Entri Populer

gangguan pada kornea bagian 2

Written By iqbal_editing on Rabu, 12 Oktober 2016 | 07.41

Keratomalasia

Keratomalasia (Xeroftalmia, Keratitis Xerotik) adalah suatu keadaan dimana kornea menjadi kering dan keruh akibat kekurangan vitamin, A, protein dan kalori.

Keratomalasia biasanya menyerang kedua mata.

PENYEBAB
Keratomalasia biasanya terjadi akibat kekurangan vitamin A yang berat.
Vitamin A penting untuk fungsi penglihatan yang normal, juga untuk pertumbuhan tulang, kesehatan kulit dan melindungi selaput lendir pada saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran kemih.

Di negara-negara berkembang, kekurangan vitamin A dan keratomalasi merupakan penyebab utama dari kebutaan pada masa kanak-kanak.
Di negara-negara tersebut, kekurangan vitamin A seringkali terjadi sebagai akibat malnutrisi pada bayi dan anak-anak yang masih muda.

Di negara maju, kekurangan vitamin A dan keratomalasi terjadi akibat beberapa keadaan berikut yang berhubungan dengan proses penyerapan, penyimpanan ataupun pemindahan vitamin A, seperti:
# Penyakit seliak
# Kolitis ulserativa
# Fibrosis kistik
# Penyakit hati
# Pembedahan bypass pada usus.

GEJALA
Gejala awal berupa rabun senja (penglihatan berkurang pada keadaan gelap) dan mata yang kering (disebut xeroftalmia), diikuti oleh pembentukan kerutan, kekeruhan dan perlunakan kornea (disebut keratomalasia).

Pada kekurangan vitamin A yang berat, pada konjungtiva terlihat adanya endapan kering dan berbusa yang berwarna abu-keperakan (bintik Bitot).

Jika tidak diberikan pengobatan yang adekuat maka perlunakan kornea akan menyebabkan infeksi, perforasi serta perubahan jaringan yang bersifat degeneratif, sehingga akhinya terjadi kebutaan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Untuk mengatasi infeksi, bisa diberikan salep atau tetes mata antibiotik.

Untuk memperbaiki kekurangan vitamin A, diberikan tambahan vitamin per-oral (melalui mulut) dan untuk mengatasi malnutrisi dilakukan perbaikan gizi. 
 
 
 
 
 

Keratokonus

Keratokonus adalah perubahan bentuk (penipisan) kornea yang terjadi secara bertahap, sehingga bentuknya menyerupai kerucut.

Keratokonus mulai terjadi pada usia 10-20 tahun.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui.
Keratokonus lebih sering ditemukan pada pemakai lensa kontak dan penderita rabun dekat.

Penelitian menunjukkan bahwa keratokonus kemungkinan terjadi karena beberapa hal berikut: # Kelainan kornea bawaan
# Cedera mata (misalnya menggisik-gisik mata atau memakai lensa kontak yang keras selama bertahun-tahun)
# Penyakit mata tertentu (misalnya retinitis pigmentosa, retinopati, konjungtivitis vernal)
# Penyakit sistemik (misalnya amorosis kongenitalis Leber, sindroma Ehlers-Danlos, sindroma Down dan osteogenesis imperfekta).

GEJALA
Keratokonus terjadi jika bagian tengah kornea menipis dan secara bertahap menonjol ke arah luar sehingga bentuknya menyerupai kerucut.
Kelainan kelengkungan ini menyebabkan perubahan pada kekuatan pembiasan kornea. Sebagai akibatnya terjadi astigmata sedang sampai berat dan rabun dekat.

Keratokonus juga bisa menyebabkan pembengkakan dan pembentukan jaringan parut yang menghalangi penglihatan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kornea dengan slit lamp

Untuk mengetahui kelengkungan kornea bisa dilakukan topografi kornea.
Pada keratokonus stadium lanjut, penipisan kornea bisa diukur dengan pakimetri.

PENGOBATAN
Keratokonus biasanya menyerang kedua mata.
Pada awalnya, penderita bisa memperbaiki penglihatannya dengan menggunakan kaca mata. Tetapi sejalan dengan memburuknya astigmata, penderita harus menggunakan lensa kontak untuk mengurangi astigmata dan agar penglihatannya lebih baik.

Pada kebanyakan kasus, kornea akan kembali stabil beberapa tahun kemudian tanpa pernah menyebabkan gangguan penglihatan yang berat.
Tetapi pada sekitar 10-20% penderita, pada akhirnya kornea membentuk jaringan parut atau tidak dapat mentolerir lensa kontak.
Jika hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pencangkokan kornea.
 
 
 

Keratopati Bulosa (Pembengkakan Kornea)

Keratopati Bulosa adalah pembengkakan kornea yang paling sering terjadi pada usia lanjut.

Ada 2 macam keratopati bulosa:
# Keratopati Bulosa Afakik : jika lensa alami telah diangkat dan tidak diganti dengan lensa buatan
# Keratopati Bulos Pseudofakik: jika lensa alami telah diganti oleh lensa buatan.

PENYEBAB
Kesehatan kornea berhubungan erat dengan jumlah sel endotelial.
Sel endotelial adalah sel-sel yang terletak di kornea bagian belakang dan berfungsi memompa cairan dari kornea sehingga kornea relatif tetap kering dan bersih.

Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadi pengikisan sel-sel endotel yang terjadi secara bertahap.
Kecepatan hilangnya sel endotel ini berbeda pada setiap orang.

Setiap pembedahan mata (termasuk operasi katarak dengan atau tanpa pencangkokan lensa buatan), bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sel endotel.
Jika cukup banyak sel endotel yang hilang, maka kornea bisa membengkak.

Peradangan intraokuler (uveitis) dan trauma pada mata juga bisa menyebabkan hilangnya sel endotel sehingga meningkatkan resiko terjadinya keratopati bulosa.

GEJALA
Penglihatan penderita menjadi kabur, yang paling buruk dirasakan pada pagi hari tetapi akan membaik pada siang hari.

Ketika tidur kedua mata terpejam sehingga cairan tertimbun di bawah kelopak mata dan kornea menjadi lebih basah. Jika mata dibuka, cairan berlebihan ini akan menguap bersamaan dengan air mata.

Pada stadium lanjut akan terbentuk lepuhan berisi cairan (bula) pada permukaan kornea.
Jika bula ini pecah, akan timbul nyeri yang hebat dan hal ini meningkatkan resiko terjadinya infeksi kornea (ulserasi).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Dengan slit lampbisa diketahui adanya lepuhan, pembengkakan dan pembuluh darah di dalam stroma.

Untuk menghitung jumlah sel endotel bisa dilakukan pemeriksaan mikroskopi spekuler.

PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah mengurangi pembengkakan kornea.
Karena itu diteteskan larutan garam (natrium klorida 5%) untuk membantu menarik cairan dari kornea.

Jika tekanan di dalam mata meningkat, diberikan obat glaukoma untuk mengurangi tekanan yang juga berfungsi meminimalkan pembengkakan kornea.

Jika bula pecah, diberikan obat anti peradangan, larutan natrium klorida 5%, salep/tetes mata antibiotik, zat pelebar pupil dan lensa kontak yang diperban; guna membantu penyembuhan permukaan mata dan mengurangi nyeri.

Jika penyakitnya berat dan tidak dapat diatasi dengan tindakan di atas, mungkin perlu dipertimbangkan untuk menjalani pencangkokan kornea.
 
   

Infeksi Herpes Simpleks Pada Kornea

Infeksi Herpes Simpleks Pada Kornea adalah infeksi pada kornea yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

Infeksi herpes pada kornea merupakan infeksi virus yang berulang. Penelitian menunjukkan bahwa sampai 50% penderita mengalami kekambuhan.
Infeksi ulangan ini bisa terjadi beberapa minggu atau bahkan beberapa tahun setelah infeksi pertama.

PENYEBAB
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.

GEJALA
Pada stadium awal, infeksi ini menyerupai infeksi bakteri yang ringan karena gejala yang timbul bersifat ringan (mata terasa nyeri, berair, merah dan peka terhadap cahaya).
Pembengkakan kornea menyebabkan penglihatan kabur.

Infeksi seringkali hanya menyebabkan perubahan yang ringan pada kornea dan akan menghilang dengan sendirinya.
Kadang virus menembus lebih dalam dan menghancurkan permukaan kornea.

Infeksi ulang bisa menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada permukaan kornea.
Jika penderita sampai mengalami infeksi yang berulang-ulang, bisa terjadi ulserasi (pembentukan luka terbuka), pembentukan jaringan parut yang bersifat menetap serta hilang rasa ketika mata disentuh.

Virus herpes simpleks juga bisa menyebabkan peningkatan pertumbuhan pembuluh darah, gangguan penglihatan atau kebutaan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Diberikan obat anti-virus seperti trifluridin, vidarabin atau idoxuridine; biasanya dalam bentuk salep atau larutan pencuci mata.

Untuk membantu mempercepat penyembuhan, kadang dokter spesialis mata menggunakan kapas untuk mengangkat sel-sel yang mati dan rusak dari permukaan kornea. 
 
 
 

Infeksi Herpes Zoster Pada Kornea

Infeksi Herpes Zoster Pada Kornea adalah infeksi pada kornea yang disebabkan oleh herpes zoster.

PENYEBAB
Virus herpes zoster.

Herpes zoster adalah virus yang tumbuh di dalam saraf dan bisa menyebar ke kulit, menyebabkan shingle (herpes zoster).
Keadaan ini sebetulnya bukan merupakan ancaman bagi mata. Tetapi jika saraf oftalmikus (cabang dari saraf trigeminalis terinfeksi, maka infeksi akan lebih mudah menyebar ke mata.

GEJALA
Infeksi menyebabkan nyeri, kemerahan dan pembengkakan kelopak mata.
Kornea yang terinfeksi juga dapat membengkak dan mengalami kerusakan yang berat.

Terjadi peradangan struktur di belakang kornea (uveitis) dan peningkatan tekanan di dalam bola mata (glaukoma).

Komplikasi yang sering terjadi adalah berkurangnya rasa jika kornea disentuh dan glaukoma permanen.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

PENGOBATAN
Jika herpes zoster menginfeksi wajah dan membahayakan mata, maka untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi pada mata, seringkali diberikan asiklovir per-oral (melalui mulut) selama 7 hari.
Bisa juga diberikan tetes mata corticosteroid.

Tetes mata atropin seringkali digunakan untuk menjaga agar pupil tetap lebar dan membantu mempertahankan tekanan di dalam mata. 
 
 

Keratokonjungtivitis Sikka

Keratokonjungtivitis Sikka adalah kekeringan pada kedua mata yang berlangsung lama akibat menurunnya fungsi kelenjar air mata, yang menyebabkan dehidrasi pada konjungtiva dan kornea.

PENYEBAB
Mata yang kering bisa merupakan gejala adari beberapa penyakit, seperti:
# Artritis rematoid
# Lupus eritematosus sistemik
# Sindroma Sj?gren.
Mata yang kering paling sering terjadi pada wanita dewasa.

GEJALA
Berkurangnya pembentukan air mata atau penguapan air mata bisa menyebabkan iritasi mata dan menimbulkan perasaan mata seperti terbakar.
Kerusakan yang tersebar di permukaan mata akan menambah rasa tidak nyaman dan kepekaan terhadap cahaya (fotofobia).

Pada stadium lanjut, permukaan mata bisa menebal dan membentuk jaringan parut serta ulkus (luka terbuka). Pertumbuhan pembuluh darah juga meningkat.
Jika jaringan parut terbentuk di kornea maka bisa terjadi gangguan penglihatan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Untuk mengetahui derajat kelembaban yang membasahi mata bisa dilakukan tes Schirmer (menempelkan kertas saring di ujung kelopak mata).
Untuk mengetahui beratnya kerusakan mata yang terjadi dilakukan pemeriksaan mata dengan menggunakan slit lamp.

PENGOBATAN
Untuk mengatasi kekeringan pada mata, setiap beberapa jam diteteskan air mata buatan.
Air mata buatan adalah tetes mata yang mengandung zat yang merangsang air mata yang asli.

Pembedahan dilakukan untuk menyumbat pengaliran air mata ke hidung sehingga lebih banyak air mata yang digunakan untuk membasahi mata.

Jika kekeringan mata sangat hebat, bisa dilakukan penjahitan sebagian kelopak mata guna mengurangi penguapan air mata. 
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik