Entri Populer

contoh pengalajman fisioterapi pasien patah kaki

Written By iqbal_editing on Sabtu, 24 September 2016 | 07.12

Pengalaman Fisioterapi untuk Mengatasi Masalah Kaku Sendi

Kaku sendi memang masalah yang lazim terjadi pada pasien patah kaki. Meskipun hanya tulangnya yang patah, namun ternyata karena pergerakan yang terbatas saat proses penyambungan tulang, membuat otot-otot di daerah kaki dan juga daerah pinggang bahkan sampai punggung menjadi kaku, terutama masalah sendi lutut yang kaku sehingga tidak bisa menekuk dengan sempurna.

Hal ini saya alami, setelah 1 tahun lebih saya merasakan otot-otot kaki begitu kaku, untuk menekuk sangat sult...paling hanya bisa 90 derajat. Saya takut tidak bisa menekuk dengan normal lagi. Terbayang oleh saya,, saya akan mengalami banyak kesulitan misalnya, sulit duduk di angkot (jok belakang), sulit ketika memakai toilet jongkok, tidak nyaman saat berjalan atau menuruni tangga, tidak bisa duduk bersila, dan tentunya tidak bisa duduk attahiyat ketika sholat. Saya bertanya pada dokter tetapi dokter tidak terlalu menyarankan untuk fisioterapi, padahal kekakuan otot saya ini sudah parah... Lalu saya mencari-cari informasi di internet. Ternyata memang benar pasien patah tulang seperti saya sangat memerlukan fisioterapi untuk memulihkan fungsi kaki seperti sedia kala. Karena itu saya putuskan untuk melakukan fisioterapi.

Awalnya orang tua kurang mendukung, karena beliau berpikir bahwa fisioterapi itu hanya untuk orang yang sudah tua saja, misalnya yang mengalami stroke, kejepit urat, rematik dll. Tapi saya berusaha meyakinkan orang tua saya bahwa untuk orang yang patah kaki pun perlu fisioterapi karena otot-otot dan sendi nya menjadi sangat kaku. Setelah mengobrol dan menimbulkan 'sedikit' perdebatan, alhamdulillah akhirnya orang tua mendukung saya.

Saat pertama kali datang ke rumah sakit di bagian Rehablitasi Medis, saya menceritakan kronologisnya, fisioterapisnya berkata bahwa sebenarnya saya terlambat datang, seharusnya fisioterapi dilakukan sedini mungkin, misalnya dari sebulan setelah operasi, sehingga otot dan sendinya tidak akan terlalu kaku seperti ini.
Lalu saya menanyakan kira-kira berapa lama sampai bisa menekuk sempurna lagi??
Kata fisioterapisnya, "Saya tdak bisa menentukan kapan persisnya, ini tergantung dari seringnya kamu berlatih. Yaa pokoknya kita berusaha saja..."
"Oohh iya pak, insyaAllah saya siap..."

Dan...
dimulailah terapi yang pertama pada hari itu...
Daerah paha saya dsinari oleh lampu dan juga beberapa titik pada kaki saya ditempeli alat untuk 'menyetrum',, alat setrum itu berguna untuk membantu merangsang dan melemaskan otot-otot. Awalnya saya merasa agak kaget oleh setruman itu, tapi lama-lama saya terbiasa. Tegangannya kecil jadi terasa seperti digigit semut. Lama penyetruman sekitar 20 menit.
Kemudian kaki saya diberi sebuah alat yang ujungnya hangat, fungsinya untuk melemaskan otot.
Setelah itu, kaki saya dipijit-pijit dan rasanya sakkkiiiiitttttt.......
otot-otot yang sangat kaku, ditekan sedikit saja terasa linu, jadi saat dipijit rasanya sakit sekali....
sungguh...saking sakitnya saya menangis dan menjerit-jerit... "Allahuakbar...Astaghfirullahaladziimm!!"
selain dipijit kaki saya juga ditekuk-tekuk dan rasanya juga sakit sekali...
Sesi terapi berlangsung selama 1 jam lebih.
Saat terapi, saya diberi tahu gerakan-gerakan apa saja yang harus saya latih di rumah, bagaimana posisi yang baik ketika duduk, tidur, berjalan. Di rumah saya juga harus sering mengompres dan memijit-mijit kaki saya dan juga latihan menekuk dengan pelan-pelan.

Fisioterapi dilakukan 2 kali seminggu, dan frekuensinya bisa dikurangi seiring progres yang terjadi.

Dengan mengikuti fisioterapi di rumah sakit, bukan berarti hanya mengandalkan itu saja, justru yang lebih penting adalah frekuensi latihan di rumah. Saya harus rajin mengompres, memijit-mijit kaki saya dan latihan beberapa gerakan.
Dan itu semua sungguh berat... saya harus menahan sakit, sakit yang sangat sakit, bahkan saya sering menangis saat latihan, saking sakitnya...

Pada awalnya saya diantar oleh orang tua, kemudian diantar ayah saja, lalu diantar ibu saya. Karena saya tidak mau terlalu merepotkan keluarga, akhirnya saya hanya diantar sampai terminal oleh ayah saya, setelah itu saya naik angkot,, sendirian,, dengan memakai tongkat...
Di rumah sakit saya berjalan sendirian, orang-orang sering memperhatikan saya karena saya berjalan dengan memakai tongkat. Terkadang ada rasa malu,, tapi lama-lama saya terbiasa dengan tatapan orang-orang. Pulangnya saya suka dijemput saudara saya yang tinggal di dekat rumah sakit, atau kadang dijemput oleh teman saya.

Semakin lama,, sedikit demi sedikit otot-otot di kaki saya semakin lentur dan kaku pada sendi lutut pun semakin berkurang.
Dan...Alhamdulillah...setelah kurang lebih 7 bulan... saya bisa menekuk dengan sempurna,, saya bisa sholat dengan gerakan yang sempurna...
Alhamdulillah...
Setelah perjuangan yang panjang dan melelahkan...

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik