Entri Populer

kaya menurut psikolog

Written By iqbal_editing on Selasa, 24 Januari 2017 | 06.25

Bosan hidup dengan kondisi keuangan pas-pasan, padahal gaji terus bertambah? Bisa jadi Anda masih memiliki mental miskin. Melalui pendekatan psikologi, psikolog Roslina Verauli mencoba membeberkan bagaimana caranya agar Anda yang selama ini bermental miskin bisa menjadi orang kaya. Apa itu mental miskin dan mental kaya?

Roslina Verauli melalui buku ketiganya 'Discovering Your Black Box: Menuju Kaya dengan Pendekatan Psikologi' mengajak Anda mengenali diri sendiri lebih dalam. Kenali apakah Anda selama ini memiliki kepribadian mental miskin atau mental kaya. Dengan memahami perbedaan tersebut, akan memudahkan Anda mendapatkan kekayaan ala si mental kaya.

Orang-orang yang bermental miskin seperti dijelaskan psikolog dengan sapaan akrab Vera itu, adalah mereka yang masih suka bersenang-senang, mudah merasa gengsi dan butuh dipuaskan oleh sesuatu yang bersifat prestise. Orang-orang tipe ini selalu merasa kurang dalam hal apapun. "Dan si mental miskin biasanya justru kikir," katanya.

Sementara itu orang dengan mental kaya justru akan dengan mudahnya berderma. Orang dengan mental kaya ini tidak memikirkan tentang berapa banyak harta yang mereka miliki, memahami perbedaan kebutuhan vs keiginan, bisa mengendalikan diri dalam membelanjakan uang, mengedukasi dirinya tentang definisi utang dan investasi dan terakhir mampu berwirausaha.

"Mereka yang memiliki mental kaya justru mampu hidup dalam kesederhaan dan berpikir tidak selalu berorientasi pada dirinya sendiri," ujar Vera dalam peluncuran bukunya di Pisa Cafe, Jl. Mahakam, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2014).

Bagaimana orang bisa menyadari soal perbedaan mental tersebut? Dan kapan orang tersadar bahwa dirinya selama ini adalah si mental miskin? Verai mengungkapkan di sinilah pendekatan psikologi diperlukan sehingga Anda dapat menemukan black box kepribadian diri dan memahami isinya.

"Black box ini analogi untuk alam bawah sadar. Seperti black box pesawat, semua hal kan terekam di sana. Begitu juga alam bawah sadar yang berisi catatan tentang kehidupan selama ini. Dengan diretas alam bawah sadarnya, akan memudahkan untuk memahami asal usul kenapa bisa memiliki mental miskin yang menjadi penghalang untuk menjadi jalan menuju kekayaan," jelasnya panjang lebar.

Salah satu contoh mental miskin yang dimaksud Vera, seperti dituliskannya dalam buku adalah sikap tidak dewasa tentang uang. Vera menyadari dirinya selama ini memiliki sikap tersebut setelah meretas alam bawah sadarnya. Bahwa sejak masih kecil, dia sudah sangat menyukai uang. Baginya saat itu uang memiliki nilai yang tinggi untuk dijajankan bukan disimpan sehingga disebut uang jajan bukan uang saku. Ternyata di balik perasaan suka pada uang itu ada hal lain yang menjadi penyebab utama dia menjadi begitu suka jajan.

"Jajan menjadi kegiatan paling menyenangkan sebagai manifestasi perasaan kesepian sebagai anak yang sering bermain sendirian. Jauh dari orangtua dan berdekatan dengan sosok dewasa yang sibuk, menjadikan uang jajan dan kegiatan jajan memiliki nilai emosional untuk saya, serta membuat saya happy," cerita Vera yang saat kecil sering dititipkan di rumah neneknya ini.

Pemahaman tentang uang sebagai alat untuk memanjakan diri dan bersenang-senang ini terbawa hingga dia dewasa. Sehingga ketika Vera merasa sedang tidak bahagia, yang dilakukannya adalah pergi jajan atau menghabiskan uang yang dimilikinya.

Vera baru tersadar bahwa pemahamannya tentang uang ini salah ketika bertemu suaminya. Dari sang suami lah, ibu dua anak ini belajar berubah dari yang tadinya memiliki mental miskin menjadi si mental kaya.

Ingin tahu lebih lanjut apa saja yang bisa menyebabkan Anda memiliki mental miskin dan meretas alam bawah sadar sehingga bisa berproses menjadi kaya? Roslina Verauli, menuangkan semuanya dalam bukunya 'Discovering Your Black Box: Menuju Kaya dengan Pendekatan Psikologi.'

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik