Entri Populer

tips mendongeng pada anak tidak garing

Written By iqbal_editing on Rabu, 12 April 2017 | 03.33

Ayah dan Ibu mendongeng untuk anak? Kenapa tidak. Hanya saja, tak menutup kemungkinan jika ada orang tua yang segan mendongeng karena khawatir kegiatan mendongengnya jadi tak menarik atau 'garing' untuk anak.

Menanggapi hal ini, salah satu personel Duo Musical Storytelling Sarang Cerita, Essenza Quranique Bachreisy atau Eca mengatakan kaku saat mendongeng bisa dirasakan orang tua terlebih ketika baru pertama kali melakukannya. Namun, jika ayah dan ibu sudah terbiasa, pastinya Anda juga bisa lebih luwes dalam mendongeng.

"Yang penting kita menguasai cerita. Terus jangan lupa lakukan kontak mata saat memberi dongeng ke anak, terus bisa pakai gesture kita dan mimik dalam menyampaikan dongeng," kata Eca ditemui usai Storytelling yang digelar detikHealth dan Sarang Cerita di PAUD Tunas Melati, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (12/4/2017).

Trik dari Eca, orang tua tak perlu malu berekspresi di depan anak. Sebab, mendongeng bisa jadi salah satu Cara mendekatkan hubungan antara anak dan orang tua. Terlebih, sehari-hari anak bukanlah sosok yang asing bagi orang tua sehingga tak terlu canggung lagi ya.

Semakin pendongeng tak malu dan ekspresif, cerita bisa jadi menarik untuk anak. Bahkan, bukan tak mungkin anak bisa sampai melongo karena amat menyimak jalan cerita. Kadang kala, saat mendongeng anak bisa mengeluarkan idenya terhadap cerita tersebut.

Untuk menanggapi, orang tua bisa berimprovisasi. Contohnya, personel Sarang Cerita lainnya Kanya Cittasara yang mendongeng soal peri bernama Milen yang hobi nonton TV dan tak mau main bersama temannya. Saat sedang menceritakan Milen kaget lampu di rumahnya tiba-tiba mati, seorang murid PAUD Tunas Melati menyeletuk. "Iya Milen kaget terus ada bayangan putih-putih."

Menanggapi ini, Kanya mengatakan. "Oh ya, ada putih-putih itu mungkin bajunya Milen yang digantung ya". Dikatakan Kanya, ia memang harus menetralkan apa yang dikatakan anak tanpa harus mengubah jalan cerita menjadi kisah Milen yang tiba-tiba muncul hantu di dalamnya.

B
Nah, menurut Eca memang improvisasi dibutuhkan saat ada celetukan seperti itu, tapi tidak sampai mengatakan bahwa yang dikatakan si anak bukan jalan ceritanya. Sebab, jika begitu anak merasa ditolak idenya dan kecewa lantas ia ogah didongengi kembali. Dengan kata lain, anak merasa dihargai saat celetukannya ditanggapi. Ia menambahkan, membawakan satu cerita dongeng selama 7-10 menit sudah cukup. Jika menggunakan lagu, satu cerita bisa dibawakan dalam waktu kurang lebih 15 menit.

Dalam kesempatan sama, salah satu guru bernama Ani Suharni mengatakan umumnya anak-anak suka dongeng yang lucu. Nah, ekspresi seperti menangis justru bisa mereka anggap lucu. Hal itu pula yang memancing anak-anak tertawa.

"Mereka umumnya senang dengan tokoh yang sering dijumpai sehari-hari termasuk karton. Kadang, supaya lebih menarik, butuh juga alat peraga kayak boneka jari," kata Ani.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik