Entri Populer

kandungan gizi jeroan sapi

Written By iqbal_editing on Rabu, 01 Februari 2017 | 14.56

Walau jeroan dan banyak yang menganggap makanan sampah, jangan diremehkan kandungan gizi jeroan sapi seperti babak sangat baik untuk kesehatan tubuh, anemia, ibu hamil dan memelihara saraf. Beberapa waktu lalu, sedang ramai dibicarakan salah satu sumber makanan hewani yang kontroversial, yaitu jeroan yang di import. Sebagian masyarakat menganggap sebagai makanan sampah dan tidak layak dikonsumsi. Tapi, benarkah itu?. Benarkah jeroan sapi memang tidak memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh kita?. Apa kata para pakar kesehatan serta makanan menanggapi rumor tersebut?. Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
gizi-jeroan-sapiApa yang dimaksud dengan jeroan?
Jeroan adalah bagian-bagian dalam tubuh (hewan) yang sudah dijagal. Biasanya yang disebut jeroan adalah semua bagian kecuali otot dan tulang. Tergantung dari budaya setempat, berbagai bagian jeroan dapat dianggap sebagai sampah atau makanan mahal. Jeroan yang tidak digunakan secara langsung untuk konsumsi manusia atau binatang diproses lebih lanjut untuk menghasilkan makanan hewan, pupuk, atau bahan bakar.
Apa manfaat utama dari jeroan?
Memang kalau dilihat dari kandungan dalam jeroan baik juga untuk fungsi tubuh diantaranya untuk memelihara syaraf, kandungan kolin dalam hati baik untuk bayi dalam kandungan, dan yang lain untuk penyembuhan anemia. Hal yang perlu dikhawatirkan efek jeroan salah satunya adalah kandungan lemaknya yang bisa menyebabkan kolesterol tinggi. Penyakit kolesterol ini cukup membuat masalah masalah penyakit degeneratif lain utamanya jantung koroner, obesitas, darah tinggi, dan stroke.
Apa kandungan gizi jeroan ?
Bagian dalam dari hewan yang tak dapat dipungkiri kelezatannya adalah babat. Babat adalah bagian akhir dari perut hewan. Baunya tidak enak sehingga dianggap tidak layak konsumsi. Namun, tidak sedikit orang yang menyukainya. Babat sapi umunya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu : rumen (selimut/flat/babat halus), retikum (saku babat/sarang lebah), dan omasum (babat daun). Babat segar berwarna putih kelabu atau krem kehijauan. Warna hijau ini diduga berasal dari kandungan klorofil yang tinggi, sedangkan warna putih kelabu karena senyawa lain yang tercerna.
Bakteri Baik Berdasarkan penelitian di Laboratorium Woodson – Tenant di Atlanta, Georgia, AS, babat hijau mengandung rasio kalsium berbanding fosfor sebesar 1:1, pH secara keseluruhan adalah asam (baik untuk pencernaan), protein 15,1 gram; lemak 11,7 gram, serta asam lemak esensial linolenat dan linoleat dalam proporsi yang direkomendasikan.
Ditemukan juga bakteri asam laktat (Lactobacillus acidophilus) dalam babat hijau. Ini merupakan bakteri usus yang baik dan menjadi bahan utama probiotik. Babat kaya akan gizi, seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kolestrol dan purinya tinggi sehingga babat tidak aman bagi pengidap asam urat. Dalam setiap 100 g babat terkandung 122 mg kolestrol dan 470 mg purin.
Vitamin utama yang dikandungnya vitamin B. mineral dalam babat di antaranya natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, mangan, dan selenium. Vitamin B3 dan folat dalam babat berperan membantu otak dalam memproduksi zat-zat kimia penting untuk penyimpanan data dalam daya ingat. Vitamin B3 juga penting untuk membantu pembuatan protein. Vitamin B12 dapat mengurangi potensi gangguan sistem kerja sel-sel saraf sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya gangguang memori.
Kalium yang tinggi dalam babat berperan menjaga keseimbangan elektrolit (asam-basa) tubuh yang bekerja sama dengan natrium. Kalium juga dibutuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung dan fungsi neurotransmitter (pembawa pesan di sel-sel otak). Fosfornya untuk membentuk tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energy (perubahan antara ATP dengan ADP).
Fungsi magnesium antara lain membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin. Besi membantu otak memproses zat gizi untuk aktivitas, serta membantu proses neurotransmitter. Seng untuk membentuk enzim dan hormon, juga memelihara enzim, hormon, dan aktivitas indra pengecap. Tak Perlu Pantang Mengingat begitu beragam kandungan zat gizinya, sebaiknya babat tidak dipantang, tetapi perlu dikonsumsi secara bijak agar tidak menimbulkan keluhan.
Konsumsi berlebihan dalam waktu lama akan berkonstribusi terhadap timbulnya gout, jantung coroner, stroke, dan berbagai penyakit degeneratif lain. Sebaiknya konsumsi babat diimbangi dengan asupan serat pangan (dietary fiber) sekitar 25-30 gram per hari, misalnya berasal dari sayur, buah dan kacang. Sayur dan buah telah terbukti secara ilmiah mengandung serat pangan yang dapat menurunkan kolestrol darah.
Disarankan mengonsumsi 2-4 porsi buah dan 3-5 porsi sayur per hari. Olah raga juga rutin dapat meningkatkan kadar kolestrol baik (HDL), dan menurunkan kolestrol jahat (LDL). Untuk menjadikan babat sebagai makanan yang lezat, aman dan mendapat manfaatnya adalah dengan cara mengkonsumsi dalam porsi yang benar. Disamping itu disertai juga dengan mengkonsumsi buah sebagai penyeimbang untuk meredam kolesterol jahat yang ditimbulkannya, dengan cara dan dalam porsi yang benar babat yang nota bene tempat menampung kotoran dan sari makanan dapat di konsumsi dengan aman,

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik