Entri Populer

aada drone khurus melakukan pertolongan pertama serangan jantung

Written By iqbal_editing on Selasa, 20 Juni 2017 | 02.45

Penggunaan drone untuk memotret atau mengambil video dari udara sudah biasa. Di Belanda, robot drone sedang diuji coba digunakan untuk menggantikan ambulans bagi pasien serangan jantung.

Penelitian mengungkap drone mampu mencapai pasien serangan jantung lebih cepat dari ambulans. Dalam ujicoba yang dilakukan pada 18 pasien serangan jantung, robot drone datang 17 menit lebih cepat daripada ambulans.

"Drone ini diluncurkan dari kantor pemadam kebakaran, dan hanya butuh waktu 5 menit untuk mencapai tujuan, jauh lebih cepat daripada ambulans yang menggunakan mobil," ungkap pencipta drone Alec Momont dari Delft Technical University, Belanda, dikutip dari AFP.


Drone khusus yang tengah dikembangkan di BelandaDrone khusus yang tengah dikembangkan di Belanda Foto: BAS CZERWINSKI/AFP/Getty Images

Baca juga: Tak Cuma Nyeri Dada, Ini Gejala Serangan Jantung yang Perlu Anda Tahu

Drone dengan warna kuning berbalut strip merah ini membawa alat pacu jantung atau defibrilator yang merupakan alat pertolongan pertama bagi pasien serangan jantung. Beratnya pun cukup ringan, hanya 4 kilogram, dan memiliki kecematan maksimal hingga 100 km/jam.

Meski begitu, adanya drone ini merupakan terobosan baru di dunia kesehatan. Semakin cepat pasien serangan jantung mendapat pertolongan pertama, semakin tinggi pula kemungkinannya terhindar dari risiko fatal dan kematian.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr Isman Firdaus, SpJP, MD, mengatakan gejala utama serangan jantung adalah rasa nyeri di dada disertai dengan munculnya banyak keringat atau keringat dingin. Rasa nyeri ini juga disertai dengan penjalaran seperti ke rahang, punggung, ulu hati, dada kiri atau ke pundak.

"Gejala tersebut di antaranya sakit dada atau dada terasa tidak nyaman dengan berbagai macam ungkapan. Misalnya rasanya seperti disayat, dada berat, dada seperti diikat, terbakar, ditusuk, atau sesak," ungkap dr Isman kepada detikHealth.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik