Teeth-grinding atau menggemeretakkan gigi merupakan kebiasaan yang tidak
disadari oleh kebanyakan orang, bahkan cenderung disepelekan. Tetapi
jika Anda melihat anggota keluarga mengalaminya, ketahuilah bahwa ini
bisa menandakan sesuatu.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan
di Brazil, kebiasaan menggemeretakkan gigi pada remaja bisa jadi
pertanda bahwa yang bersangkutan mengalami bullying atau pundung di
sekolah.
Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 300 remaja
berusia 13-15 tahun. Hasilnya, mereka yang mengalami pundung secara
verbal berisiko empat kali lebih besar untuk menggemeretakkan giginya di
malam hari dibanding remaja lain yang tidak mengalaminya.
"Kami
tahu bahwa dampak kebiasaan ini seringkali tidak disadari orang, padahal
ini bisa jadi jendela penting dari kondisi pikiran seorang anak atau
remaja," tutur Dr Nigel Carter dari Oral Health Foundation Inggris,
menanggapi temuan ini.
Carter menambahkan, tidak menutup
kemungkinan ini juga kerap terjadi pada orang dewasa yang mengalami
stres atau gelisah akan suatu hal.
Secara
umum, kebiasaan menggemeretakkan gigi yang tidak tertangani juga dapat
memicu gangguan lain seperti gigi sensitif, gigi keropos atau retak,
gigi tanggal, serta nyeri pada rahang bahkan wajah.
"Karena pada
dasarnya ketika gigi digemeretakkan kekuatannya 40 kali melebihi ketika
gigi mengunyah. Saya lihat sendiri ada pasien yang giginya keropos
sampai ke gusi karena kebiasaan ini," tambah Carter seperti dilaporkan BBC.
Kondisi ini juga bisa disertai sakit kepala saat bangun tidur hingga gangguan tidur.
Untungnya,
kebiasaan ini dapat dihentikan dengan mudah oleh dokter gigi, yaitu
dengan memasang semacam plastik yang membuat 'pertemuan' gigi atas dan
gigi bawah menjadi terasa nyaman saat tidur, termasuk saat mengunyah.
Namun
Carter mengingatkan, perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok,
mengurangi minum alkohol, dan mengelola stres dikatakan dapat membantu
meredakan kondisi ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar