Entri Populer

GOLDEN TIME SERANGAN JANTUNG

Written By iqbal_editing on Kamis, 22 September 2016 | 05.44

Berdasarkan pengamatan bahwa dalam kurun waktu 27 tahun, cakupan layanan jantung yang terdapat di rumah sakit di Indonesia hanya memenuhi kurang dari 10 persen jumlah pasien jantung yang ada dan hanya sekitar dua puluh ribuan pasien kelainan jantung di Indonesia yang dapat tertampung di rumah sakit setiap tahunnya.
Sementara sisanya kemungkinan meninggal dunia sebelum sempat memperoleh pelayanan, tidak mampu secara ekonomi atau berobat ke rumah sakit luar negeri bagi kalangan kelas menengah ke atas dimana menurut data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2012 tercatat bahwa biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 20 triliun. Penyakit jantung dan kanker, menjadi alasan utama masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri.
Sementara itu, menurut data HIMAPID tahun 2008, saat ini jumlah penderita hipertensi di Indonesia mencapai lebih dari 75 juta orang dimana setiap 4 orang dewasa memiliki 1 orang yang berisiko dengan penyakit jantung yang disebabkan hipertensi, dengan tingkat angka kematian 26,4 persen. Adapun penyakit Jantung Koroner sendiri menyandang predikat sebagai penyebab kematian dan kecacatan nomor satu di dunia. Menurut informasi dari http://www.inaheart.org, diketahui bahwa dari sekitar 237 juta penduduk Indonesia, termasuk bayi yang lahir mencapai sekitar 6,6 juta jiwa dan sebanyak 48,800 diantaranya adalah penyandang penyakit Jantung Bawaan.
Informasi diatas semakin diperkuat dengan adanya data dari SKRTN tahun 2010 tentang angka kematian akibat penyakit Jantung koroner yaitu sebesar 26 persen serta perhitungan World Health Organization (WHO) yang memperkirakan pada tahun 2020 mendatang, penyakit Jantung dan Kardioavskuler akan menyumbang sekitar 25 persen dari angka kematian di negara-negara berkembang setiap tahunnya.
Berdasarkan prediksi yang cukup memprihatinkan serta tingginya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri, pemerintah pun saat ini tak tinggal diam dan tengah gencar menggaungkan program Medical Tourism yang merangsang Rumah Sakit di Indonesia untuk berbenah dan meningkatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan setara dengan Rumah Sakit yang ada di luar negeri. Selain itu pemerintah pun berupaya untuk terus menambah kapasitas tempat tidur yang ada di Rumah Sakit, menurut data Departemen Kesehatan tahun 2008 pemerintah telah menyediakan sekitar 143 ribu tempat tidur di Rumah Sakit guna memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi penduduk Indonesia yang saat itu telah mencapai sekitar 226 juta jiwa yang rasanya jumlah itu masih sangat jauh dan kurang memadai dimana idealnya adalah 1 Bed : 500 penduduk.
Melihat data penderita penyakit Jantung yang begitu besar serta masih minimnya fasilitas kesehatan yang diperuntukkan khusus bagi penderita penyakit Jantung inilah yang kemudian mendasari sekelompok dokter Bedah Jantung, dokter Kardiologi dan dokter Anestesi Jantung bergabung untuk mendirikan Rumah Sakit Jantung Jakarta (Jakarta Heart Center) sebagai pelayanan jantung dan pembuluh darah terlengkap dan terpadu di area City of Healthcare, Matraman, Jakarta Timur.
Mengemban visi untuk menjadikan Rumah Sakit Jantung Jakarta (Jakarta Heart Center) sebagai solusi tepat dalam penangan kasus Jantung dan pembuluh darah bagi masyarakat Indonesia sekaligus memiliki idealisme untuk memberikan pelayanan jantung dan pembuluh darah yang profesional, ramah, lingkungan yang nyaman dan modern serta ditunjang dengan peralatan medis yang modern dan berbasis teknologi.
Kehadiran Rumah Sakit Jantung Jakarta yang berlokasi di jalan Matraman Raya, Jakarta Timur ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan melalui kemudahan akses pelayanan jantung bagi pasien dengan konsep kecepatan, ketepatan, keramahan, kelengkapan fasilitas dan harga yang terjangkau ini merupakan komitmen yang ingin ditonjolkan.
Hal tersebut ini seperti diutarakan oleh DR dr Jusuf Rachmat, SpBTKV, MARS, selaku dokter Spesialis Jantung dan Bedah Thoraks Kardiovaskular, Rumah Sakit Jantung Jakarta.
Ditambahkan DR. dr. Fathema Djan, SpBTKV selaku Komisaris Utama sekaligus Dokter Bedah Thoraks Kardiovaskular, Rumah Sakit Jantung Jakarta, bahwa pasien penyakit jantung adalah penyakit yang sangat mematikan dan memiliki masa kritis atau dikenal sebagai Golden Time sekitar 2 jam yaitu waktu yang sangat berharga untuk penanganan penderita penyakit Jantung dan bila terlewat masa itu maka pasien biasanya tidak dapat tertolong.
"Berdasarkan kritikal penanganan kasus-kasus pasien penyakit Jantung ini lah maka kami mendesain Rumah Sakit dengan arsitektur yang dapat mengakomodir kebutuhan serta membantu mempertahankan Golden Time pasien dimana penanganan pasien yang terkena serangan Jantung menjadi efektif, efisien dan tepat guna yaitu melalui konsep ’90 Minutes Door to Baloon’ yaitu pelayanan kegawatdaruratan yang dimiliki Rumah Sakit Jantung Jakarta dimana berbagai fasilitas kedokteran yang dibutuhkan seperti Cathlab, MSCT dan X-Ray terintegrasi pada ruang IGD yang berada di lantai 1 yang mudah di akses dari jalan raya Matraman," ujarnya panjang lebar.
Rumah Sakit Jantung Jakarta saat ini memiliki 2 (dua) kamar operasi, 2 (dua) ruangan Cathlab dan 1 (satu) Hybrid Cathlab Bi Plane.
Dari sisi bangunan, Rumah Sakit Jantung Jakarta yang berada dibawah managemen PT. Satya Dharma Kardia ini memiliki luas bangunan sebesar 10,000 m2 dengan 8 lantai dimana memiliki 74 kamar rawat inap yang terdiri dari 30 bed ekonomi (15 kamar dewasa dan 16 kamar anak), 10 bed VIP, 3 bed VVIP, 10 bed Cluster dan 8 bed ICU

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik