Entri Populer

Kenali, Anomali Gigi yang Bisa Terjadi pada Pasien Bibir Sumbing

Written By iqbal_editing on Kamis, 27 Juli 2017 | 22.47

Perawatan gigi tak bisa dikesampingkan pasca pasien bibir sumbing menjalani operasi. Apalagi, pada pasien bibir sumbing dan celah langit-langit, biasanya ada kondisi yang disebut anomali gigi.

Diungkapkan Dr drg Nia Ayu Ismaniati, MD.Sc, SpOrt(K), untuk penatalaksanaan gigi pada pasien bibir sumbing, terlebih dulu ditangani soft tissue, tepatnya di daerah bibir. Kemudian area langit-langit dan dilakukan bone drafting saat umur 9 tahun. Setelah itu, baru dilakukan perawatan orthodontik.

Nah, pada pasien bibir sumbing, anomali gigi yang terjadi di antaranya terdapat gigi lebih atau gigi yang hilang. Gigi hilang bisa terjadi ketika tidak terdapat benih gigi, atau benih tidak tumbuh. Sehingga, ruangan yang harusnya terisi gigi menjadi kosong. Selain itu, bisa pula benih gigi ikut rusak atau tidak terbentuk saat terjadi kegagalan fusi.


Dr drg Nia Ayu Ismaniati, MD.Sc, SpOrt(K)


Anomali atau kelainan gigi lain yang bisa terjadi yaitu gigi berukuran kecil. Atau, di sebelah gigi yang berukuran kecil tersebut terdapat gigi yang tumbuh bertumpuk. Pada gigi yang hilang, perlu dilakukan penggantian dengan pemasangan gigi palsu atau implan, jika ruangan di area tersebut memungkinkan untuk dipasang gigi palsu atau implan.

Baca juga: Pasien Bibir Sumbing Tak Dioperasi, Bisakah Rahangnya Tumbuh Normal?

"Atau pakai gigi lepasan atau pake bridge, semacam jembatan gitu, jadi giginya menyatu. Kalo bridge nggak memerlukan tulang gigi tapi tetap antara gigi ke gigi yang lain bisa menyatu. Sedangkan, pada gigi yang terlalu kecil bisa pakai crown atau dibesarkan jika diperlukan," kata drg Nia saat ditemui detikHealth di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, baru-baru ini.

Pada dasarnya, perawatan orthodontik dilakukan supaya gigi lebih harmonis. Dalam menangani pasien bibir sumbing, lanjut drg Nia, ada beberapa tahapan operasi. Saat bayi, akan dilakukan operasi untuk menutup celah bibir. Kemudian, dilanjutkan dengan operasi langit-langit dan bone drafting di usia 9 tahun.

Pada prosedur bone drafting, dipasang tulang sintetis dupaya gigi taring yang tidak keluar karena tidak bisa tumbuh, bisa keluar. Kemudian, bisa dilakukan perawatan orthodontik setelahnya. Namun, jika setelah itu ada masalah misalnya rahang terlalu maju, dikatakan drg Nia maka akan dilakukan bedah rahang setelah selesai masa pertumbuhan, biasanya sesudah pasien berusia 17 tahun.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik