Entri Populer

Kata Siapa Pasien Kanker Tak Boleh Olahraga? Ini Penjelasan Pakar

Written By iqbal_editing on Sabtu, 08 Juli 2017 | 09.41

Manfaat olahraga tidak hanya bisa dinikmati oleh mereka yang sehat. Pakar mengatakan pasien kanker pun bisa mendapat manfaat dari olahraga, asal dilakukan dengan baik dan dalam pengawasan.

"Kita berdampingan aja (dengan kanker), jangan dimusuhi, tapi kita kontrol. Salah satunya dengan olahraga," kata dr Grace Tumbelaka, SpKO disela-sela acara bulanan Cancer Information and Support Center (CISC), di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2017).

Olahraga juga bisa membantu pasien untuk meningkatkan mood sebab dengan olahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang membuat orang bahagia. Selain itu olahraga juga bisa mengurangi kelelahan, kecemasan, dan efek samping terapi lainnya sampai mengurangi dosis kemoterapi.

"Apalagi olahraga sambil ngumpul-ngumpul, auranya makin bagus," terang dokter yang akrab disapa dr Grace ini.

Tujuan berolahraga pun dibagi berdasarkan fase yang dihadapi oleh tiap-tiap pasien. Pada fase pengobatan, olahraga dilakukan untuk mencegah agar kondisi kita tidak menurun lebih lanjut. Jika terapi telah selesai, olahraga dilakukan untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti semula.


Lantas, olahraga seperti apa yang disarankan bagi pasien kanker? dr Grace mengatakan pasien kanker yang masih menjalani terapi sebaiknya melakukan diskusi dengan ongkologisnya. Nantinya dokter akan memberikan indikasi dan kontra-indikasi dari jenis olahraga yang ingin dilakukan.

Namun, olahraga pasien dengan kanker yang masih dalam masa kemoterapi atau radiasi membutuhkan perhatian khusus. Ini dikarenakan respon kemoterapi berbeda-beda bagi tiap individu. Sehingga olahraga pun harus disesuaikan.

"Olahraga bukan cuma main basket aja, yang penting dengan keteraturannya, ada periodenya, berkesinambungan, itu juga olahraga. Yang paling gampang apa sih? Jalan misalnya,"

Aktivitas fisik tersebut bisa dilakukan dengan durasi yang tidak terlalu lama, yakni 20 menit. Dengan berolahraga, pastikan juga Anda melakukan istirahat lebih sering dan selalu kontrol efek pengobatan kanker dibantu oleh dokter Anda.

Untuk pasien radiasi, dosis olahraga boleh dikurangi dan pada kasus tertentu latihan juga bisa ditunda. "Misalnya jika terlalu kelelahan," ujar dokter yang aktif menjadi pembicara tersebut. Olahraga pun semampunya, tidak usah melakukan olahraga yang menghasilkan banyak keringat.

Perlu dicatat, olahraga sebaiknya dikurangi apabila pasien mengalami sejumlah kriteria seperti misalnya anemia. Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Padahal sel darah merah penting untuk mengangkut oksigen yang diperlukan saat olahraga.

Neutropenia disertai demam lebih dari 38 derajat juga menjadi alasan untuk mengurangi aktivitas fisik. Seain itu, jika trombosit rendah sebaiknya juga hindari olahraga kontak atau risiko tinggi cidera.

"Kalau untuk survivor? Rekomendasinya sama dengan orang normal lho, syaratnya dengan bertahap. Kuncinya di apa? Latihan, rutin," tambah dokter yang dikenal modis ini.

Frekuensi latihan minimal 3-5x per minggu dengan intensitas sedang, durasinya cukup 30-60 menit perhari.

Malahan, beberapa penelitian malah dianjurkan aktif bergerak, tapi tentunya ada hal yang harus diperhatikan sesuai kondisi tubuh kita masing-masing. Dengan berolahraga, tak hanya membuat tubuh merasa lebih bugar. Namun bisa juga menjadi upaya pencegahan atau menurunkan risiko berbagai jenis kanker seperti kanker kolon, paru dan lainnya.

Alternatif olahraga yang ditawarkan antara lain jalan, bersepeda, atau aerobik, yoga, pilates hingga Thai Chi. "Sit up tidak dianjurkan karena berdampak pada tulang belakang," tambahnya.

Jangan lupa sertai peregangan sebelum dan sesudah melakukan olahraga. Lakukan selama 10-30 detik dengan frekuensi 3-4 kali.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik