Entri Populer

sikat gigi elektrik vs sikat gigi biasa

Written By iqbal_editing on Senin, 03 Juli 2017 | 17.57

Kesehatan gigi akan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara umum, oleh sebab itu kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting disamping kesehatan mulut kita. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menyikat gigi. Dengan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain menghindari terbentuknya lubang-lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi.

Saat ini sudah banyak jenis dan ragam sikat gigi yang dijual di pasaran, dari yang manual maupun elektrik. Sebetulnya, apa saja syarat sikat gigi yang bagus? “Yang terpenting adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat,” kata drg. Lita Rubini Dharmawan dari Kharinta Dental Clinic, Bintaro. Untuk bisa menjangkau daerah-daerah gigi bagian belakang, ukuran kepala sikat gigi yang ideal adalah 35 – 40 mm. “Bahkan, orang dewasa sebaiknya juga memakai sikat gigi anak, karena ukurannya yang kecil akan membantu menjangkau bagian gigi yang paling dalam,” lanjutnya

Bulu sikat sebaiknya dipilih yang lembut (soft). Bulu sikat sebaiknya juga diganti setiap bulan. Cuma, ada orang yang merasa kalau pakai bulu yang soft tidak mantap, tidak bersih. Padahal, itu cuma perasaan. “Yang penting adalah bagaimana cara menyikat giginya. Kalau cara menyikat giginya salah, hasilnya pun tak bakal maksimal,” lanjut Lita. Banyak sikat gigi yang dijual di pasaran tanpa merek dan memiliki bulu sikat yang sangat kasar. “Ini tidak bagus, karena bisa mengiritasi gusi,” kata Lita.
Baca juga :
1. Sikat Gigi Jari (Finger Toothbrush) 
2. Sikat Gigi untuk Gigi Berbehel >> Sikat Gigi behel

Sikat Gigi untuk "Memijat" Gusi

Sekarang, banyak jenis sikat gigi yang ditawarkan. Yang kini dicari adalah sikat gigi yang praktis dan nyaman, sekaligus cepat. Nah, salah satu yang menjadi pilihan adalah sikat gigi elektrik. Sikat gigi elektrik memang jauh lebih praktis dan lebih nyaman ketimbang sikat gigi yang manual. “Kelebihan lain dari sikat gigi elektrik adalah semua sudah diatur sedemikian rupa, sehingga tekanan saat menyikat gigi pun lebih terkontrol. Pasalnya, jika tekanannya terlalu kuat, motor malah akan berhenti,” jelas Lita. Bulu sikat gigi elektrik juga lebih awet. “Bisa tahan 3 bulan, baru diganti. Belum lagi teknologi yang semakin canggih, misalnya sekarang ada sikat gigi elektrik yang dilengkapi semprotan air untuk membersihkan sela-sela gigi.”

Pola bulu sikat gigi elektrik yang bergerak memutar juga menjadi kelebihan lain sikat gigi jenis ini. “Gerak memutar ini sekaligus berfungsi untuk me-massage gusi. Terkadang, sisa makanan masih menempel di sela-sela gigi. Nah, dengan gerakan memutar, sisa makanan di sela-sela gigi ini akan terangkat. Gerak memutar juga akan membantu mengontrol tekanan, supaya tidak terlalu kuat atau terlalu lemah,” paparnya.

Bukti bahwa sikat gigi elektrik sekarang makin digandrungi bisa dilihat pada orang Barat. “Hampir 70 persen orang Barat sudah pakai sikat gigi elektrik. Salah satunya adalah karena pola hidup mereka yang condong memilih hal-hal yang praktis dan cepat, selain tentu faktor kenyamanan. Waktu bagi mereka sangat berharga. Nah, dengan sikat gigi elektrik, acara menyikat gigi bisa dilakukan lebih cepat dan nyaman,”


Baguskah Sikat Gigi Elektrik untuk Anak-Anak?

Bagaimana dengan anak-anak? Bolehkah mereka menggunakan sikat gigi elektrik ini? “Sebaiknya tidak. Mereka sebaiknya tetap menggunakan sikat gigi konvensional untuk anak. Pasalnya, mereka ini kan belum punya self-control untuk mengatur sikat gigi elektrik. Selain malah sering dijadikan mainan, anak juga tidak mampu mengontrol gerak sikat gigi, sehingga malah berakibat fatal. Misalnya gusi teriritasi, sehingga terjadi perdarahan,” lanjut Lita.

Ya, anak memang belum bisa mengira-ngira seberapa kuat tekanan atau berapa lama ia harus menyikat gigi dengan sikat gigi elektrik, sehingga bukan gigi bersih yang dihasilkan, melainkan gusi malah luka. Kalaupun akan menggunakan sikat gigi elektrik, anak sebaiknya didampingi orangtua atau orang dewasa. “Anak sebaiknya memakai sikat gigi ini setelah berusia 8 tahun,” saran Lita.

Yang tak kalah penting, lanjut Lita, “Sejak dini anak sudah diajarkan untuk menyikat gigi. Orangtua atau orang dewasa di sekeliling anak sebaiknya menjadi model. Misalnya dengan menyikat gigi bersama-sama. Anak biasanya akan mengikuti apa yang dilakukan orang tua,” tukas Lita.
Baca juga : Memasang Implan Gigi

Sikat Gigi Biasa atau Sikat Gigi Elektrik?

Dari sisi kegunaan, sebetulnya sikat gigi elektrik dan sikat gigi manual sama saja. “Cuma masalah efisiensi waktu saja. Dengan sikat gigi elektrik, waktu untuk menggosok gigi akan menjadi lebih cepat. Yang penting cara menggosok giginya benar,” jelas Lita. Bedanya lagi, sikat gigi elektrik biasanya relatif lebih mahal.

Ada beberapa jenis sikat gigi elektrik, dari yang dijual lepasan sampai yang sekali pakai. Lita lebih menganjurkan memilih sikat gigi elektrik lepasan yang jauh lebih awet dan kualitasnya terjamin. “Memang, harganya sedikit lebih mahal, tetapi kualitasnya pasti jauh lebih bagus. Selain itu, juga lebih awet. Kalau bulunya rusak, tak perlu membuang semua, tapi cukup mengganti bulu sikatnya saja.” Sementara sikat gigi elektrik sekali pakai, “Kalau rusak harus membeli lagi, tak bisa mengganti bulunya saja. Bulu sikat yang sudah rusak tidak akan bekerja secara maksimal dan bisa mengiritasi gusi.”
Baca juga : Sikat Gigi untuk Bayi

Perbedaan lain hanya terletak pada bulu sikat dan motor. “Kalau yang lebih mahal, motornya biasanya lebih kuat. Tapi, secara umum, sama saja, kok,” lanjutnya.  Biasanya, masalah muncul pada mereka yang terbiasa memakai sikat gigi manual dan kemudian beralih ke sikat gigi elektrik. “Pasalnya, tekanan dan perputaran bulu pada sikat gigi elektrik sudah diatur sedemikian rupa, sementara pada sikat gigi manual, kan semau kita. Bahkan, terkadang kita menyikat gigi dengan sangat kuat. Kalau nggak kuat, rasanya nggak bersih.”

Akibatnya, untuk membiasakan pemakaian sikat gigi elektrik, dibutuhkan waktu yang cukup lama. “Mereka merasa masih kurang bersih.” Padahal, menyikat gigi tidak tergantung kuat-lemahnya tekanan, melainkan cara menggosok gigi. Meski menyikatnya pelan, tetapi kalau caranya benar, hasilnya tentu bisa maksimal. Tapi, sekalipun kuat, kalau caranya tidak benar, ya hasilnya nggak bakal maksimal.”

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik