Entri Populer

cara menghadapi anak baru terkena traumatik

Written By iqbal_editing on Sabtu, 18 Maret 2017 | 02.58

Pasca mengalami atau melihat suatu peristiwa misalnya bencana alam atau kejadian teror bom pekan lalu, anak bisa merasa ketakutan bahkan trauma. Menjadi hal yang wajar jika anak merasakan hal itu. Namun, bukan berarti orang dewasa di sekitarnya tidak bisa membantu anak agar cepat pulih dari ketakutan dan trauma yang dialami.

Dosen Psikologi Universitas Indonesia Nathanael EJ Sumampouw, MPsi mengatakan langkah tepat untuk membantu anak tidak lagi merasa takut atau trauma yakni segera setelah terjadi pengalaman sulit, kembalikan anak pada aktivitasnya seperti biasa.

"Kalau biasanya anak sekolah ya kembali sekolah. Dulu pas tsunami misalnya, ada sekolah darurat, school of the box atau lainnya. Anak biasa bermain bola tiap sore misanya, ya kembali aja mereka melakukan permainan itu," tutur pria yang akrab disapa Nael ini dalam temu media di Nutrifood Inspiring Centre, Menteng Square Apartment, Matraman, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Baca juga: Cara Tepat Menjelaskan Soal Teror Bom pada Anak Usia Sekolah Dasar

Menurut Nael, mengembalikan anak pada kegiatan rutin dan aktivitas sehari-harinya bisa mengembangkan pemikiran anak bahwa akan ada hari esok. Sebab, dengan tahu ada kegiatan rutin yang akan dilakukan, hal itu bisa membuat anak merasa segala sesuatunya bisa kembali normal.

Namun, tetap penting bagi orang tua untuk meminta anak menjaga dirinya misalkan segera menghindar jika terdapat keramaian dan ketika merasa takut segera hubungi orang tua atau keluarga terdekat melalui telepon.

Peristiwa teror bom di Jakarta beberapa waktu lalu menurut Nael tak bisa lepas dari perhatian anak. Ketika anak mengetahui hal itu, ada rumus ABCDEF yang diungkapkan Nael yang bisa dilakukan orang tua yaitu:
- Awali dengan ajukan pertanyaan. Orang tua bisa menempatkan anak menjadi narasumber dengan demikian orang tua tahu apa yang anak pahami, dia mendapat info tersebut dari mana.
- Batasi paparan yang bermuatan kekerasan lebih lanjut pada anak.
- Ceritakan dengan sederhana apa yang terjadi. Misalnya anak dipulangkan cepat dari sekolahnya, tanyakan kenapa, lalu bagaimana ia dan temannya? Jika menangis, itu adalah hal yang normal tapi saat ini anak sudah ada di rumah dan dia aman.
- Dengarkan perasaan dan pikiran anak
- Ekstra perhatian dan kasih sayang yang diberikan pada anak.
- Fokus pada aktivitas dan rutinitas anak.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik