Entri Populer

alasan thalesmia butuh donor darah

Written By iqbal_editing on Selasa, 09 Mei 2017 | 15.18

Thalassemia merupakan penyakit langka yang menyebabkan kelainan pada darah. Hal ini membuat pengidapnya anemia parah dan berisiko mengalami pembesaran limpa dan hati. Mereka harus mendapat transfusi darah seumur hidup.

dr Pustika Amalia Wahidayat, SpA(K), dari Divisi Hematologi-Onkologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan pasien thalassemia tidak bisa memproduksi sel darah merah yang baik. Karena itu, mereka harus mendapatkan transfusi darah dari orang lain.

"Normalnya sel darah merah itu pecah 120 hari. Tapi pada orang thalassemia, pecahnya kurang dari 30 hari. Makanya mereka mengalami anemia parah," tutur dr Amalia, dalam temu media di Kementerian Kesehatan, baru-baru ini.



Dikatakan dr Amalia, hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan thalassemia. Karena itu untuk mencukupi kebutuhan sel darah merah, pasien thalassemia harus mendapatkan tranfusi darah setiap bulan.

Namun transfusi darah ini bukannya tak memiliki efek samping. Sering kali pasien thalassemia yang melakukan transfusi darah satu bulan sekali mengalami kelebihan zat besi. Jika dibiarkan, penumpukan zat besi ini bisa berakibat fatal.

"Makanya kulit pasien thalassemia itu hitam karena kelebihan zat besi. Zat besi juga bisa menempel pada endokrin sehingga tidak bisa membentuk hormon, menyebabkan pengeroposan tulang hingga gangguan irama jantung," tutur dr Amalia lagi.

Karena itu pengobatan thalassemia mutakhir saat ini juga disertai dengan terapi kelasi besi. Terapi kelasi besi merupakan metode di mana zat besi yang berlebih dalam darah dibuang dengan menggunakan obat deferiprone, deferasirox, atau desferrioxamine.

"Makanya dulu pasien thalassemia banyak yang tidak sampai dewasa karena tidak mendapat transfusi. Dan pengobatan terbaru saat ini dengan transfusi dan kelasi besi mampu meningkatkan harapan hidup pasien thalassemia secara signifikan," tutup dr Amalia.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik