Entri Populer

diet penderita gangguan lambung

Written By iqbal_editing on Rabu, 21 Desember 2016 | 20.44

Gizi Gangguan Traktus Gastrointestinal
     Gizi dipengaruhi oleh intake makanan sehari-hari dan komposisi makanan itu sendiri. Adanya gangguan GIT akan menyebabkan gangguan pada pencernaan dan penyerapan nutrisi. Akibatnya adalah  penurunan status gizi. Akibat dari gangguan GIT terhadap status gizi seseorang dipengaruhi oleh:
  • Cara pemberian makanan
  • Tempat gangguannya
  • Asal
  • Luasnya penyakit
Tujuan terapi diet untuk penderita gangguan GIT adalah :
  • Mengistirahatkan organ dimaksukan untuk memberikan kesempatan bagi GIT untuk
Sembuh.
  • Mencegah progresivitas (mencegah penyakit semakin berlanjut) dengan
mengoreksi efek apa yang terjadi. Disesuaikan dengan makanan yang cocok.
  • Mencegah kekambuhan
2.4 Diet Gangguan Traktus Gastrointestinal
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis-melena, kondisi saluran cerna pasca bedah dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematemesis-melena, ulkus peptikum, Gastroesophageal Reflux Diseasa (GERD) Sindroma Dumping, Divertikulosis, Inflammatory Bowel Disease (IBD), hemoroid, diare dan konstipasi.
. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam dua kelompok yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna bawah.
1.    Diet Saluran Cerna Atas
Diet Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pascastoke dan adanya massa atau tomor yang menetupi saluran cerna.
Tujuan diet disfagia adalah :
(1)      Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan.
(2)      Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
Syarat-syarat diet disfagia adalah:
(1)      Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya.
(2)      Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan.
(3)      Cukup cairan.
(4)      Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan,. Diberikan secara bertahap,dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring dan makanan lunak.
(5)      Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.
(6)      Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde.
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esofagus dan pascastoke. Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa, makanan diberikan dalam bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan diberikan dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.
Diet Pasca-Hematemesis-Melena
Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan diet pasca-hematomesis-melena adalah:
(1)      Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan tulang dan mencegah aspirai.
(2)      Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Diet pasca-hematemesis-melena diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pasca perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja.
Diet Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis. Ulkus peptikulum, pasca-operasi lambung sering diikuti dengan “Dumping Sindrom” dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan atau makanan terlalu cepat karena kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dispepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang.
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan tidak memberatkan lambu dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi aasam lambung yang berlebihan.
Syarat-syarat diet penyakit lambung adalah:
(1)      Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.
(2)      Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
(3)      Lemak rendah, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
(4)      Rendah serat, terutama serat tidak larut ait yang ditingkatkan secara bertahap.
(5)      Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
(6)      Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).
(7)      Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak.
(8)      Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
(9)      Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum, tifus abdomenalis dan pasca bedah saluran cerna atas.
  • Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca pendarahan dan tifus abdomenalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari diet pasca-hematemesis-melena atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat gizi, tiamin dan vitamin C.
  • Diet lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan
Berat (g)
Ukuran
Beras 90 31/2 gls bubur
Roti 40 2 iris
Maizena 20 4 sdm
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 100 Btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Sayuran 250 21/2 gls
Buah 200 2 sdg ptg pepaya
Margarin 35 31/2 sdm
Gula pasir 65 61/2 sdm
Susu 300 11/2 gls
 Nilai Gizi
Energi 1942 kkal Besi 28,5 mg
Protein 75 g Vitamin A 15369 RE
Lemak 79 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 241 g Vitamin C 205 mg
Kalsium 817 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi
Pukul 10.00
Beras 30 g = 11/2  gls bubur Maizena 20 g = 4 sdm
Telur ayam 50 g = 1 btr Gula pasir 25 gr = 21/2sdm
Sayuran 50 g = 1/ 2gls Susu 100 g =1 /2 gls
Gula pasir 1 sdm

Margarin 1/ sdm

Siang
Pukul 16.00
Beras 30 g = 11 / 2 gls bubur Roti 40 g = 2 iris
Daging 50 g = 1 ptg sdg Margarin 10 g = 1 sdm
Tempe 50 g = 2 ptg sdg Telur 50 g = 1 btr
Sayuran 100 g = 1 gls Gula pasir 10 g = 1 sdm
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg

Gula pasir 10 g = 1 sdm

Margarin 10 g = 1 sdm

Malam
Pukul 20.00
Beras 30 g = 11/2 gls bubur Susu 200 g = 1 gls
Daging 50 g = 1 ptg sdg Gula pasir 10 g = 1 sdm
Tempe 50 g = 2 ptg sdg

Sayuran 100 g = 1 gls

Pepaya 100 g = 1 ptg sdg

Margarin 10 g = 1 sdm






 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras dibubur atau ditim ; kentang dipure ; makaroni direbus ; roti dipanggang ; biskuit ; krekers ; mie, bihun, tepung-tepungan dibuat bubur atau puding. Beras keta,  beras tumbuk, roti whole wheat, jagung ; ubui, singkong,  tales ; cake, dodol dan berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak tinggi.
Sumber protein hewani Daging sapi empuk, hati,  ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, dipanggang ; telur ayam direbus, didadar, ditim,  diceplok air dan dicampur dalam makanan ; susu. Daging, ikan, ayam yang diawet, digoreng ; daging babi ; telur diceplok atau digoreng.
Sumber protein nabati Tahu, tempe, direbus, ditim, ditumis ; kacang hijau direbus  dan dihaluskan. Tahu, tempe digoreng ; kacang tanah ; kacang merah ; kacang tolo.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas ketika dimasak : bayam, bit, labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus dan ditumis. Sayuran mentah ; sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi dan asparagus.
Buah-buahan Pepaya ; pisang ; jeruk manis ; sari buah ; pir dan peach dalam kaleng. Buah yang tinggi serat dan atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas, apel, durian, nangka; buah yang dikeringkan.
Lemak Margarin dan mentega ; minyak untuk menumis dan santan encer. Lemak hewan, santan kental.
Minuman Sirup, teh. Minuman yang mengandungsoda dan alkohol, kopi, ice cream.
Bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, salam dan sereh. Lombok, bawang, merica, cuka dan sebagainya yang tajam.
  • Diet Lambung III
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung II pada pasien dengan ulkus peptikulum, gastritis kronik atau tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk lunak atau biasa tergantung pada toleransi pasien.
Bahan Makanan Sehari
Bahan Makanan
Berat
Ukuran
Beras 200 4 gls tim
Maizena 15 3 sdt
Biskuit 20 2 buah
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Ssayuran 250 21 / 2 gls
Buah 200 2 ptg sdg pepaya
Minyak 25 21/2 sdm
Gula pasir 40 4 sdm
Susu 200 1 gls
Nilai Gizi
Energi 2054 kkal Besi 26 mg
Protein 70 g Vitamin A 29103  RE
Lemak 69 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 290 g Vitamin C 204 mg
Kalsium 653 mg
 
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi
Pukul 10.00
Beras 50 g = 1 gls tim Maizena 15 g = 3 sdm
Telur ayam 50 g = 1 btr Gula pasir 20 g = 2 sdm
Sayuran 50 g =1 /2 gls

Gula pasir 10 g = 1 sdm

Minyak 5 g = 1 /2  sdm

Siang dan Malam
Pukul 16.00
Beras 75 g = 11 / 2 gls tim Biskuit 20 g = 2 bln
Daging 50 g = 1 ptg sdg Susu 200 g = 1 gls
Tempe 50 g = 2 ptg sdg Gula pasir 10 g = 1 sdm
Sayuran 100 g =m1 gls

Pepaya 100 g = 1 ptg sdg

Minyak 10 g = 1 sdm






0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik