Entri Populer

to[s letola amal ,mulai memanipulasi kata ibu

Written By iqbal_editing on Sabtu, 11 Februari 2017 | 12.46

Saat Anak Mulai 'Manipulasi' Keadaan dengan Kalimat 'Kata Ibu...'

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 03/02/2017 18:07 WIB
Saat Anak Mulai Manipulasi Keadaan dengan Kalimat Kata Ibu...Foto: Thinkstock
Jakarta, Anak-anak bisa menyampaikan pendapatnya ketika ia dibelikan sesuatu. Misalnya, dengan mengucapkan 'Kata ibu aku nggak boleh makan cokelat yang itu'. Nah, ketika anak bicara seperti itu, apa benar si ibu melarangnya atau ia hanya berbohong ya?

Terkait kalimat 'Kata ibu...' yang diucapkan anak, menurut psikolog anak dan keluarga dari Tiga Generasi, Anna Surti Ariani MPsi., Psikolog, anak batita (di bawah usia tiga tahun) belum terlalu analitik. Dia biasanya hanya mengulangi suatu kebiasaan saja.

"Kalau misalnya ibunya bilang kalau mau minum teh di rumah aja, jangan yang beli di jalan. Maka itu yang akan dia ulangi ke orang lain. Sama kayak jangan jajan di luar nanti dimasakin ibunya aja, itu yang akan dia ulang," tutur wanita yang akrab disapa Nina ini saat berbincang dengan detikHealth.

Nah, pada anak yang sudah lebih besar, kemampuan analisis mereka sudah mulai terbentuk. Sehingga, anak bisa memilah, contohnya jika jajan di suatu tempat, dia mau-mau saja karena tempatnya bersih. Nina mengingatkan pada anak usia 4-5 tahun, barulah mereka sudah agak manipulatif.

Bagaimana maksudnya? "Dia bisa bilang kata ibu begini, harus yang ini. Padahal bukan. Itu dia ucapkan karena dia berharap dapat sesuatu yang itu," kata Nina.

Jadi, anak akan mengubah situasi sesuai dengan keinginan dia dan bisa saja dia mengatasnamakan orang lain, dalam hal ini si ibu. Padahal, belum tentu si ibu bicara seperti itu. Sehingga, Nina menyarankan orang tua juga orang dewasa di sekitar anak untuk lebih curiga karena bisa saja hal yang diungkapkan anak hanya kemauan dia.

Caranya, dengan menggali lebih dalam keterangan anak. Misalkan anak minta dibelikan popcorn oleh tantenya dan mengatakan ibunya hanya membolehkan dia makan popcorn rasa tertentu, maka tanyakan lagi kapan si ibu bicara seperti itu. Kemudian, gali juga dengan pertanyaan 'Kalau tante bisanya membelikan bukan popcorn yang itu bagaimana?'.

Bagaimana jika kita mengkroscek ke si ibu langsung di depan anak? Menurut Nina boleh saja. Asal, jangan sampai gunakan reaksi berlebihan seperti marah-marah. Sebab, jika mengeluarkan reaksi marah-marah ke anak, justru anak akan berpikir bagaimana cara membohongi kita supaya tidak ketahuan.

Dengan mengkroscek, ucapan anak sebelumnya bisa 'dipatahkan' dengan fakta yang ada dan itu menunjukkan bahwa kita sudah tahu jika anak berbohong.

"Ibaratnya kita udah tahu nih 'kartunya' dia. Itu juga membuat anak tahu bahwa nggak gampang lho ngibulin kita," tambah wanita yang juga praktik di Klinik Terapan Psikologi UI ini.

Selain itu, anak juga bisa diberi pertanyaan netral tetapi menawarkan solusi. Contohnya soal popcorn tadi, katakan pada anak jika memang ia ingin popcorn rasa tertentu, maka utarakan saja. Tapi, jika memang uangnya tidak cukup misalnya, maka anak bisa memilih rasa yang lain.

"Biasanya kemampuan berbohong itu mulai sekitar usia 5 tahunan. Itu sebetulnya kemampuan yang agak ditunggu. Tapi bukan berarti didiamkan. Perlu dikritisi supaya anak tahu kita nggak gampang dan nggak suka dibohongi, tapi kita juga beri kesempatan anak berpikir," pungkas pemilik akun twitter @AnnaSurtiNina ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik