Entri Populer

studi huengbungan olahrga teratur dan menghindari kanker

Written By iqbal_editing on Selasa, 21 Maret 2017 | 04.45

Sudah bukan rahasia lagi jika salah satu kunci agar terhindar dari penyakit seberat kanker adalah olahraga teratur. Tetapi kini ditemukan alasan lain mengapa olahraga bisa memiliki manfaat sebesar itu.

Peneliti dari University of California, Berkeley awalnya mengaku penasaran dengan alasan di balik penurunan risiko kanker karena berolahraga.

Mereka memfokuskan pengamatan pada onkogenesis atau proses yang dilalui sel-sel tubuh normal untuk kemudian menjadi sel-sel kanker. Dari studi ini kemudian ditemukan peranan laktat.

Laktat merupakan by-product atau produk sampingan dari tubuh yang dihasilkan dari pengolahan glukosa sebagai sumber energi saat berolahraga. Kemudian peneliti mendasarkan teorinya pada 'efek Warburg' di mana sel-sel kanker diketahui mengonsumsi lebih banyak glukosa dibanding sel-sel normal.

Artinya, ketika sel kanker muncul, tubuh akan menghasilkan lebih banyak laktat. Normalnya, laktat didaur ulang sebagai bahan bakar atau sumber energi tubuh, tetapi peneliti juga menemukan, ketika ada sel-sel kanker, proses daur ulang ini terhenti.

Karena tidak terolah, laktat tadi berubah menjadi bahan bakar bagi sel-sel kanker. Kedua, laktat membantu sel-sel kanker agar bisa menghindar dari 'skrining' sistem imun dan lolos dari pertahanan mereka.

Ketiga, laktat membantu menciptakan sebuah lingkungan yang bersifat asam di luar sel-sel kanker, sehingga memudahkan mereka menyebar ke bagian tubuh lain.


"Untuk itu, jika Anda ingin menghentikan laju pertumbuhan sel-sel kanker, jangan berhenti berolahraga karena ini sama artinya dengan berhenti mengolah laktat," simpul peneliti, Dr Inigo San Millan seperti dilaporkan Medical News Today.

Tak hanya jarang berolahraga, gaya hidup sedenter dikombinasikan dengan banyaknya konsumsi gula juga meningkatkan penumpukan laktat dalam tubuh, sehingga bisa memicu munculnya risiko kanker.

Kerusakan sistem daur ulang ini cenderung jarang terjadi pada atlet karena tubuh mereka terbiasa mengubah laktat menjadi bahan bakar penting bagi tubuh mereka.

Peneliti meyakini temuan ini dapat menginspirasi dunia medis agar meresepkan olahraga dan perubahan pola makan baru untuk pasien kanker.

"Alat diagnosis baru juga bisa dikembangkan untuk mengetahui apakah terjadi gangguan dalam proses daur ulang laktat di dalam tubuh atau tidak, untuk membantu dokter mengidentifikasi ada tidaknya sel kanker," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik