Entri Populer

faktor yang meningkatkan resko anak terkena pneunomia

Written By iqbal_editing on Jumat, 10 Maret 2017 | 01.52

Pneumonia rentan terjadi pada balita. Jika tak segera ditangani, pneumonia bisa menyebabkan kematian. Nah, dalam keseharian, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko anak terkena pneumonia.

Diungkapkan dr Nastiti Kaswandani SpA(K), Ketua UKK Respirologi PP IDAI, kualitas udara yang buruk mempermudah kejadian pneumonia dan kematian akibat pneumonia. dr Nastiti menekankan kualitas udara yang buruk tidak hanya karena polusi di luar ruangan.

"Di dalam ruangan juga bisa. Yang paling jahat itu asap rokok. Diameter saluran napas bayi kan kecil ya. Nah, kita saja orang dewasa kalau mengisap asap rokok sesak, apalagi bayi," tutur dr Nastiti dalam Forum Ngobras 'Harapan Baru Eradikasi Pneumonia di Indonesia' di D'Lab, Menteng, Jakarta pusat, Jumat (10/3/2017).



Baik rokok konvensional ataupun elektrik dikatakan dr Nastiti sama-sama meningkatkan risiko anak terkena pneumonia. dr Nastiti menjelaskan paparan asap rokok juga polusi udara lainnya pada dasarnya bisa merusak kerja daya tahan tubuh di sal pernapasan sehingga menyebabkan kuman yang menyebabkan pneumonia akan lebih mudah masuk.

Faktor risiko lain yang meningkatkan risiko seorang anak terkena pneumonia adalah gizi buruk, imunisasi yang tidak lengkap, tinggal di area padat penduduk, dan tidak mendapatkan ASI eksklusif.

Hadir dalam kesempatan sama, Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI, Dr Wiendra Woworuntu MKes, mengatakan UNICEF menyebutkan di tahun 2015 hampir 6 juta kematian balita, 16 persennya disebabkan pneumonia.

Di Indonesia sendiri, setiap jam 2-3 balita meninggal karena pneumonia. Sementara, data Pusdatin tahun 2009 menunjukkan pneumonia termasuk 8 penyebab kejadian rawat inap dengan angka kematian 6,63 persen.

"Berdasarkan Riksesdas 2013, prevalensi pneumonia 4,5 persen dan insiden pneumonia 1,8 persen. Data SRS tahun 2014 menunjukkan 24 balita meninggal setiap jam, 4 di antaranya karena pneumonia," kata dr Wiendra.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik