Entri Populer

Pesan Dokter Jiwa: Stop Viralkan Aksi Telanjang di Jalanan

Written By iqbal_editing on Selasa, 06 Juni 2017 | 03.41

Viralnya video wanita nyaris bugil yang belanja di apotek dan berjalan-jalan di daerah Mangga Besar menarik perhatian dokter jiwa. Jika benar wanita yang ada di video tersebut mengidap gangguan jiwa, maka merekamnya dan mengunggah video ke internet malah akan memperburuk stigma terhadap orang dengan ganggguan jiwa (ODGJ).

"Memang masalahnya di zaman sekarang ini ya, orang selalu ingin mengabadikan peristiwa di dekat mereka dengan smartphone, lalu menyebarkannya dengan segera, supaya dianggap orang pertama yang tahu, apalagi jika kejadiannya heboh, kontroversial dan menarik seperti wanita setangah telanjang di Mangga Besar itu," tutur dr Andri, SpKJ, dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera.

ODGJ yang telanjang dikatakan dr Andri berbeda dengan pengidap eksibisionisme. Meskipun keduanya sama-sama dikategorikan sebagai gangguan jiwa, alasan telanjang di tempat umumnya sangat berbeda.



Misalnya pada pengidap skizofrenia, pergi ke luar rumah tanpa busana dilakukan karena penilaian tentang realitanya yang sudah terganggu. Sehingga mereka tidak sadar jika ke luar rumah dalam keadaan bugil atau tanpa busana.

Berbeda dengan pengidap eksibisionisme di mana mereka sengaja melespaskan pakaian atau berjalan bugil di jalanan karena dorongan fantasi seksual. Pengidap eksibisionisme melakukannya untuk mencari kepuasan.


Itulah mengapa biasanya pada kasus tertentu, ada pelaku eksibisionisme yang sampai bermasturbasi di hadapan 'korbannya'. Selain itu, pada dasarnya pelau eksibisionisme tidak sampai melakukan kontak seksual secara langsung dengan si 'korban'.

"Jadi biasa saja sikapnya ketika bertemu eksibisionis. Kalau kita biasa saja, malah membuat dia akan lebih tidak nyaman karena tujuannya tidak berhasil," sarannya saat berbincang dengan detikHealth.

Lain halnya jika di jalanan bertemu dengan ODGJ yang bugil namun tidak menyadari keadaan di sekitarnya. Jika bertemu dengan ODGJ seperti ini, dr Andri mengatakan lebih baik kita membantu dengan memberikan pakaian untuk menutupi tubuhnya.

"Lebih baik diberikan pakaian. Jangan divideokan. Kita berikan pakaian atau penutuplah minimal untuk menutup alat vitalnya. Baru hubungi pihak berwajib untuk cari pertolongan. Fokus utamanya adalah membuat mereka merasa lebih baik dulu, bukan langsung videokan dengan alasan ini seru lalu diviralkan," tegasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik