Entri Populer

BAHAYA BLUE WHALE CHALLENGGE BAGI REMAJA

Written By iqbal_editing on Kamis, 04 Mei 2017 | 01.24

Blue Whale Challenge merupakan sebuah permainan online yang berasal dari media sosial. Permainan ini sangat kontoversial dan berbahaya karena mengajak pesertanya untuk melukai diri sendiri hingga bunuh diri.

Permainan ini menghebohkan publik dunia setelah sebuah laporan menyebut 130 remaja di Rusia bunuh diri karena mengikuti permainan ini. Pakar kesehatan jiwa dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, dr Andri, SpKJ, FAPM pun mengingatkan para remaja untuk tidak ikut-ikutan permainan ini.

"Memang tidak semua remaja bisa dan melakukan hal ini, karena kan tugasnya melukai diri sendiri. Namun mereka yang memiliki gangguan depresi atau gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder -red) sangat rentan, bukan hanya menyakiti diri sendiri namun juga bunuh diri," tutur dr Andri kepada detikHealth.


Secara ringkas, Blue Whale Challenge merupakan permainan yang menuntut pesertanya melakukan 50 tugas. 50 Tugas tersebut terdiri dari menggambar ikan paus di pergelangan tangan atau kaki menggunakan benda tajam seperti silet, menonton film horor sepanjang hari, dan selanjutnya di hari ke-50, mereka dituntut untuk mengakhiri hidup.

Bagi pengidap gangguan kepribadian ambang, menyakiti diri sendiri merupakan cara untuk mengurangi sakit hati akibat banyaknya penolakan yang terjadi. Tanpa ditantang pun menurut dr Andri, pasien gangguan kepribadian ambang bisa menyakiti dirinya sendiri.

Dikatakan dr Andri, Blue Whale Challenge sejatinya adalah ajakan bunuh diri yang dibalut permainan. Dilihat dari tugas-tugas yang diberikan, peserta akan melukai diri sendiri dan perlahan-lahan membuat dirinya menjadi depresif sehingga di hari terakhir mau melakukan bunuh diri.

"Ini kan tidak benar karena yang dianggap menang adalah mereka yang berhasil bunuh diri. Padahal Hari Kesehatan Sedunia tahun ini mengambil tema Depression: Let's Talk," tambah dokter yang aktif di twitter lewat akun @mbahndi ini.

Ia pun menekankan kepada para remaja yang memiliki gejala depresif untuk tidak ragu mencari pertolongan profesional dengan pergi ke psikiater atau psikolog. Dengan begitu, gejala depresi yang muncul bisa ditangani sebelum terlambat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik