Entri Populer

analisis maraknya pencurian diipandang dari teori motivasi

Written By iqbal_editing on Kamis, 02 Februari 2017 | 07.19

BAB 1
PEMAPARAN FENOMENA
Dua Pelajar Mencuri Untuk Biaya Sekolah
indosiar.com, Tegal - Kawanan pencuri yang menyatroni rumah kosong di Jalan Dokter Soetomo kota Tegal Senin petang terkuak sudah, setelah dua pelakunya dibekuk petugas dan tersangkanya ternyata dua orang pelajar.
Kedua pelaku adalah Budi Rusmono dan temannya Dedi Purnomo, warga kota Tegal. Kedua pelajar kelas 3 sebuah SMA swasta favorit di kota Tegal ini dibekuk petugas Polsek Tegal Barat di rumahnya beberapa jam setelah petugas melakukan olah TKP di rumah korban di Jalan Dokter Soetomo 47 Tegal.
Kasus ini terbongkar berdasarkan petunjuk ditemukannya dua buah tas yang tertinggal di halaman belakang rumah korban. Didalam tas, petugas menemukan 2 kartu peserta ujian semester atas nama kedua nama tersangka.
Selain meringkus tersangka, petugas juga menyita barang bukti hasil kejahatan mereka yakni berupa satu set perhiasan emas, 3 pasang sepatu, radio, telpon, tali tambang.
Mereka masuk ke rumah korban dengan cara memanjat tembok pagar belakang kemudian menjebol internik dan masuk ke rumah dengan menggunakan tali.
Kanit Resintel Polsek Tegal Barat Iptu Alit mengungkapkan, dari hasil penyelidikan para tersangka ini mengaku melakukan pencurian karena butuh uang untuk bayar sekolah. (Tim Liputan/Sup)


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
TEORI TEORI MOTIVASI

         Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
 


• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
B. TEORI MOTIVASI HERZBERG (1966)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
C. TEORI MOTIVASI DOUGLAS McGREGOR
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a.       karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b.      karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c.       Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d.      Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
  1. karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
  2. Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
  3. Rata rata orang akan menerima tanggung jawab.
  4. Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif.
D. TEORI MOTIVASI VROOM (1964)
Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
• Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
• Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
• Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
BAB 3
ANALISIS
Kadang-kadang kita merasa terkejut dan bingung sewaktu pertama kali mengetahui anak-anak disekitar kita mencuri. Dan tak jarang kita mungkin berpikir bahwa ini merupakan hal yang wajar dalam perkembangan anak. Anggapan ini tentu saja tidak benar. Jadi, sekecil apa pun pencurian yang dilakukan anak, orang tua harus melarang dan menghentikannya.
Boleh dikata hal ini kerap kali terjadi, terutama dalam keluarga yang kurang mampu dan mempunyai saudara yang sangat banyak. Pada usia ini anak cenderung untuk mengambil apa yang bukan haknya. Sebenarnya, perbuatan mencuri yang dilakukan anak-anak balita bukanlah tingkah laku yang menyimpang. Tetapi bila orang tua tidak menanganinya dengan benar, tingkah laku yang tidak berbahaya itu dapat mengarah menjadi perbuatan yang berakibat lebih jauh.
Seperti halnya kasus di atas anak SMA swasta favorit di kota Tegal rela mencuri demi membayar uang sekolah. Hal ini bukan hanya merupakan perhatian rang tua saja pihak sekolah juga ikut bertanggung jawab atas kejadian ini. Jika di tinjau dari sisi psikologi siswa yang bersangkutan mempunyai motivasi mencuri. Motivasi ini muncul dari pihak sekolah dan keadaan ekonomi yang dialami keluarganya, selain kedua faktor tersebut lingkungan dimana kedua siswa tinggal juga sangat berpengaruh.  Banyak cara yang di tawarkan dalam mengatasi hai ini.
MENGATASI MASALAH
Bagaimana membantu anak untuk mengatasi masalah kebiasaan suka mencuri ini? Diharapkan beberapa cara penyelesaian di bawah ini dapat memberikan petunjuk kepada orang tua dan guru.
1. Mencukupi kebutuhan anak dan memberikan pengertian untuk bersabar.
Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang belum dicukupi..?? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk : tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian.
Memberikan pengertian pada anak (disesuaikan dengan usia anak) agar bersabar apabila keinginan yang diharapkan anak belum bisa dikabulkan, dalam hal ini diperlukan komunikasi yang terbuka, baik & penuh kasih sayang antara orang tua dan anak, agar anak juga bisa memahami mengapa keinginannya belum atau tidak bisa dikabulkan.
2. Memberi perhatian yang cukup.
Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak.
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman- teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman- teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya.
Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka senang bermain dengan teman2 sebaya yang diantaranya ada yang suka mencuri, sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
6. Melakukan usaha secara bersama.
Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kebenaran.
7. Mendidiknya dalam kebenaran.
Bimbinglah anak dengan ajaran Agama, tingkatkan keimanan dengan mengajak anak melakukan kegiatan ibadah bersama keluarga dan berilah pengertian dengan penuh kasih sayang. Setelah dibimbing, anak mungkin masih dapat lupa dan jatuh lagi, tetapi dengan seringnya diingatkan serta diawasi dan didoakan, pasti ada pengharapan bahwa Tuhan akan mengubah mereka menjadi lebih baik sehingga buah kebenaran dihasilkan melalui dan di dalam hidup mereka.

BAB 4
KESIMPULAN
Penyebab dari kasus pencurian yang pelakunya adalah siswa kelas 3 SMA suasta di tegal adalah, kelalaian pihak sekolah yang kurang memperhatikan dan tak jarang membebankan semuanya kepada siswa, apalagi dalam kasus ini sekolah yang bersangkutan adalah sekolah swasta favorit yang pastinya biaya pendidikannya sangatlah mahal. Selain itu orang tua juga harus memberikan pengertian kepada anaknya bahwa hal tersebut tidaklah perlu untuk dilakuakan. Akibat dari kasus ini bukan hanya siswa atau orangtua saja sekolah yang bersangkutan juga harus menanggung malu dan namanya juga tercoreng.
Seharusnya kedua siswa tersebut tidak perlu melakukan hal itu, kerena jika memang membutuhkan biaya untuk sekolah da belum bisa membayar, mereka hanya perlu membicarakan hal ini kepada pihak sekolah. Tentunya pihak sekolah akan mengerti dan akan memberikan solusi terbaik akan hal ini. Untuk orang tua kedua siswa tersebut seharusna lebih memperhatikan lagi anaknya, meskipun kedua pelaku tersebut sudah bisa dikatan besar. Namun tatap saja mereka masih bmbutuhkan perhatian yang ekstra karena di usia SMA adalah masa di mana kebanyakan remaja merasa dirinya benar.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik