Entri Populer

gangguan menta langka di dunia

Written By iqbal_editing on Kamis, 05 Januari 2017 | 08.23

Sindrom dan Gangguan Mental Langka di Dunia



Sering kali orang-orang menganggap penderita gangguan/penyakit mental adalah orang gila yang tidak mempunyai kemampuan berpikir jernih, membahayakan, dan harus dihindari. Tapi jika kita mendalami ilmu psikiatri, kita akan menemukan gangguan mental yang aneh, langka, tak lazim, dan sedikit dari manusia yang ada di dunia mengalaminya.

Penderita gangguan/penyakit mental ini justru dapat berbaur dan bersosialisasi dengan baik, bisa berpikir jernih, dan tidak membahayakan. Gangguan/penyakit mental atau sindrom ini biasanya timbul dari efek trauma yang mendalam atau cedera otak. Sejauh ini, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit mental. Yang biasa diberikan oleh para psikiatris adalah obat penenang. Hal yang dilakukan oleh para psikiatris untuk menyembuhkan penyakit mental adalah dengan terapi. Terapi yang tentunya harus berjalan teratur dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan kondisi mental penderita menjadi normal.

Berikut, beberapa gangguan/penyakit mental yang diteliti oleh para ahli.

1. Syndrome Aksen Bahasa Asing

Adalah bicara  mendadak yang menyebabkan perubahan dalam pola bicara, intonasi dan pelafalan, berbicara dengan aksen ‘asing’. Sindrom ini biasanya hasil dari trauma parah pada otak, seperti stroke atau cedera kepala, dan biasanya berkembang dalam waktu satu atau dua tahun setelah cedera. Dari 50 sampai 60 kasus yang telah diverifikasi sejak 1941, hanya beberapa penderita dari sindrom ini yang sukses kembali bicara  normal lewat terapi.

2. Stockholm Syndrome

Sindrom ini biasa di derita oleh para korban penyanderaan. Apa yang terjadi dalam hal ini adalah, korban entah bagaimana justru mengembangkan rasa keterikatan, loyalitas dan peduli terhadap penyandera atau penculik. Ketimbang dendam terhadap penyandera, si korban malah bersikap loyal terhadap penyandera. Para korban mengalami ikatan emosional dengan para penyandera dan kerap berusaha melindungi penyandera dari sergapan aparat. Sindrom ini juga kerap diderita oleh para korban pemerkosaan, penculikan atau anak korban kekerasan seksual. Entah bagaimana, orang-orang yang terkena gangguan ini justru mematuhi pelakunya. Sindrom ini pertama kali di amati pada para koban penyanderaan di sebuah bank di Stockholm, Swedia, pada tahun 1973. Setelah enam hari disandera, para korban malah berbalik membela para penyanderanya.

3. Lima Syndrome

Sindrom Lima adalah gangguan psikologis langka yang ditandai dengan menginduksi ciri-ciri perilaku pada orang yang diculik atau disandera. Gangguan ini berlawanan dengan Sindrom Stockholm. Di sini, penculik atau penyandera mengembangkan rasa simpati dan keterikatan terhadap korban.

4. Alien Hand Syndrome

Juga dikenal sebagai Dr Strangelove Syndrome. AHS adalah Neurological Disorder yang membuat korban merasa dia telah kehilangan kontrol dari salah satu tangannya. Dalam kasus ekstrim, telah dilaporkan melakukan pergulatan dengan tangan mereka sendiri, dan bahkan ketika saat tidur. Tangan asing sindrom ini disebabkan oleh trauma ke otak dan gejalanya dapat diobati, walaupun kondisi itu sendiri tidak menyembuhkan.

5. Jumping Frenchmen dari Maine

Pertama kali diamati pada seorang penebang kayu Perancis-Kanada  di wilayah Danau Moosehead Maine di tahun 1878. Dilaporkan karena dengan tiba-tiba mengeluarkan suara keras, menjerit, dilakukan secara reflek mereka akan melakukannya tanpa pertanyaan. Diyakini karena kondisi genetik disebabkan oleh kurangnya asam amino yang menenangkan sistem saraf pusat.

6. Stendhal Syndrome

Kondisi ini terbilang aneh karena seseorang yang memiliki penyakit ini akan menderita jika melihat karya seni yang indah. Dalam waktu singkat orang tersebut akan mengalami pusing, jantung berdetak cepat, kebingungan dan halusinasi. Sensasi yang besar bisa berasal dari keindahan luar biasa dari salah satu bagian dari seni tertentu atau dari banyaknya seni dalam satu lokasi. Penamaan penyakit ini diambil dari nama penulis Perancis, Stendhal (nama samaran Henri-Marie Beyle), yang menggambarkan pengalamannya selama kunjungannya ke Florence, Italia pada tahun 1817 dalam bukunya Naples and Florence: A Journey from Milan to Reggio. Stendhal mengungkapkan pengalamannya saat melihat benda-benda seni di Florence. Penyakit ini diteliti pertama kali oleh Psikiatris Italia, Graziella Magherini, pada tahun 1979. Ia mengamati 100 orang turis asing yang mengalami gejala yang sama dengan Stendhal saat mengunjungi Florence, Italia.

7. Capgras Delusion (Capgras Syndrome)

Capgras Syndrome adalah suatu kelainan di mana seseorang mengalami delusi keyakinan bahwa seorang teman, pasangan, orang tua atau anggota keluarga dekat yang lain, telah digantikan oleh orang lain. Beberapa dari penderita ini bahkan ada yang merefleksikan diri sendiri. Capgras Syndrome digolongkan sebagai sindrom misidentification delusion, suatu keyakinan delusional yang melibatkan salah mengidentifikasi orang, tempat atau benda. Gejala ini umum dijumpai pada penderita schizophrenia, pengguna narkoba, mantan penderita stoke atau orang yang pernah mengalami cedera otak. Sindrom ini dapat terjadi secara akut, temporer, atau kronis. Tambahan pengetahuan, nama sindrom ini diambil dari penemunya, Jean Marie Joseph Capgras, psikiater Perancis dan Reboul-Lachaux pada tahun 1923.

8. Walking Corpse Syndrome

Gangguan psikologis ini tidak biasa dan aneh, sindrom mayat berjalan. Seperti namanya, orang yang terkena gangguan neuropsikiatri ini hidup dengan keyakinan bahwa organ-organ internal mereka hilang, atau jiwa mereka telah dihilangkan dari tubuh mereka sehingga mereka menganggap diri mereka mati atau tidak ada. Menurut pernyataan yang dibuat oleh beberapa orang, mereka bahkan percaya bahwa tubuh mereka membusuk dengan bau menyengat layaknya seperti orang mati. Mereka menganggap diri mereka seperti zombie. Sindrom ini dapat di sembuhkan dengan terapi yang baik.

9. Munchausen Syndrome

Masalah medis yang langka ini adalah tentang keinginan obsesif untuk menarik simpati dan perhatian orang lain. Dan untuk memenuhi kebutuhan ini, pasien berpura-pura menderita gejala penyakit, atau memperburuk penyakitnya. Pasien mengembangkan sikap melebih-lebihkan ketidaknyamanannya, dan dalam beberapa kasus, bahkan dapat menyebabkan cedera atau sakit untuk mendapatkan perhatian sepenuhnya dari orang lain, terutama tenaga medis. Dalam kebanyakan kasus, cedera atau sakit pasien yang terus membuat bingung akan merugikan diri sendiri.

10. Exploding Head Syndrome

Berbicara tentang suatu kondisi yang satu ini sangat tidak menyenangkan bagi penderitanya. Hal ini dikenal dengan istilah ‘sindrom kepala meledak’. Orang yang didiagnosis dengan gangguan medis ini, mengeluh adanya ‘keributan’ yang tampaknya berasal dari dalam kepala mereka. Meskipun ini mungkin terjadi kapan saja selama jam non-tidur, cenderung umum terjadi selama tidur. Suara ‘keributan’ bagi sebagian penderitanya mungkin berupa ledakan bom keras, sedangkan untuk beberapa, mungkin raungan atau jeritan. Perasaan ini dapat menimbulkan ketakutan atau membuat penderitanya kehilangan kesadaran. Penyakit ini lebih banyak diderita oleh wanita. Walapun belum diketahui penyebabnya, penyakit ini diduga muncul akibat stress dan kelelahan.

11. Alice in Wonderland Syndrome (AIWS)

Sindrom Alice in Wonderland atau mikropsia adalah keadaan disorientasi saraf yang memengaruhi persepsi penglihatan pada manusia. Penderita sindrom ini akan merasa melihat rekannya, bagian tubuh dari manusia, hewan, objek tak bergerak menjadi lebih kecil dari kenyataan. Secara umum, objek yang dipersepsi muncul sangat jauh atau sangat dekat pada waktu bersamaan. Misalnya, seorang penderita melihat kucing peliharaannya menjadi sekecil tikus. Tanda ini disebut juga Penglihatan Lilliput atau Halusinasi Lilliput, yang istilahnya diambil dari orang-orang pendek pada Gulliver’s Travels oleh Jonathan Swift. Tanda ini hanya berpengaruh pada persepsi saja, tidak pada mekanika mata. Persepsi dipengaruhi oleh interpretasi otak terhadap informasi yang didapat dari mata. Sindrom ini berhubungan dengan sakit kepala migrain. Sindrom Alice in Wonderland ini dapat menjadi gejala utama dari mononukleosis atau dapat menyebabkan epilepsi sebagian kompleks. dan akibat obat psikoaktif. Nama sindrom ini diambil dari kisah Alice in Wonderland, karya Lewis Carroll. Dalam kisah itu, Alice mengalami situasi yang mirip mikropsia dan makropsia.

12. Sindrom Siswa Kedokteran

Sindrom siswa kedokteran  adalah sindrom yang bersifat sementara, tanpa asalan seperti kondisi mental yang membuat siswa kedokteran sehingga mereka percaya bahwa mereka menderita penyakit yang  mereka sedang pelajari. Oleh beberapa laporan, sampai 80% dari siswa mengalami hal ini.

13. Moebius Syndrome

Moebius Syndrome adalah ketidakmampuan para penderita untuk membentuk ekspresi wajah, penderita tidak dapat memindahkan otot wajah mereka, yang berarti mereka tidak bisa tersenyum, mengkerut, atau bahkan berkedip. Mereka juga tidak dapat memindahkan wajah mereka dari sisi ke sisi dan mengalami kesulitan menelan.

14. Trichotillomania

Merupakan kelainan kontrol impuls. Penderita kelainan ini terdorong untuk mencabuti rambut yang tumbuh di tubuhnya sendiri. Misalnya, rambut pada kepala, hidung, ketiak atau kaki . Kelainan ini disebabkan karena kelainan serotonin dan dopamine pada otak. Penderita kelainan ini tidak menyadari apa yang mereka lakukan sehingga, kelainan ini dapat dikurangi dengan melakukan pelatihan perilaku (Habit Reversal Training).

15. Cotard's Syndrome

Penderita sindrom ini sering merasa bahwa dirinya telah meninggal dunia atau pada dasarnya tidak tercipta di dunia ini. Penderita sindrom ini juga dapat saja merasakan bahwa ia sedang kehilangan darah atau organ-organ dalam tubuhnya. Cotard's Syndrome adalah salah satu kelainan neuropsychiatric yang langka. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, sindrom ini dapat muncul akibat menderita depresi. Sindrom ini diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu, Jules Cotard. Pada tahun 1880, Jules Cotard mengangkat kasus dari salah seorang pasiennya, yang mengingkari sebagian anggota tubuhnya (misalnya; ia mengaku bahwa ia tidak mengenal anggota tubuh yang disebut dengan tangan) dan mengklaim bahwa dirinya tidak butuh makan.

16. Sexsomnia

Sexsomnia adalah tidur yang mengendalikan dirinya. Sangat mirip sleepwalking, tetapi yang ini adalah memaksa penderita untuk melakukan aktivitas seksual saat tidur. Diidentifikasi pada tahun 2003, seorang penderita sexsomnia telah dibebaskan dari menjadi terdakwa yang dituduh karena penyerangan seksual di Inggris dan Kanada.

17. Insomnia Fatal Karena Keturunan

Adalah keturunan genetik tidur, biasanya dimulai sekitar usia 50 tahun. Otak penderita kehilangan kemampuan untuk mengendalikan tidur, sakit mental – termasuk phobia, kepanikan, paranoid, pendek akal dan sering berhalusinasi disatukan menjadi satu, dalam enam bulan sampai tiga tahun setelah serangan. Bisa berakibat sangat fatal hingga meninggal, hingga sekarang belum ada obat penangkalnya.

18. Bawaan Kekurangpekaan Atas Rasa Sakit

Orang dengan kelainan karena kekurangpekaan tidak dapat merasakan sakit fisik. Biasanya disebabkan oleh mutasi dari generasi yang berhubungan dengan transmisi rasa sakit pada tubuh. Dengan demikian, mereka lebih rentan terhadap kematian oleh trauma, karena mereka mungkin tidak menyadari luasnya kerusakan yang dilakukan untuk badan mereka sendiri. Ada sekitar 100 kasus didokumentasikan di Amerika Serikat.

19. Werewolf Syndrome

Hypertrichosis, atau Werewolf Syndrome, adalah kondisi medis yang berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan rambut pada tubuh, termasuk wajah. Hanya ada 50 kasus yang didokumentasikan, dan umumnya memperoleh melalui warisan genetik. Pada tahun 2008, para ilmuwan di Universitas Columbia menemukan bahwa sebuah suntikan yang signifikan testosterone membantu dalam jangka panjang rambut yang tumbuh pada penderita sedikit demi sedikit berkurang.

20. Kleptomania

Kelainan ini cukup populer di Indonesia. Penyakit ini muncul akibat kelainan serotonin pada otak. Penderita penyakit ini umumnya wanita. Penderita penyakit ini sulit mengendalikan diri untuk tidak mengambil barang miliki orang lain atau dari toko. Tetapi penderita penyakit ini bisa dibedakan dari pencuri biasa karena, barang-barang yang diambilnya adalah barang-barang yang tidak berharga seperti, penjepit kertas, tisu, peniti dan lain-lain. Kelainan ini dapat diobati dengan melakukan Cognitive-Behavioral Therapy.

21. Pica

Penyakit ini mendorong penderitanya untuk memakan barang-barang yang umumnya tidak dianggap makanan misalnya tanah, baru, kapur, kertas, korek api dll. Penderita Pica juga terdorong untuk mengkonsumsi bahan-bahan pembuat makanan yang masih mentah misalnya tepung, bawang mentah dll. Sejumlah ahli menduga bahwa, Pica disebabkan karena kekurangan mineral tertentu tetapi, dugaan ini belum dapat dibuktikan secara kuat.

22. Genital Retraction Syndrome

Sindrom ini menyebabkan penderitanya menjadi panik. Pria penderita penyakit ini merasa bahwa penisnya menyusut hingga akhirnya menghilang karena masuk ke dalam pinggulnya. Wanita penderita sindrom ini akan merasa bahwa payudaranya mengecil dan berangsur-angsur menjadi rata. Beberapa penderita bahkan merasa bahwa dirinya telah menjadi korban guna-guna, atau tenung.

23. Jerussalem Syndrome

Sindrom ini adalah salah satu jenis religious psychosis yang muncul setelah mengunjungi Jerussalem. Penderita sindrom ini merasa bahwa dirinya adalah seorang nabi yang diutus oleh Tuhan. Akibatnya, mereka berusaha mendakwahkan ajaran-ajaran mereka yang diklaim berasal dari Tuhan. Mereka sering menuduh orang lain sebagai pendosa yang harus melakukan pertobatan dengan tuntunan mereka. Sindrom ini biasanya muncul setelah beberapa minggu meninggalkan Jerussalem.

24. Reactive Attachment Disorder

Masalah psikologis ini, meskipun jarang terjadi, tetap menjadi perhatian serius bagi orang yang terkena. Hal ini ditandai dengan bayi dan anak-anak dimana tidak mampu mengatur atau membangun hubungan dengan orang tua atau pengasuh, yang dapat dianggap sebagai hubungan sehat. Seiring waktu, dan tanpa pengobatan, kondisi kronis ini menyebabkan anak terpengaruh untuk mengabaikan kebutuhan untuk membangun ikatan penuh cinta dan peduli dengan orang lain juga. Akibatnya pada anak akan merasa diabaikan dan dilecehkan, yang akhirnya mempengaruhi otaknya berkembang, dan merusak kualitas hidupnya.

25. Paramnesia Reduplicative

Paramnesia sering disebut sebagai ingatan palsu, yakni terjadinya distorsi ingatan dari informasi/pengalaman yang sesungguhnya. Dapat disebabkan oleh faktor organik di otak, misalnya pada demensia. Namun dapat juga disebabkan oleh faktor psikologis, misalnya pada gangguan disosiasi. Beberapa jenis Paramnesia, antara lain:

Konfabulasi adalah ingatan palsu yang muncul untuk mengisi kekosongan memori. Biasa terjadi pada orang dengan demensia.

Deja Vu adalah suatu ingatan palsu terhadap pengalaman baru. Individu merasa sangat mengenali suatu situasi baru yang sesungguhnya belum pernah dikenalnya.

Jamais Vu adalah kebalikan dari Deja Vu, yaitu merasa asing terhadap situasi yang justru pernah dialaminya.

Hiperamnesia adalah ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap suatu pengalaman.

Screen Memory adalah secara sadar menutupi ingatan akan pengalaman yang menyakitkan atau traumatis dengan ingatan yang lebih dapat ditoleransi.

Letologika adalah ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam menemukan kata kata yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya. Lazim terjadi pada proses penuaan atau pada stadium awal dari demensia.

Gangguan mental diatas menarik untuk diteliti oleh para dokter ahli. Sudah sangat lama gangguan mental diteliti sejak kemunculannya diketahui satu persatu. Tapi nampaknya, sampai sekarang gangguan mental diatas masih belum dapat dimengerti dan dipahami. Pengobatan yang tepat untuk penderita gangguan mental diatas, sampai sekarang sepertinya hanya terapi. Terapi yang dilakukan oleh para ahli. Penderita yang mengalami gangguan mental diatas tidak sebanyak penderita bipolar ataupun skizofrenia, tapi tetap saja

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik