Memberi pujian sebagai bentuk apresiasi untuk anak memang penting. Tapi,
bukan berarti semua hal baik yang dilakukan anak mesti dipuji lho.
Seperti
dikatakan psikolog anak dari Tiga Generasi, Citra Annisa MPsi.,
Psikolog, orang tua juga mesti pilih-pilih saat memuji anak. Sebab,
ketika terlalu sering dipuji, anak bisa berpikir dia tak perlu lagi
berusaha terlalu keras. Sebab, ia sudah merasa apa yang dilakukannya
sudah bagus karena selalu dipuji.
"Makanya perlu kita lihat kalau
itu suatu hal yang baru dan butuh effort buat anak, kita beri pujian.
Tapi kalau itu sudah hal di keseharian yang biasa anak lakukan, masa
kita bilang keren terus ibaratnya," tutur Citra saat berbincang dengan
detikHealth di sela-sela 'Konsulteatime' baru-baru ini.
Citra
menekankan, pastikan orang tua memuji sesuatu yang baru pertama kali
dilakukan anak dan usahanya lebih keras. Dengan begitu, anak akan
mengulangi lagi dan berusaha melakukan hal itu dengan lebih baik.
Nah,
pada sesuatu yang sudah biasa dilakukan anak, boleh saja orang tua
memberi pujian, tapi biasa saja dan tak perlu berlebihan. "Misalkan dia
udah biasa nggambar nih. Pas kita ditunjukkin ya kita bilang wah keren
ya. Terus ada apa lagi. Gitu aja," ujar Citra.
Ketika anak
melakukan kekeliruan, jangan lupa beri ia arahan dan jangan dimarahi.
Sebab, ketika anak dimarahi saat melakukan kekeliruan, dia akan merasa
tidak mampu, tidak percaya diri, dan akhirnya tidak mau mengulangi
bahkan tidak mau mencoba melakukan hal itu lagi.
Lalu, saat anak
berimajinasi perlu bagi orang tua memastikan apakah anak sudah tahu
sesuatu yang benar. Contohnya, saat mewarnai pohon dengan daun warna
merah muda, pastikan anak sudah tahu belum jika sebenarnya pohon berdaun
hijau. Jika anak sudah tahu itu, biarkan ia berimajinasi.
Tapi,
ketika anak belum tahu yang sebenarnya, biarkan dulu ia berimajinasi
dengan pohon berdaun merah muda. Lalu, saat keluar rumah beri tahu anak
bahwa pohon berdaun hijau. Meskipun, ada pula pohon dengan daun warna
merah muda.
"Jadi jangan bilang itu salah karena ketika dikatakan
bahwa dia salah, dia akan cenderung stuck dengan konsep itu. Dia
cenderung terbatas, oke saya nggak boleh salah. Pohon mesti berdaun
hijau, padahal kan ada juga pohon dengan daun pink," pungkas Citra.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar