Entri Populer

kkisah perjuangan anak penderita cerebral palsy

Written By iqbal_editing on Minggu, 13 Agustus 2017 | 18.14

Usia Zimaam sudah 20 bulan, namun sehari-hari bayi asal Cianjur ini hanya bisa berbaring. Zimaam mengidap cerebral palsy yang membuat tubuhnya terlalu lemah untuk bisa berguling, apalagi duduk.

"Lehernya terlalu lemah, jadi saat ini hanya bisa baring," kata Ririn Saprina, ibu Zimaam saat dihubungi detikHealth, Minggu (13/8/2017).

Ketika berusia 1,5 bulan, Zimaam mengalami demam dan kejang. Oleh Ririn, Zimaam dibawa ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) RSUD Cianjur. Pemeriksaan menunjukkan, Zimaam mengalami perdarahan intrakranial di otak.

Perdarahan tersebut menyebabkan Zimaam mengalami koma dan harus dioperasi. Ririn menuturkan, proses penyembuhan luka operasi tidak berjalan mulus. Zimaam mengalami infeksi, dan belakangan didiagnosis Cerebral Palsy Quadriphlegi Spastis.

Di usianya yang hampir 2 tahun saat ini, Zimaam mengalami hambatan pada perkembangan motorik. Sehari-hari ia hanya mampu berbaring, dan harus menjalani fisioterapi yang intensif di Bandung.


"Zimaam harus fisioterapi seminggu sekali. Saya ngekost di Bandung sekarang," kata Ririn yang berprofesi sebagai freelance designer tersebut.

Yang menjadi kekhawatiran Ririn, dokter tidak bisa memperkirakan berapa lama buah hatinya akan butuh fisioterapi. Dari cerita para orang tua dengan penyakit serupa, proses fisioterapi untuk anak dengan cerebral palsy bisa memakan waktu bertahun-tahun. Dokter hanya menjanjikan untuk terus memantau perkembangannya.

"Kalau Zimaam bisa duduk, maka ada harapan kelak dia bisa berjalan," pungkas Ririn yang akhirnya membuka penggalangan dana untuk menutup biaya pengobatan Zimaam sejak operasi hingga kelak selesai fisioterapi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik