Entri Populer

Pesan Psikolog Bagi Pelaku Orderan Fiktif Go-Food yang Disebut Patah Hati

Written By iqbal_editing on Sabtu, 08 Juli 2017 | 10.01

Julianto Sudrajat menduga perempuan berinisial A berada di balik 'teror' order fiktif Go-Food yang dialamatkan kepada dirinya. Julianto menduga cinta A yang ditolaknya menjadi sebab serangan order fiktif tersebut.

Pria berkacamata ini memang mengaku dipaksa A untuk menerima cintanya karena diteror melalui telepon hingga WA. A berkeras agar Julianto menerima cintanya hingga mengumumkan hubungan keduanya melalui status di Facebook.

Julianto mengaku terpaksa menuruti permintaan itu karena A mengancam akan bunuh diri. Tak hanya itu, A terus meneleponnya dan minta dipertemukan dengan ibunya.

"Karena dia ngancam akan bunuh diri dengan gunting atau loncat ke rel dan tabrakkan tubuhnya ke kereta, jadi saya turutin," jelas Julianto.


Mengomentari hal ini, psikolog dari Universitas Indonesia, Bona Sardo, MPSi, mengatakan memang orang yang patah hati rentan melakukan hal-hal ekstrem. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian orang yang disukainya, dan berharap agar orang tersebut mau menerima cintanya.

"Ini akan terus-terusan dilakukan, minimal sampai dia lelah. Kalau nggak sampai lelah, ya sampai orang yang dicintainya setuju. Sangat sulit menyadarkannya karena dia nggak sadar kalau perbuatannya itu ekstrem," tutur Bona saat dihubungi detikHealth.



Nota order fiktif go-food yang harus dibayar JuliantoNota order fiktif go-food yang harus dibayar Julianto Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom

Padahal menurut Bona, melakukan hal-hal ekstrem seperti ini justru berefek jelek bagi pelaku. Pertama, produktivitas harian akan terganggu. Sebabnya, pelaku akan memprioritaskan hal ini daripada rutinitas harian seperti sekolah atau bekerja.

Kedua, pelaku justru bisa mendapat sentimen negatif dari teman-teman dekatnya. Sebabnya, fokus pelaku akan tertuju pada melakukan hal tersebut sehingga abai pada kondisi di sekitarnya.

"Padahal bisa saja teman-temannya ada yang tulus mau membantu, tapi dicuekin dan akhirnya pergi. Selain itu pelaku juga akan terbebani fisik dan mental karena melakukan hal-hal ekstrem itu menguras tenaga dan pikiran," paparnya lagi.



Oleh karena itu menurut Bona, pelaku sebaiknya berhenti melakukan hal-hal ekstrem demi menarik perhatian orang yang dicintainya. Jika cinta sudah ditolak, jangan sedih berlarut-larut. Segera cari calon pasangan lain yang mungkin lebih baik dari yang sekarang.

"Istilahnya masih banyak ikan di laut. Nggak usahlah bertindak ekstrem. Mendingan tenaga dan pikirannya dialihkan untuk yang lain, malah siapa tahu ketemu jodohnya dari situ," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik