Entri Populer

Risiko Jika Ibu Hamil Dibiarkan Berdiri Lama di KRL

Written By iqbal_editing on Rabu, 14 Juni 2017 | 08.51

Bukan tanpa alasan ibu hamil diberikan tempat duduk prioritas di KRL atau tempat umum lainnya. Dari segi medis, berdiri terlalu lama bisa berefek negatif bagi ibu maupun janin.

Dokter spesialis kandungan dari RSU Bunda Menteng Jakarta, dr Sita Ayu Arumi, SpOG menjelaskan bahwa beban tubuh ibu saat hamil menjadi bertambah. Kondisi ini kemudian akan memengaruhi struktur tulang punggungnya.

"Makanya ibu hamil sering terlihat seperti lordosis kan, ini karena beban tulang punggungnya lebih tinggi menahan perut," ungkap dr Sita kepada detikHealth.

Baca juga: Ini Alasan Medis Ibu Hamil Harus Dapat Kursi Prioritas di KRL

Selain itu, aliran darah pada ibu hamil juga mengalami perubahan. Ketika ibu hamil terlalu lama berdiri, maka aliran darah dari jantung ke bagian bawah tubuh akan sulit untuk kembali ke atas. Akibatnya, tahanan cairan terlalu banyak di bawah dan aliran darah jadi tidak terlalu optimal untuk janin di rahim. "Ini nanti kakinya bisa jadi bengkak, kesemutan, terasa nyeri," imbuh dr Sita.

Kepedulian orang sekitar terhadap ibu hamil juga harus diperhatikan saat kereta atau KRL sedang penuh. Dalam kondisi ini, ibu hamil jika berdiri akan menjadi lebih berisiko untuk terdorong atau tersikut di bagian perut. "Ini yang berbahaya bagi janin. Tekanan di daerah perut kan bisa mengganggu kondisi janin di dalam," imbuh dr Sita.


Sebelumnya, dr Hari Nugroho SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr Soetomo Surabaya juga pernah menuturkan bahwa ibu hamil tidak boleh berdiri terlalu lama. Hal ini dapat meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur, akibat tekanan pada mulut rahim yang disebabkan oleh gravitasi saat ibu hamil berdiri.

dr Hari menjelaskan, proses kelahiran terjadi ketika rahim turun sehingga menimbulkan tekanan dan membuka leher rahim. Nah, jika terlalu lama berdiri, beban kehamilan akan membuka leher rahim sehingga proporsi untuk keguguran atau kelahiran prematur lebih tinggi.

Ditambahkan oleh dr Gunawan Dwi Prayitno, SpOG(K), dari RS Siloam Jakarta, ibu hamil mengalami pelebaran pembuluh darah 60 persen, sementara volume darah hanya bertambah 40 persen. Defisit 20 persen ini membuat ibu hamil mudah mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah.

"Posisi berdiri lama dapat menyebabkan syncope atau pingsan tiba-tiba karena aliran darah ke otak berkurang. Memberikan prioritas kepada ibu hamil saja saja kita menghargai ibu yang telah melahirkan kita," tutur dr Gunawan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik