Entri Populer

transplantasi jantung bisa diawetkan bisakah sampai ke indonesia

Written By iqbal_editing on Jumat, 23 Juni 2017 | 20.21

Jika di Negeri Kanguru transplantasi dengan menggunakan jantung yang diawetkan sudah berhasil dilakukan pada tiga orang pasien. Maka mungkinkah teknologi ini bisa dilakukan di Indonesia?

Menurut dr Isman Firdaus, SpJP-FIHA, perkembangan teknologi kedokteran apapun termasuk teknologi seperti ini sangat mudah untuk diterapkan di Indonesia. Alasannya, Indonesia mempunyai Pusat Jantung Nasional (PJN). Tapi bukan berarti menerapkan program ini menjadi semudah membalikkan telapak tangan.

"Yang sulit adalah program ini tidak bisa dimulai dari institusi PJN saja namun harus dari pemerintah. Sebagai gambaran, program donor jantung itu tidak ada di Indonesia. Jika ada donor maka jantung diambil dari donor yang meninggal seperti akibat kecelakaan atau tahanan hukuman mati atau lainnya, tidak bisa pada donor yang meninggal karena suatu penyakit yang berat," ungkap dr Isman kepada detikHealth.

Kesulitan lainnya adalah faktor pengambilan organ donor. dr Isman menyebutkan bahwa transplantasi jantung berbeda dengan transplantasi organ lain seperti ginjal atau kornea. Transplantasi jantung dilakukan pada donor yang baru saja meninggal, sedangkan transplantasi ginjal bisa pada orang hidup.

"Dan yang terpenting adalah legalitas dari segi norma, hukum, etika, inform consent, dan sisi agama yang memerlukan pembahasan yang cukup matang hingga tercipta program transplantasi jantung di Indonesia," ujar ahli jantung dari RS Jantung Harapan Kita tersebut, seperti ditulis pada Senin (27/10/2014).

Meskipun belum ada teknik transplantasi jantung, namun bukan berarti pengobatan jantung di Indonesia kalah. Di RS Jantung Harapan Kita misalnya, dr Isman menyebutkan bahwa terdapat program tatalaksana gagal jantung buatan (Left Ventricular Assist Device/LVAD) bagi pasien-pasien yang mengalami gagal jantung terminal.

Pendapat serupa disampaikan oleh Prof Dr dr Budhi Setianto, SpJP, FIHA dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Dihubungi terpisah oleh detikHealth, ia menyebutkan bahwa kemampuan dokter untuk melakukan prosedur transplantasi bisa dibilang cukup mumpuni. Namun, teknologi yang ada di Indonesia menurutnya belum cukup siap.

"Ahli bedah jantung sudah siap, tapi kan untuk prosedur ini tetap butuh ahli-ahli di bidang lainnya," papar Prof Budhi.

(ajg/up)

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik