaan, Pengiriman dan Pengawetan bahan tinja, Pemeriksaan tinja, serta Pelaporan hasil pemeriksaan.

Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan umpamanya bagian yang tercampur darah atau lendir dan sebagainya. Oleh Karen unsure-unsur patologik biasanya tidak terdapat merata, maka hasil pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.

1.Pemeriksaan feces lengkap merupakan pemeriksaan feces yang terdiri atas : 
– Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena amuba atau bakteri shigella.

– Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari infeksi parasit tersebut.


Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya  Darah Samar, Urobilin, Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja


Pemeriksaan kimia tinja yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap darah samar. Tes terhadap darah samar untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak dapat dinyatakan secara makroskopik atau mikroskopik. Adanya darah dalam tinja selalu abnormal. Pemeriksaan darah samar dalam tinja dapat dilakukan dengan menggunakan tablet reagens. Tablet Reagens banyak dipengaruhi beberapa faktor terutama pengaruh makanan yang mempunyai aktifitas sebagai peroksidase sering menimbulkan reaksi positif palsu seperti daging, ikan sarden dan lain lain. Menurut kepustakaan, pisang dan preparat besi seperti Ferrofumarat dan Ferro Carbonat dapat menimbulkan reaksi positif palsu dengan tablet reagens. Maka dianjurkan untuk menghindari makanan tersebut diatas selama 3-4 hari sebelum dilakukan pemeriksaan darah samar.  Prinsip pemeriksaan ini hemoglobin yang bersifat sebagai peroksidase akan menceraikan hidrogen peroksida menjadi air dan 0 nascens (On). On akan mengoksidasi zat warna tertentu yang menimbulkan perubahan warna
CARA KERJA (Metode Benzidine Basa)
      Buat emulsi tinja dengan air atau dengan larutan garam kurang lebih 10 ml kemudian panaskan hingga mendidih.
      Saring emulsi dan biarkan filtrat smpai dingin kembali.
      Masukkan benzidine basa 1 g.
      Tambah 3 ml asam asetat ,kocok hingga larut.
      Tambahkan 2ml filtrat emulsi tinja kemudian campur.
      Tambahkan 1 ml larutan  Hydrogen Peroksida 3% campur, kemudian  hasil dibaca dalam waktu 5 menit .
Pemeriksaan bilirubin akan beraksi negatif pada tinja normal, karena bilirubin dalam usus akan berubah menjadi urobilinogen dan kemudian oleh udara akan teroksidasi menjadi urobilin. Reaksi mungkin menjadi positif pada diare dan pada keadaan yang menghalangi perubahan bilirubin menjadi urobilinogen, seperti pengobatan jangka panjang dengan antibiotik yang diberikan peroral, mungkin memusnakan flora usus yang menyelenggarakan perubahan tadi. Dalam tinja normal selalu ada urobilin. Jumlah urobilin akan berkurang pada ikterus obstruktif, jika obstruktif total hasil tes menjadi negatif, tinja berwarna kelabu disebut akholik. Penetapan kuantitatif urobilinogen dalam tinja memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan terhadap tes urobilin, karena dapat menjelaskan dengan angka mutlak jumlah Urobilinogen yang diekskresilkan per 24 jam sehingga bermakna dalam keadaan seperti Anemia Hemolitik dan Ikterus Obstruktif.
Cara kerja pemeriksaan Urobilin :
1. Taruh beberapa gram tinja dalam sebuah mortil dan campur dan larutkan HgCl2 10% yang volumenya sama banyaknya.
            2. Campurlah baik-baik dengan memakai alunya.
3. Tuanglah bahan itu ke dalam cawan datar agar lebih mudah menguap dan biarkan  selama 6-24 jam.
4. Adanya Urobilin nyata oleh timbul warna merah.
.Catatan :
Dalam tinja normal selalu ada urobilin, hasil test ini yang merah berarti positif. Jumlah urobilin berkurang pada ikterus obstruktif, jika obstruksif itu total, hasil test menjadi berarti negatif.
Test terhadap urobilin ini  sangat inferiur jika dibandingkan dengan penetepan kuantitatif urobilinogen dalam tinja. Penetapan kuantitatif itu dapat mnejelaskan dengan angka mutlak jumlah urobilinogen yang diekskresikan/24jam sehingga bermakna dalam keadaan seperti anemia hemolitik,  ikterus obstruktif, dan ikterus hepatoseluler.
Tetapi pelaksanaan untuk tes tersebut sangat rumit dan sulit, karena itu jarang dilakukan di laboratorium. Bila masih diinginkan penilaian ekskresi urobilin dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan urobilin urin.


Jenis-jenis pemeriksaan di atas adalah gambaran singkat mengenai pemeriksaan MCU. Kesimpulan mengenai kondisi kesehatan pasien secara holistik harus dilihat dari anamnesis (wawancara) dan pemeriksaan fisik oleh dokter, serta pemeriksaan penunjang yang saling menunjang dan tidak dapat dipisahkan satu per satu.
Yang perlu diingat, batas normal pemeriksaan laboratorium dapat berbeda, tergantung dari standar laboratorium Anda. Biasanya, dokter akan melihat apakah masih dalam batas normal, apakah kurang atau lebih dari batas normal, dan berapa banyak kekurangan atau kelebihannya tersebut. Bila kadar pemeriksaan Anda tidak berada dalam batasan normal, dokter MCU akan memberikan pengarahan seputar kelainan tersebut dan akan menunjuk dokter spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Untuk pemeriksaan rutin dipakai tinja sewaktu dan sebaiknya tinja diperiksa dalam keadaan segar karena bila dibiarkan mungkin sekali unsur unsur dalam tinja menjadi rusak.


2. Pemeriksaan feces kultur merupakan pemeriksaan feces melalui biakan



Pengambilan sampel feses 

Tujuan : mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan untuk  pemeriksaan feses rutine 
Waktu : pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal dan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik.
Alat-alat : -lidi kapas steril 
                    -pot tinja
Cara kerja :
 1. Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja tidak boleh boleh tercemar urine
 2. inntruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam pot tinja ( kira kira 5gram )
 3. tutup pot dengan rapat
 4. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen 




Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan feses :
Umumnya dilakukan di rumah/laboratorium (Bila di rumah, feses sebaiknya dibawa ke laboratorium, kurang dari 1 jam)

Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)

Posted by Ilmu Kebidanan
Menyiapkan Feses untuk Bahan Pemeriksaan
Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut yaitu pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan kultur (pembiakan)
  • Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri atas pemeriksaan warna, bau, konsistensi, lendir, darah dan lain-lain
  • Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan dengan cara toucher (lihat prosedur pengambilan feses melalui tangan)
Persiapan Alat danBahan :
  • Tempat penampung atau botol penampung beserta tutup
  • Etiket khusus
  • Dua batang lidi kapas sebagai alat untuk mengambil feses
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Anjurkan untuk buang air besar lalu ambil fases melalui lidi kapas yang telah dikeluarkan. Setelah selesai, anjurkan untuk membersihkan daerah sekitar anus.
  • Asupan bahan pemerikasaan kedalam botol yang telah disediakan
  • Catat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
  • Cuci tangan
Membantu Pasien Buang Air Besar dengan Pispot
Membantu pasien buang air besar dengan pispot di tempat tidur merupakan tindakan pada pasien yang tidak mempu buang air besar secara sendiri di kamar kecil. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Alas/ perlak
  • Pispot
  • Air bersih
  • Tisu
  • Sampiran apabila tempat pasien di bangsal umum
  • Sarung tangan
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Pasang sampiran kalau di bangsal umum
  • Gunakan sarung tangan
  • Pasang pengalas di bawah glutea
  • Tempatkan pispot di antara pengalas tepat dibawah glutea dengan posisi bagian lubang pispot tepat dibawah rektum
  • Setelah pispot tepat dibawah glutea, tanyakan pada pasien apakan sudah nyaman atau belum. Kalau belum, atur sesuai dengan kebutuhan
  • Anjurkan pasien untuk buang air besar pada pispot yang telah disediakan
  • Setelah selesai, siram dengan air bersih, kemudian keringkan dengan tisu
  • Catat tanggal, jam defekasi, dan karakteristiknya
  • Cuci tangan
Memberikan Huknah Rendah
Memberikan huknah rendah merupakan tindakan memasukkan cairan hangat kedalam kolon desenden dengan kanula rekti mealui anus. Tindakan tersebut bertujuan untuk mengosongkan usus pada proses pra bedah agar dapat mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai dampak dari pascaoperasi dan merangsang buang air besar bagi pasien yang mengalami kesulitan buang air besar.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Pengalas
  • Irigator lengkap dengan kanula rekti
  • Cairan hangat ± 700-1000 ml dengan suhu 40,5-43º C pada orang dewasa
  • Bengkok
  • Jelly
  • Pispot
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
  • Atur posisi sim miring ke kiri pada pasien
  • Pasang pengalas di bawah glutea
  • Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C) dan hubungakan dengan kanula rekti. Kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung kanula.
  • Gunakan sarung tangan dan asupan kanula kira-kita 15 cm ke dalam rektum kea rah kolon desenden sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan memegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur. Buka klemnya dan air dialirkan sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang air besar.
  • Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ke toile. Jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
  • Cuci tangan
  • Catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
Memberikan Huknah yang Tinggi
Memberikan huknah tinggi merupakan tindakan memasukkan cairan hangatkedalam kolon asenden dengan kanula usus. Hal tersebut dilakukan untuk pengosongan usus pada pasien pra bedah atau untuk prosedur diagnosik
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Pengalas
  • Irigator lengkap dengan kanula usus
  • Cairan hangat
  • Bengkok
  • Jelly
  • Pispot
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
  • Atur posisi sim miring ke kanan pada pasien
  • Gunakan sarung tangan
  • Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C) dan hubungkan dengan kanula usus. Kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung kanula.
  • Masukkan kanula kedalam rektum kea rah kolon asenden kira-kita 15-20  cm sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan memegang irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur. Buka klem sehingga air mengalir  pada rektum sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang air besar.
  • Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
  • Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
  • Cuci tangan
Memberikan Gliserin
Memberikan gliserin merupakan tindakan memasukkan cairan gliserin kedalam poros usus dengan spuit gliserin. Hal ini dilakukan untuk merangsang peristaltik usu, sehingga pasien dapat buang air besar (khususnya pada orang yang mengalami sembelit). Selain itu, tindakan ini juga dapat digunakan untuk persiapan operasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Spuit gliserin
  • Gliserin dalam tempatnya
  • Bengkok
  • Pengalas
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan. Apabila pasien sendiri, maka tutup pinti, dan bila pasien di ruang bangsal, maka gunakan sampiran.
  • Atur posisi pasien (miringkan ke kiri), dan berikan pengalas di bawah glutea serta buka pakaian bagian bawah pasien
  • Gunakan sarung tangan, kemudian spuit diisi gliserin ± 10-20 cc dan cek kehangatan cairan gliserin.
  • Masukkan gliserin perlahan-lahan ke dalam anus dengan tangan kiri mendorong peregangan daerah rektum, sedngkan tangan kanan memasukkan spuit ke dalam anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan ke depan. Anjurkan pasien napas dalam.
  • Setelah selesai, cabut dan masukkan ke dalambengkok. Anjurkan oasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot. Apabila pasien tidak mampu ke toilet, bersihkan dengan air hingga bersih lalu keringkan dengan tisu.
  • Pasang pispot atau anjurkan ke toilet
  • Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
  • Cuci tangan
- See more at: http://materikebidananumum.blogspot.co.id/2014/10/tindakan-mengatasi-masalah-eliminasi.html#sthash.1YfRHCGv.dpuf

Tindakan Mengatasi Masalah Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)

Posted by Ilmu Kebidanan
Menyiapkan Feses untuk Bahan Pemeriksaan
Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut yaitu pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan kultur (pembiakan)
  • Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri atas pemeriksaan warna, bau, konsistensi, lendir, darah dan lain-lain
  • Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan dengan cara toucher (lihat prosedur pengambilan feses melalui tangan)
Persiapan Alat danBahan :
  • Tempat penampung atau botol penampung beserta tutup
  • Etiket khusus
  • Dua batang lidi kapas sebagai alat untuk mengambil feses
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Anjurkan untuk buang air besar lalu ambil fases melalui lidi kapas yang telah dikeluarkan. Setelah selesai, anjurkan untuk membersihkan daerah sekitar anus.
  • Asupan bahan pemerikasaan kedalam botol yang telah disediakan
  • Catat nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
  • Cuci tangan
Membantu Pasien Buang Air Besar dengan Pispot
Membantu pasien buang air besar dengan pispot di tempat tidur merupakan tindakan pada pasien yang tidak mempu buang air besar secara sendiri di kamar kecil. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan eliminasi alvi.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Alas/ perlak
  • Pispot
  • Air bersih
  • Tisu
  • Sampiran apabila tempat pasien di bangsal umum
  • Sarung tangan
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Pasang sampiran kalau di bangsal umum
  • Gunakan sarung tangan
  • Pasang pengalas di bawah glutea
  • Tempatkan pispot di antara pengalas tepat dibawah glutea dengan posisi bagian lubang pispot tepat dibawah rektum
  • Setelah pispot tepat dibawah glutea, tanyakan pada pasien apakan sudah nyaman atau belum. Kalau belum, atur sesuai dengan kebutuhan
  • Anjurkan pasien untuk buang air besar pada pispot yang telah disediakan
  • Setelah selesai, siram dengan air bersih, kemudian keringkan dengan tisu
  • Catat tanggal, jam defekasi, dan karakteristiknya
  • Cuci tangan
Memberikan Huknah Rendah
Memberikan huknah rendah merupakan tindakan memasukkan cairan hangat kedalam kolon desenden dengan kanula rekti mealui anus. Tindakan tersebut bertujuan untuk mengosongkan usus pada proses pra bedah agar dapat mencegah terjadinya obstruksi makanan sebagai dampak dari pascaoperasi dan merangsang buang air besar bagi pasien yang mengalami kesulitan buang air besar.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Pengalas
  • Irigator lengkap dengan kanula rekti
  • Cairan hangat ± 700-1000 ml dengan suhu 40,5-43º C pada orang dewasa
  • Bengkok
  • Jelly
  • Pispot
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
  • Atur posisi sim miring ke kiri pada pasien
  • Pasang pengalas di bawah glutea
  • Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C) dan hubungakan dengan kanula rekti. Kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung kanula.
  • Gunakan sarung tangan dan asupan kanula kira-kita 15 cm ke dalam rektum kea rah kolon desenden sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan memegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur. Buka klemnya dan air dialirkan sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang air besar.
  • Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ke toile. Jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
  • Cuci tangan
  • Catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
Memberikan Huknah yang Tinggi
Memberikan huknah tinggi merupakan tindakan memasukkan cairan hangatkedalam kolon asenden dengan kanula usus. Hal tersebut dilakukan untuk pengosongan usus pada pasien pra bedah atau untuk prosedur diagnosik
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Pengalas
  • Irigator lengkap dengan kanula usus
  • Cairan hangat
  • Bengkok
  • Jelly
  • Pispot
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan dengan meletakakn sampiran apabila di bangsal umum atau menutup pinti apabila di ruang sendiri
  • Atur posisi sim miring ke kanan pada pasien
  • Gunakan sarung tangan
  • Irigator diisi cairan hangat sesuai dengan suhu badan (40,5-43º C) dan hubungkan dengan kanula usus. Kemudian cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung kanula.
  • Masukkan kanula kedalam rektum kea rah kolon asenden kira-kita 15-20  cm sambil pasien diminta untuk bernapas panjang dan memegang irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur. Buka klem sehingga air mengalir  pada rektum sampai pasien menunjukkan keinginan untuk buang air besar.
  • Anjurkan pasien untuk menahan sebentar bila mau buang air besar dan pasang pispot atau anjurkan ke toilet. Jika pasien tidak mampu mobilisasi jalan, bersihkan daerah di sekitar rektum hingga bersih.
  • Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
  • Cuci tangan
Memberikan Gliserin
Memberikan gliserin merupakan tindakan memasukkan cairan gliserin kedalam poros usus dengan spuit gliserin. Hal ini dilakukan untuk merangsang peristaltik usu, sehingga pasien dapat buang air besar (khususnya pada orang yang mengalami sembelit). Selain itu, tindakan ini juga dapat digunakan untuk persiapan operasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
  • Spuit gliserin
  • Gliserin dalam tempatnya
  • Bengkok
  • Pengalas
  • Sampiran
  • Sarung tangan
  • Tisu
Prosedur Kerja :
  • Cuci tangan
  • Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
  • Atur ruangan. Apabila pasien sendiri, maka tutup pinti, dan bila pasien di ruang bangsal, maka gunakan sampiran.
  • Atur posisi pasien (miringkan ke kiri), dan berikan pengalas di bawah glutea serta buka pakaian bagian bawah pasien
  • Gunakan sarung tangan, kemudian spuit diisi gliserin ± 10-20 cc dan cek kehangatan cairan gliserin.
  • Masukkan gliserin perlahan-lahan ke dalam anus dengan tangan kiri mendorong peregangan daerah rektum, sedngkan tangan kanan memasukkan spuit ke dalam anus sampai pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan ke depan. Anjurkan pasien napas dalam.
  • Setelah selesai, cabut dan masukkan ke dalambengkok. Anjurkan oasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan pasang pispot. Apabila pasien tidak mampu ke toilet, bersihkan dengan air hingga bersih lalu keringkan dengan tisu.
  • Pasang pispot atau anjurkan ke toilet
  • Buka sarung tangan, catat jumlah feses yang keluar, warna, konsistenti, dan respon pasien
  • Cuci tangan
- See more at: http://materikebidananumum.blogspot.co.id/2014/10/tindakan-mengatasi-masalah-eliminasi.html#sthash.1YfRHCGv.dpuf

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik