Entri Populer

sstimulasi yg cocok bagi bayi prematur

Written By iqbal_editing on Senin, 15 Mei 2017 | 02.54

Orang tua terkadang bingung memberikan stimulasi pada bayinya yang terlahir dalam keadaan prematur. Apakah mereka harus menggunakan metode yang sama dengan bayi yang tidak prematur atau seperti apa?

Menurut Dr dr Irwanto, SpA(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr Soetomo, stimulasi yang diberikan pada bayi prematur tak jauh berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu.

"Cuma kita harus lebih hati-hati karena lebih sensitif kulitnya," pesannya saat berbicara dalam Seminar Golden Period Development: Menggendong Bayi dengan Standar Ahli di RS Penyakit Tropis dan Infeksi Universitas Airlangga baru-baru ini.

Ia menambahkan, stimulasi terbaik yang bisa diberikan kepada bayi prematur adalah metode kanguru, sebab dengan metode ini, orang tua dapat menjaga kehangatan si bayi mengingat suhu tubuh mereka belum stabil serta belum bisa beradaptasi dengan suhu di luar ruangan.

Selain itu, untuk menentukan stimulasinya, orang tua dibantu tenaga kesehatan harus mengetahui sejauh mana kemampuan fisik si bayi berdasarkan usianya. Tapi biasanya banyak di antara tenaga kesehatan sendiri keliru menilai usianya.

"Misalnya bayi lahir prematur 7 bulan. Dia lahir bulan Januari, sekarang bulan Mei, jadi untuk menentukan usianya kita hitung dari Januari sampai Mei itu 4 bulan kemudian dikurangi 2 bulan atau kekurangan lahirnya, sehingga usianya berkisar 2 bulan," papar dr Irwanto.

Bila sudah diketahui usia pastinya, ini akan memudahkan tenaga kesehatan menilai kemampuan dasar si bayi. "Kalau anaknya belum bisa mengangkat kepalanya di usia 2 bulan itu, berarti masih dianggap normal. Karena rata-rata bayi baru bisa mengangkat kepalanya itu usia 3 bulan," jelasnya.

Bahkan jika stimulasinya diberikan dengan baik, tidak menutup kemungkinan jika bayi prematur sudah bisa mengangkat kepalanya sebelum waktunya, semisal di usia 1 bulan.



Lantas bagaimana dengan bayi yang memiliki kelainan genetik seperti down syndrome? dr Irwanto menegaskan, bayi down syndrome harus diberikan penanganan khusus. Sayangnya di Indonesia masih jarang ada tempat khusus untuk memberikan terapi bagi bayi dengan kelainan seperti ini.

"Padahal untuk anak-anak berkebutuhan khusus itu stimulasinya harus 2-3 kali dalam seminggu," tandasnya.

Meski demikian, stimulasi masih bisa diberikan oleh orang tua sendiri atau mencari rumah sakit yang bisa memberikan terapi. Dari pengalaman dr Irwanto sendiri, ia justru tidak pernah menyarankan pasiennya dan orang tua mereka untuk sering-sering menemuinya mengingat faktor jarak dan biaya yang harus dikeluarkan.

"Misalnya yang dari Kalimantan, saya suruh cari tempat terapinya di Kalimantan Timur yang dekat. Nanti ketemu saya 6 bulan sekali saja," katanya.

Yang terpenting anak diberi terapi dan ini dilakukan secara kontinyu alias tanpa putus.stimj

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik