Entri Populer

Dampak Larang Anak Main dengan Kalimat 'Nanti Diculik Hantu'

Written By iqbal_editing on Senin, 27 Februari 2017 | 17.13

Jangan main keluar malam-malam, nanti diculik hantu'. Kalimat itu kerap jadi 'jurus' orang tua saat melarang anak bermain di malam hari. Saat ini dilakukan, apa dampaknya pada anak?

Menanggapi hal ini, psikolog anak dan keluarga dari Tiga Generasi Anna Surti Ariani MPsi., Psikolog atau akrab disapa Nina tak menampik jika melarang anak dengan trik seperti itu sudah akrab terjadi di sekitar. Namun, menurut Nina hal seperti itu secara tak disadari adalah bentuk menakut-nakuti, mengancam, bahkan membohongi anak.

"Kalau itu dilakukan, efeknya adalah mengurangi rasa percaya anak pada orang tuanya. Jadi sebenarnya kalau orangtua mau melakukan itu, dia mesti menyadari kalau setelah si anak tahu yang sebenarnya, bakal berkurang nih rasa percayanya pada saya," tutur Nina dalam perbincangan dengan detikHealth baru-baru ini.

Sehingga, jika Ayah dan Ibu tetap mau dipercaya oleh anak, Nina menyarankan untuk tidak melarang anak dengan membohongi, menakuti, atau mengancam. Sebaiknya, katakan saja apa yang akan terjadi kalau dia melakukan hal itu. Pastinya, katakan dengan sesuatu yang lebih jelas.


Misalnya saja, Ibu bisa berkata pada anak jika dia main di luar rumah setelah hari gelap, maka si ibu tidak bisa mencarinya. Lalu, katakan 'ibu akan kebingungan saat memanggil-manggil kamu. Nak, nak, kamu di mana ya.'

"Itu kan bahasa yang mudah dimengerti anak. Tapi dia tahu oh ibunya nyariin dia. Jadi daripada main di luar mending main di rumah, bisa main di suasana yang terang atau bisa main bayang-bayang di luar rumah tapi bareng sama ibu. Jadi jangan dibilang kalau main di luar ada wewe gombel misalnya," tambah Nina.

Selain itu, alasan lebih jelas lainnya yang bisa diberi tahu ke anak yaitu jika dia main di luar, ibu khawatir anak akan diculik. Sebab, ada orang-orang jahat yang mau bermain dengan anak kamu tapi sebetulnya dia tidak mengenal si anak.

"Bilang aja 'kalau kamu diculik kita nggak bisa ketemu lagi. Emang kamu senang kalau nggak bisa lagi ketemu sama ibu?'. Itu jadi kalimat yang mudah dipahami anak. Jadi kasih alasan yang jelas. Kalau begitu kan anak jadinya main di rumah, karena dia tetap ingin ketemu dengan orang tuanya," kata wanita yang juga praktik di Klinik Psikologi Terapan UI ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik