Entri Populer

Agar si Kecil Lebih Aman dari Virus Berbahaya, Kurangi Cium-cium Bayi

Written By iqbal_editing on Senin, 17 Juli 2017 | 01.25

Di samping tokso dan rubella, infeksi TORCH lain yang tak boleh dikesampingkan adalah cytomegalovirus (CMV) dan herpes. Penyakit yang sama-sama tergolong dalam kelas virus herpes atau identik dengan penyakit kelamin ini ternyata juga bisa menular ke janin dan menimbulkan kecacatan.

Selama ini CMV sudah menyandang 'gelar' sebagai penyebab infeksi kongenital (bawaan lahir) yang paling sering terjadi di seluruh dunia. Secara umum, penularannya bisa melalui berbagai cara, seperti kontak langsung lewat urine, ludah, feses atau tinja, air mata, transfusi darah atau cangkok organ.

"Namun yang paling sering ditemukan adalah kontak langsung saat persalinan. Masalahnya gejalanya sering tidak kelihatan. Hanya saja terkadang ibu hamil yang terserang CMV biasanya mengeluh sering tengeng (pegal-pegal) dan meriang," papar Prof dr Sunartini Hapsara, Sp.A (K), Ph.D., dalam Seminar Sehari 'Yuk Kenali Ciri-ciri Gangguan TORCH pada Anak' di RS Akademik UGM Yogyakarta dan ditulis pada Rabu (2/4/2014).

Sedangkan untuk Herpes, Prof Sunartini mengatakan penularan biasanya terjadi pada ibu hamil yang mengidap herpes. "Dari vagina yang luka atau terinfeksi, virusnya naik dan masuk ke tubuh si janin. Bisa juga dengan kontak yang dilakukan si ibu dengan bayinya pasca persalinan. Gejalanya juga sering tak tampak," terangnya.

Untuk kelainan bawaan, CMV paling banyak menyebabkan gangguan pendengaran, di samping rubella (campak jerman). Kendati begitu secara umum kelainan bawaan dari CMV dan Herpes hampir sama dengan infeksi TORCH lainnya seperti katarak, kelainan jantung, kelainan neurologis, mikrosefali dan keterbelakangan mental.

Seorang pakar dari Prancis pun sepakat besarnya risiko kelainan bawaan akibat CMV ini bisa mencapai 80-90 persen.

Ngeri ya? Untuk itu agar tak terserang CMV dan herpes, apalagi sampai menular ke janin, para ibu disarankan untuk menghindari kontak langsung, terutama yang lewat cairan tubuh seperti air mata, ludah, urin dan ASI dan membiasakan cuci tangan.

"Salah satu yang terpenting, hindari kebiasaan menciumi bayi. Ibu-ibu mungkin menyelepekan hal ini karena gemes dengan anaknya tapi kebiasaan ini perlu diubah," tegas dokter spesialis saraf anak dari RSUP Dr Sardjito dan RS Akademik UGM Yogyakarta tersebut.

Wanita penderita herpes yang tengah mengandung juga perlu mendapat pengawasan lebih dari dokter. Mereka juga dilarang memakai alat makan, alat mandi dan handuk atau sapu tangan yang sama dengan bayi atau seluruh anggota keluarganya.

"Dan bila terdapat herpes genitalis pada saat persalinan dan ketuban belum pecah, persalinan sebaiknya dilakukan dengan cara operasi," sambung Prof Sunartini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik