Entri Populer

PENYEBAB jangan berlebihan luka pada anak

Written By iqbal_editing on Kamis, 20 April 2017 | 03.27

Pada dasarnya, ketika anak terluka atau cedera maka mereka akan merasa stres. Orang tua juga pasti merasakan hal yang sama, belum lagi muncul rasa bersalah.

Hal ini terlihat dalam sebuah penelitian baru di Australia yang belum dipublikasikan. Peneliti melakukan pengamatan terhadap 92 keluarga yang anak-anaknya (usia berkisar antara 1-6 tahun) mendapatkan penanganan akibat luka bakar yang dimilikinya di sebuah rumah sakit di Brisbane.

Setelah 18 bulan, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa orang tua yang terlihat gelisah atau tertekan ketika melihat anak-anaknya ditangani, semisal saat mengganti perban, tak dapat memberikan dukungan yang memadai saat prosedur itu dilaksanakan.

Namun yang tidak disadari orang tua adalah ini berpengaruh langsung kepada si anak. Kemampuannya untuk menahan diri saat prosedur dilakukan menjadi menurun. Di sisi lain, anak jadi ikut tertekan.

Ini diukur dari respons anak ketika dokter, orang tua atau perawat mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan memberikan mainan atau mengajaknya bicara.

Perhatian mereka tidak teralihkan, dan mereka lebih banyak menangis atau berteriak histeris saat perbannya diganti. Anak juga mengalami rasa sakit yang lebih besar selama penggantian perban.
 

"Pikiran kita tidak bisa digunakan untuk fokus pada beberapa hal sekaligus. Dan ketika pikiran sudah disibukkan dengan satu hal, maka rasa sakitnya menjadi tidak sebesar ketika ia hanya memfokuskan pikirannya pada luka dan sakit yang dirasakannya," terang Erin Brown, kandidat PhD dari University of Queensland seperti dilaporkan ABC Australia.

Ketika sebuah prosedur kesehatan tidak terasa menyakitkan atau membuat seseorang merasa stres, maka traumanya juga menjadi lebih rendah. Begitu pula dengan sakit yang dirasakan dan tingkat kecemasan yang dimiliki.

Tingkat kecemasan yang rendah juga dikaitkan dengan percepatan kesembuhan luka pada anak-anak, tambah Brown.

Untuk itu orang tua yang cemas dan merasa bersalah karena anaknya terluka atau cedera, baiknya juga mendapatkan dukungan agar kondisi psikis ini tidak terlalu kentara di depan anak.

"Fokuskan untuk membantu anak Anda selama prosedur, bukannya mencemaskan keparahan luka atau cederanya," pesan Brown.

Berikut daftar hal yang bisa dilakukan saat mendukung anak ketika menjalani prosedur kesehatan:
- Alihkan perhatian si anak, bisa dengan mainan, makanan, musik, gambar, TV atau obrolan
- Pastikan selalu dekat dengan anak dan katakan Anda akan selalu mendampinginya
- Bila anak ingin melihat prosedur yang akan dilakukan, biarkan saja, begitu juga sebaliknya, tetapi tetap lakukan pengalihan perhatian
- Ajak anak berlatih mengatur pernapasannya. Lakukan bersama-sama untuk menenangkan dirinya dan juga Anda sendiri
- Tetap tenang dan percaya diri, meski prosedur yang harus dilakukan tidak mudah untuk disaksikan

Selanjutnya, berikut daftar hal yang harus dihindari ketika mendampingi anak menjalani prosedur kesehatan:
- Menakut-nakuti anak dengan mengatakan bahwa prosedur yang dilakukan terasa menyakitkan
- Mengkritik perilaku anak
- Meminimalisir pengalaman si anak, semisal dengan mengatakan 'kamu baik-baik saja' atau 'ini sudah hampir selesai'. Baiknya biarkan anak melalui prosedur tersebut sampai tuntas
- Mengakui jika apa yang dialami anak memang menyakitkan, yaitu dengan mengatakan 'ayah/ibu tahu ini sangat menyakitkan'

"Jika memang Anda merasa tak bisa menghadapi ini, ajak orang dewasa lain untuk mendampingi Anda atau menggantikan Anda ketika mendampingi si kecil. Atau bicarakan hal ini dengan perawat maupun dokter," pesan Brown.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik