Entri Populer

dampak psikologi orang tua single terhadap anak

Written By iqbal_editing on Minggu, 29 Januari 2017 | 00.17

Dampak Psikologis Keluarga Single Parent Pada Anak

LEAVE A COMMENT

Dampak Psikologis Keluarga Single Parent Pada Anak


Fenomena orang tua tunggal telah banyak berubah pada dekade terakhir ini. Menjadi orang tua tunggal sudah tidak lagi disamakan dengan "broken home" atau anak-anak "haram". Mungkin alasan utamanya adalah karena sekarang ini menjadi orang tua tunggal semakin umum di masyarakat, dan beberapa diantaranya memang memilih menjadi orang tua tunggal.

Pertanyaanya, seberapa besar dampak dibesarkan oleh hanya satu orang tua terhadap kondisi psikologis anak?

Untuk mengetahui bagaimana keluarga single parent mempengaruhi anak-anak mereka, dan bagaimana cara para orang tua tunggal menghindarkan anak-anak mereka dari masalah-masalah yang mungkin muncul, penting bagi para single parent untuk mempelajari faktor-faktor apa saja yang dapat memberikan dampak negatif.

Berdasarkan suatu penelitian di Amerika Serikat, sumber masalahnya bukanlah karena mereka dibesarkan hanya oleh satu orang tua. Namun kombinasi dari tekanan ekonomi, ketidakstabilan di dalam keluargam dan konflik antar kedua orang tua yang membuat anak-anak mengalami maslah secara psikologis.

Tentunya jawaban dari apakah keluarga dengan hanya satu orang tua mempengaruhi psikologis anak adalah tergantung dari keluarga itu sendiri.  Bisa saja seorang orang tua tunggal dengan sumber daya yang memadai dapat menyediakan rumah yang stabil dan anak-anak dapat diasuh dengan baik sama seperti ada dua orang tua. Di sisi lain,
ada juga orang tua tunggal yang sibuk dan hanya memiliki sedikit waktu dan tenaga untuk memperhatikan anak-anak mereka. Kasus inilah yang mendukung timbulnya berbagi
masalah pada anak-anak.

Sebuah penelitian di Swedia memperhatikan lebih dari satu juta catatan mengenai anak muda, dan mereka menemukan bahwa anak-anak dari keluarga dengan orang tua tunggal memiliki insiden sakit jiwa, mencoba bunuh diri, dan kecanduan alkohol dua kali lebih banyak daripada keluarga dengan orang tua yang utuh. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal cenderung rendah diri.

Faktor-faktor apa sajakah yang membuat masalah-masalah psikologis ini muncul?

Perceraian masih berada pada alasan utama mengapa para orang tua akhirnya menjadi orang tua tunggal. Dewasa ini bukan hal yang aneh bagi anak-anak untuk harus menghadapi kenyataan dimana orang tua mereka bercerai, bahkan sebagian diantaranya terpaksa terjerumus dalam pertengkaran kedua orang tuanya. Beberapa orang tua bahkan memaksa anak-anaknya untuk memilih mana yang benar ayah atau ibu. Padahal ini akan membuat mereka merasa bersalah, atau juga merasa diacuhkan.

Faktor resiko lainnya adalah stabilitas keluarga. Keluarga dengan orang tua tunggal cenderung lebih mudah terkena berbagai masalah yang akan mengguncang keluarga. Misalnya jika orang tua tunggal tersebut menikah lagi, atau hidup bareng dengan orang lain. Anak-anak membutuhkan stabilitas. Ketidakpastian dan guncangan emosi dapat meningkatkan kemungkinan munculnya masalah psikologis pada anak.

Dibawah ini beberapa hal yang dapat dilakukan para single parent untuk melindungi anak-anak dari faktor-faktor resiko yang ada:

•    Berbicara dan jadilah pendengar yang baik bagi anak-anak Anda. Jelaskan dan bicarakan segala perubahan  yang terjadi. Sebuah penelitian mengatakan bahwa hanya ada 5% dari semua kasus dimana orang tua menjelaskan kepada anak-anak mereka megapa mereka bercerai atau mereka mendengarkan pertanyaan-pertanyaan mereka seputar
kehidupan.

•    Lindungi anak-anak dari konflik orang tua. Jangan pernah memaksa mereka untuk memilih ayah atau ibunya. Carilah cara untuk Anda tetap menjalin hubungan yang baik dengan mantan pasangan.

•    Berilah perhatian pada perasaan Anda sendiri. Mungkin Anda merasa terbeban dan bersalah serta membenci diri sendiri karena gagal dalam pernikahan. Namun Anda harus menjaga sikap. Sikap ini dapat dirasakan dan dapat menular pada anak-anak Anda. Jika perlu, temuilah psikolog untuk mencari solusi bagi psikologis dan emosional
Anda.

•    Jabarkan sisi-sisi positif yang Anda dan anak-anak miliki. Anak-anak dari keluarga dengan orang tua tunggal cenderung memiliki lebih banyak tanggung jawab, dengan demikian mereka akan lebih mandiri. Pastikan Anda membuat mereka menyadari betapa mereka telah berjasa dan jangan lupa untuk memberikan pujian bagi mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik