Entri Populer

TUKAK LAMBUNG

Written By iqbal_editing on Selasa, 06 Desember 2016 | 05.56

Tukak lambung adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung. Luka ini juga berpotensi muncul pada dinding bagian pertama usus kecil (duodenum) serta kerongkongan (esofagus).
Penyakit ini dapat menyerang semua orang pada segala umur. Meski begitu, lansia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
alodokter-tukak-lambung

Gejala-gejala Tukak Lambung

Gejala utama yang akan Anda rasakan jika mengalami tukak lambung adalah nyeri atau perih pada perut. Rasa sakit tersebut muncul karena terjadinya iritasi akibat asam lambung yang membasahi luka. Gejala ini biasanya berupa rasa nyeri yang:
  • Menyebar ke leher, pusar, hingga punggung.
  • Muncul pada malam hari.
  • Terasa makin parah saat perut kosong.
  • Umumnya berkurang untuk sementara jika Anda makan atau mengonsumsi obat penurun asam lambung.
  • Hilang lalu kambuh beberapa hari atau minggu kemudian.
Di samping nyeri pada perut, ada beberapa gejala lain yang mungkin Anda alami, di antaranya nyeri ulu hati, tidak nafsu makan, mual, serta gangguan pencernaan.Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, periksakan diri Anda ke dokter. Meski demikian, tukak lambung terkadang tidak menyebabkan gejala apa pun sampai akhirnya terjadi komplikasi.
Oleh sebab itu, Anda sebaiknya waspada dan segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan darurat jika mengalami muntah darah, tinja dengan darah atau berwarna hitam, serta sakit perut menusuk yang muncul tiba-tiba dan terus bertambah parah. Gejala-gejala tersebut mengindikasikan terjadinya pendarahan pada lambung.

Penyebab Tukak Lambung

Dinding lambung biasanya dilapisi selaput yang melindunginya dari asam lambung. Peningkatan kadar asam lambung atau penipisan selaput pelindung lambung berpotensi memicu munculnya tukak lambung.Penyebab umum yang dapat menurunkan perlindungan dinding lambung terhadap asam lambung meliputi infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non-steroid. Ibuprofen, aspirin, atau diclofenac adalah beberapa contoh obat anti inflamasi non-steroid yang sering digunakan.
Infeksi akibat bakteri H. pylori termasuk kondisi yang umum dan sering kali tidak disadari penderitanya. Sementara konsumsi obat anti inflamasi non-steroid yang sering atau berkepanjangan akan meningkatkan risiko tukak lambung, terutama bagi lansia.
Di samping bakteri dan obat, merokok dan konsumsi minuman keras juga dapat meningkatkan risiko tukak lambung. Rokok akan meningkatkan risiko tukak lambung pada orang yang sudah terinfeksi H. pylori. Kandungan alkohol dalam minuman keras juga dapat menipiskan selaput pelindung dinding lambung, sekaligus meningkatkan kadar asam lambung.
Banyak yang menganggap makanan pedas atau kondisi stres sebagai penyebab tukak lambung. Anggapan ini tidak benar. Makanan dan stres tidak menyebabkan tukak lambung, tapi dapat memperparah gejalanya.

Diagnosis Tukak Lambung

Pada tahap awal diagnosis, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dialami. Jika diduga mengidap tukak lambung, Anda akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan yang lebih mendetail. Pemeriksaan lanjutan tersebut meliputi endoskopi dan tes untuk memastikan ada atau tidak adanya bakteri H. pylori.Jika dokter menduga tukak lambung muncul akibat bakteri dan pasien tidak pernah mengonsumsi obat anti inflamasi non-steroid, pemeriksaan bakteri kemungkinan akan dilakukan melalui tes darah, tes sampel tinja, atau tes pernapasan.
Endoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera ke dalam lambung. Proses ini akan membantu dokter memeriksa dan memastikan keberadaaan luka pada dinding lambung secara langsung.
Pengambilan sampel jaringan juga mungkin sekaligus dilakukan dalam endoskopi. Sampel tersebut kemudian akan diuji guna mendeteksi keberadaan H. pylori.

Pengobatan Tukak Lambung

Langkah pengobatan untuk tiap pasien tentu tidak sama. Dokter menentukannya berdasarkan pada penyebab tukak lambung yang dialami pasien. Beberapa jenis obat yang umumnya akan digunakan untuk menangani tukak lambung meliputi:
  • Antibiotik. Tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori akan ditangani dengan kombinasi dari beberapa antibiotik. Amoxicillin, metronidazole dan clarithromycin adalah contoh antibiotik yang biasanya diresepkan oleh dokter.
  • Penghambat pompa proton. Jika Anda mengidap tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, dokter akan menyarankan penggunaan penghambat pompa proton. Obat ini akan mengurangi kadar asam lambung dengan menghalangi kinerja sel-sel yang memproduksi asam lambung. Lansoprazole adalah jenis penghambat pompa proton yang sering digunakan.
  • Obat penghambat reseptor H2. Fungsi obat ini sama dengan penghambat pompa proton, yaitu menurunkan kadar asam lambung.
  • Antasida dan alginat. Antasida akan menetralisasi asam lambung untuk waktu singkat, sedangkan alginat akan melindungi dinding lambung. Karena itu, kedua obat ini diberikan untuk mengurangi rasa nyeri secara cepat sebelum obat-obatan lainnya mulai bekerja. Tetapi jika Anda menggunakan penghambat pompa proton atau ranitidin, Anda sebaiknya menunggu 1-2 jam sebelum mengonsumsi antasida dan alginat. Buah pisang juga dapat dikonsumsi sebagai alternatif jika Anda enggan menggunakan kedua obat ini.
Menangani penyebab tukak lambung dengan seksama akan menyembuhkan luka yang muncul sekaligus mencegah kekambuhannya. Untuk membantu proses penyembuhan serta menghindari gejala tukak lambung yang makin parah, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan. Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:
  • Membatasi konsumsi minuman keras. Kandungan alkoholnya dapat menyebabkan iritasi pada bagian lambung yang mengalami peradangan.
  • Berhenti merokok. Rokok dapat menghambat penyembuhan sekaligus meningkatkan risiko tukak lambung.
  • Mengurangi konsumsi teh dan kopi karena keduanya dapat meningkatkan kadar asam lambung.
  • Mengonsumsi produk berbahan dasar susu, seperti keju. Para pakar menduga bahwa susu dapat melindungi lambung dan menetralisasi dampak asam lambung.
  • Menghindari konsumsi makanan pedas atau berlemak.
  • Makan dengan porsi kecil, tapi lebih sering. Langkah ini berguna untuk menurunkan penumpukan asam lambung.
  • Miliki berat badan yang sehat dan ideal.
Bagi pasien tukak lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non-steroid, sebaiknya menghindari atau mewaspadai penggunaan obat ini di kemudian hari. Jika kondisi kesehatan Anda menuntut Anda untuk tetap menggunakannya, diskusikanlah metode penerapan terbaik dengan dokter agar terhindari dari risiko tukak lambung.

Komplikasi Tukak Lambung

Komplikasi akibat tukak lambung memang jarang dialami pasien, tapi tetap dapat muncul terutama jika tidak ditangani secara tepat. Beberapa komplikasi tukak lambung yang berpotensi serius, meliputi:
  • Pendarahan dalam perut. Ini adalah komplikasi tukak lambung yang paling umum terjadi. Volume pendarahan bisa ringan atau parah hingga membutuhkan transfusi darah.
  • Peritonitis. Meski jarang terjadi, tukak lambung berpotensi melubangi dinding lambung atau usus dan menyebabkan infeksi serius dalam rongga perut. Komplikasi ini membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit karena dapat berakibat fatal jika dibiarkan.
  • Terhalangnya pergerakan makanan dalam sistem pencernaan. Tukak lambung terkadang bisa bengkak atau membentuk jaringan parut yang dapat menyumbat saluran pencernaan sehingga makanan tidak bisa lewat. Komplikasi akan memicu gejala cepat kenyang, muntah-muntah, dan penurunan berat badan. Prosedur operasi mungkin dibutuhkan untuk menangani jaringan parut yang terbentuk.
Usia pasien serta penggunaan obat antiinflamasi non-steroid akan memengaruhi risiko seseorang untuk mengalami komplikasi tukak lambung. Lansia di atas 70 tahun merupakan penderita tukak lambung yang memiliki risiko komplikasi tertinggi.Begitu juga dengan tukak lambung akibat konsumsi obat anti inflamasi non-steroid. Komplikasi pada jenis ini sering tidak menunjukkan gejala sehingga tidak disadari dan tidak bisa diobati. Diperkirakan terdapat sekitar dua persen di antara penderita tukak lambung akibat obat anti inflamasi non-steroid yang mengalami komplikasi.

Pencegahan Tukak Lambung

Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan agar terhindar dari risiko terkena tukak lambung. Di antaranya adalah:
  • Menjaga kebersihan, misalnya sering mencuci tangan dan memastikan makanan benar-benar matang sebelum mengonsumsinya. Langkah ini berguna untuk menghindari risiko infeksi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa bakteri H. pylori berpotensi menyebar melalui makanan dan air minum.
  • Berhati-hati dalam penggunaan obat anti inflamasi non-steroid agar tidak berlebihan.
  • Mengurangi atau berhenti merokok.
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol.
Dikalangan masyarakat awam mungkin istilah Penyakit GERD masih tergolong asing, mereka mendengar pertama kalinya biasanya dari diagnosis oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Padahal banyak lho yang mengalami penyakit GERD ini, namun kebanyakan hanya menyebutnya sebagai sakit maag atau asam lambung. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini mari kita berkenalan lebih dekat dengan Penyakit GERD ini. GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal reflux disease merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan muntah. Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn) sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan. Gejala GERD Lebih lengkap berikut gejala-gejala GERD yang perlu Anda ketahui: Rasa terbakar di dada (heartburn), kadang-kadang menyebar sampai ke tenggorokan, bersama dengan rasa asam di mulut Nyeri dada Kesulitan menelan (disfagia) Batuk kering Suara serak dan/atau sakit tenggorokan Terasa tak nyaman / ada benjolan di tenggorokan Regurgitasi (mual-muntah) makanan atau cairan asam lambung (acid reflux) Gejala GERD diatas tak selalu muncul semua, karena tergantung pula pada tingkat keparahannya. Penyebab GERD Perbatasan antara esofagus dan lambung terdapat sphincter, yakni otot melingkar yang dapat mengencang (menutup) dan mengendur (membuka). Ketika kita menelan makanan otot sphincter itu akan melonggar sehingga makanan dan cairan mengalir menuju lambung dan seketika setelahnya akan kembali menutup. Namun, jika katup ini melemah atau mengendur abnormal, maka asam lambung maupun isi lambung akan bisa mengalir kembali ke esofagus (refluks), dan timbullah rasa mulas dan mual. Jika asam lambung terus-terusan refluks, maka akan mengiritasi lapisan esofagus, membuatnya menjadi meradang (esofagitis). Seiring waktu, peradangan dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan komplikasi seperti pendarahan, penyempitan esofagus atau Barrett’s esophagus (kondisi prakanker). Baca juga : Muntah Darah Faktor-faktor risiko atau kondisi yang bisa menjadi penyebab GERD adalah: Obesitas atau kegemukan Hernia hiatus Pengosongan lambung yang tertunda kehamilan Merokok Mulut kering Asma Diabetes melitus Gangguan jaringan ikat, seperti skleroderma Pengobatan GERD Untuk mengobati GERD agar berhasil maka setidaknya diperlukan dua macam pengobatan yaitu dengan minum obat GERD dan mengubah gaya hidup. Obat GERD Obat yang diperlukan untuk GERD adalah pentralisir asam lambung, mengurangi produksi asal lambung, menguatkan sfinkter, dan mengobati kerusakan lapisan saluran cerna akibat asam lambung. Berikut obat-obat yang dimaksud: Antasida Terkenal sebagai obat maag karena sangat banyak tersedia di pasaran maupun iklan di TV. Obat ini berfungsi menetralisir asam lambung, tersedia dalam bentuk sirup dan tablet. contohnya antasida doen, promag, mylanta, dsb. H2 Receptor Blocker Obat GERD ini berfungsi mengurangi produksi asam lambung. Contohnya cimetidine, famotidine, nizatidine, dan ranitidine. Mungkin obat ini bekerja tidak secepat antasida, tetapi dapat memberikan bantuan yang lebih lama dan dapat menurunkan produksi asam lambung hingga 12 jam. Inhibitor pompa proton Blocker kuat terhadap produksi asam daripada H-2-receptor blocker dan memberikan waktu bagi jaringan esofagus yang rusak untuk memperbaiki diri. Cohtoh obatnya: lansoprazole dan omeprazole. Penguat Sfingter Obat untuk memperkuat sfingter esofagus bagian bawah yaitu Baclofen yang dapat menurunkan frekuensi relaksasi dari sfingter esofagus bagian bawah dan karena itu dapat menurunkan gastroesophageal reflux. Gaya Hidup Selain Obat GERD diatas diperlukan juga pengubahan gaya hidup untuk mengurangi penyakit GERD, antara lain: Berat Badan Ideal. Usahkan berat badan pada taraf ideal, karena obesitas atau kegemukan akan memperburuk penyakit GERD. Hal ini karena lemak pada perut akan menambah tekanan pada lambung. Hindari Pakaian ketat. Pakaian yang ketak disekitar perut atau pinggang berpotensi menekan lambung sehingga dapat memperburuk gejala GERD. Hindari makanan dan minuman Pemicu. Setiap orang memiliki pemicu GERD tertentu. Pemicu yang paling sering yaitu lemak atau makanan yang digoreng, saus tomat, alkohol, cokelat, mint, bawang putih, bawang merah, dan kafein (kopi) yang dapat membuat gejala penyakit GERD menjadi lebih buruk. Makan Porsi Kecil. Hindari makan dalam jumlah yang berlebihan atau sekaligus banyak. Jangan Berbaring Setelah Makan. Tunggu setidaknya 3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur. Jangan merokok. Merokok dapat mengurangi kemampuan sphincter esofagus bagian bawah untuk berfungsi dengan baik. Itulah sekilas pandang mengenai penyakit GERD, Buatlah janji dengan dokter jika Anda mengalami gejala GERD parah atau sering. Carilah bantuan medis segera jika Anda mengalami nyeri dada apalagi disertai tanda-tanda dan gejala lain, seperti sesak napas atau neyeri rahang atau lengan. Ini mungkin tanda-tanda dan gejala serangan jantung.
Bersumber dari: Penyakit GERD – Definisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan | Mediskus
Dikalangan masyarakat awam mungkin istilah Penyakit GERD masih tergolong asing, mereka mendengar pertama kalinya biasanya dari diagnosis oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Padahal banyak lho yang mengalami penyakit GERD ini, namun kebanyakan hanya menyebutnya sebagai sakit maag atau asam lambung. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini mari kita berkenalan lebih dekat dengan Penyakit GERD ini. GERD adalah singkatan dari Gastroesophageal reflux disease merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan muntah. Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn) sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan. Gejala GERD Lebih lengkap berikut gejala-gejala GERD yang perlu Anda ketahui: Rasa terbakar di dada (heartburn), kadang-kadang menyebar sampai ke tenggorokan, bersama dengan rasa asam di mulut Nyeri dada Kesulitan menelan (disfagia) Batuk kering Suara serak dan/atau sakit tenggorokan Terasa tak nyaman / ada benjolan di tenggorokan Regurgitasi (mual-muntah) makanan atau cairan asam lambung (acid reflux) Gejala GERD diatas tak selalu muncul semua, karena tergantung pula pada tingkat keparahannya. Penyebab GERD Perbatasan antara esofagus dan lambung terdapat sphincter, yakni otot melingkar yang dapat mengencang (menutup) dan mengendur (membuka). Ketika kita menelan makanan otot sphincter itu akan melonggar sehingga makanan dan cairan mengalir menuju lambung dan seketika setelahnya akan kembali menutup. Namun, jika katup ini melemah atau mengendur abnormal, maka asam lambung maupun isi lambung akan bisa mengalir kembali ke esofagus (refluks), dan timbullah rasa mulas dan mual. Jika asam lambung terus-terusan refluks, maka akan mengiritasi lapisan esofagus, membuatnya menjadi meradang (esofagitis). Seiring waktu, peradangan dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan komplikasi seperti pendarahan, penyempitan esofagus atau Barrett’s esophagus (kondisi prakanker). Baca juga : Muntah Darah Faktor-faktor risiko atau kondisi yang bisa menjadi penyebab GERD adalah: Obesitas atau kegemukan Hernia hiatus Pengosongan lambung yang tertunda kehamilan Merokok Mulut kering Asma Diabetes melitus Gangguan jaringan ikat, seperti skleroderma Pengobatan GERD Untuk mengobati GERD agar berhasil maka setidaknya diperlukan dua macam pengobatan yaitu dengan minum obat GERD dan mengubah gaya hidup. Obat GERD Obat yang diperlukan untuk GERD adalah pentralisir asam lambung, mengurangi produksi asal lambung, menguatkan sfinkter, dan mengobati kerusakan lapisan saluran cerna akibat asam lambung. Berikut obat-obat yang dimaksud: Antasida Terkenal sebagai obat maag karena sangat banyak tersedia di pasaran maupun iklan di TV. Obat ini berfungsi menetralisir asam lambung, tersedia dalam bentuk sirup dan tablet. contohnya antasida doen, promag, mylanta, dsb. H2 Receptor Blocker Obat GERD ini berfungsi mengurangi produksi asam lambung. Contohnya cimetidine, famotidine, nizatidine, dan ranitidine. Mungkin obat ini bekerja tidak secepat antasida, tetapi dapat memberikan bantuan yang lebih lama dan dapat menurunkan produksi asam lambung hingga 12 jam. Inhibitor pompa proton Blocker kuat terhadap produksi asam daripada H-2-receptor blocker dan memberikan waktu bagi jaringan esofagus yang rusak untuk memperbaiki diri. Cohtoh obatnya: lansoprazole dan omeprazole. Penguat Sfingter Obat untuk memperkuat sfingter esofagus bagian bawah yaitu Baclofen yang dapat menurunkan frekuensi relaksasi dari sfingter esofagus bagian bawah dan karena itu dapat menurunkan gastroesophageal reflux. Gaya Hidup Selain Obat GERD diatas diperlukan juga pengubahan gaya hidup untuk mengurangi penyakit GERD, antara lain: Berat Badan Ideal. Usahkan berat badan pada taraf ideal, karena obesitas atau kegemukan akan memperburuk penyakit GERD. Hal ini karena lemak pada perut akan menambah tekanan pada lambung. Hindari Pakaian ketat. Pakaian yang ketak disekitar perut atau pinggang berpotensi menekan lambung sehingga dapat memperburuk gejala GERD. Hindari makanan dan minuman Pemicu. Setiap orang memiliki pemicu GERD tertentu. Pemicu yang paling sering yaitu lemak atau makanan yang digoreng, saus tomat, alkohol, cokelat, mint, bawang putih, bawang merah, dan kafein (kopi) yang dapat membuat gejala penyakit GERD menjadi lebih buruk. Makan Porsi Kecil. Hindari makan dalam jumlah yang berlebihan atau sekaligus banyak. Jangan Berbaring Setelah Makan. Tunggu setidaknya 3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur. Jangan merokok. Merokok dapat mengurangi kemampuan sphincter esofagus bagian bawah untuk berfungsi dengan baik. Itulah sekilas pandang mengenai penyakit GERD, Buatlah janji dengan dokter jika Anda mengalami gejala GERD parah atau sering. Carilah bantuan medis segera jika Anda mengalami nyeri dada apalagi disertai tanda-tanda dan gejala lain, seperti sesak napas atau neyeri rahang atau lengan. Ini mungkin tanda-tanda dan gejala serangan jantung.
Bersumber dari: Penyakit GERD – Definisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan | Mediskus

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik