Entri Populer

aalasan cukupan pap smear rendah

Written By iqbal_editing on Senin, 12 Juni 2017 | 07.10

Pap smear adalah salah satu bentuk skrining atau pemeriksaan dini bagi kanker serviks. Sayangnya, data dari Kementerian Kesehatan menyebut cakupan pap smear masih rendah dan jauh dari target yang diharapkan.

Hingga tahun 2016, baru sekitar 1,5 juta perempuan dari target 37 juta perempuan usia 30-50 tahun yang melakukan skrining kanker serviks. Cakupan skrining tes inspeksi visual asam asetat (IVA) hanya 3,5 persen, sedangkan pap smear 7,5 persen.

Chynthia (28), seorang pegawai swasta, mengaku belum pernah melakukan pap smear meskipun sudah menikah 2 tahun dan memiliki anak. Alasannya sederhana, menurut penuturan beberapa rekannya yang sudah melakukan pap smear lebih dulu, ada rasa nyeri ketika pemeriksaan pap smear dilakukan.


"Sakit kan katanya temen-temen aku yang udah ngelakuin duluan. Kan diusap untuk diambil sampel sel di leher rahimnya, nah vaginanya katanya harus dibuka gitu, itu katanya sakit," ujar Chynthia kepada detikHealth.

Alasan berbeda dikatakan oleh Sari (31). Ia mengaku paham bahwa pemeriksaan pap smear penting, terutama bagi perempuan yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual. Namun menurutnya, ia tidak termasuk yang memiliki risiko tinggi karena tidak pernah berganti-ganti pasangan.



Dihubungi terpisah, dr Yassin Yanuar MIB, SpOG, MSc, dari RS Pondok Indah - Pondok Indah memang ada beberapa hambatan yang menyebabkan perempuan masih enggan melakukan kanker serviks. Hambatan utama adalah masih kurangnya pengetahun dan pemahaman soal kanker serviks itu sendiri.

"Kanker serviks sebenarnya kanker yang bisa dicegah. Maka dari itu pencegahan kanker serviks ini menjadi program prioritas dari semua dokter kandungan di Indonesia, kita support secara pelayanan klinis dan edukasi," tutur dr Yassin.

Ia juga tidak menampik bahwa pemeriksaan pap smear memang sedikit tidak nyaman. Namun ia menampik bahwa pemeriksaan pap smear dapat menyebabkan rasa sakit atau nyeri.


"Setting pemeriksaan yang tidak nyaman, karena mengharuskan duduk di kursi periksa, dengan posisi tidak nyaman, meskipun tidak sakit dan hanya sebentar," tambahnya lagi.

dr Yassing kembali menegaskan bahwa pemeriksaan dini atau skrining sangat penting dilakukan satu tahun sekali. Hal ini untuk mencegah terserang kanker serviks sebelum muncul. Karena menurutnya jika sudah positif terdiagnosis kanker serviks, peluang kesembuhan akan menurun, biaya yang dikeluarkan lebih besar hingga penyakit yang makin kompleks.

"Prinsipnya, lakukanlah deteksi dini setahun sekali, kalau punya akses ke pap smear, lakukan. Kalau tidak punya akses, maka melakukan IVA cukup," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik