Entri Populer

hubungan depresi dan peningkatkan angka kematian penderita kanker

Written By iqbal_editing on Kamis, 01 Juni 2017 | 05.55

Jangan abaikan gejala depresi yang Anda miliki, seperti mudah cemas dan mood yang sering turun. Sebab ini bisa berdampak pada risiko kanker Anda.

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Inggris mengungkap, orang dengan gejala depresi berpeluang lebih besar untuk meninggal dunia akibat kanker.

Peneliti dari University College London memastikan hal ini dengan mengamati lebih dari 160.000 pria dan wanita yang awalnya tidak mengidap kanker.

Setelah 10 tahun, 4.353 responden meninggal dunia karena kanker. Peneliti kemudian menemukan keterkaitan yang kuat antara masalah psikis dengan risiko kanker mereka. Mereka yang merasa paling tidak bahagia paling besar peluangnya untuk 'terbunuh' oleh kanker.

"Kami tidak mengatakan bahwa depresi meningkatkan peluang kematian akibat kanker. Namun hasilnya memperlihatkan tingkat kematian pada pasien yang stres secara konsisten jauh lebih tinggi daripada yang tidak," kata peneliti, David Batty seperti dilaporkan The Sun.


Namun peneliti menunjuk ada beberapa jenis kanker yang lebih rentan muncul pada mereka yang terserang depresi, di antaranya kanker usus, prostat, pankreas, esofagus atau kerongkongan dan leukemia atau kanker darah.

Peneliti mengungkap mereka yang depresi mengalami kenaikan risiko kanker usus sebesar 84 persen, prostat 142 persen, pankreas 176 persen, kerongkongan 159 persen dan leukemia hingga 286 persen.

Dalam sebuah acara bedah buku beberapa waktu lalu, dr Ang Peng Tiam dari Parkway Cancer Centre, Singapura menjelaskan, stres kronis maupun depresi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang salah satu fungsinya adalah melindungi tubuh dari serangan penyakit ringan hingga berat seperti kanker.

"Namun ketika sistem kekebalan tubuh melemah, sel kanker dapat tumbuh menjadi tumor ganas," paparnya seperti diberitakan detikHealth sebelumnya.

Begitu pula dengan risiko kekambuhan kanker. Menurut dr Ang, meski telah dinyatakan sembuh, stres yang dialami penyintas dapat memicu kanker untuk datang kembali. Emosi yang buruk, kata dr Ang, mampu mempercepat pertumbuhan atau penyebaran kanker, walaupun hubungan ini tidak terlihat secara konsisten dalam semua studi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik