Seputar Kaligata pada Anak
02.06.2016
“Dokter,
setelah makan udang, di badan anak saya muncul merah-merah.” Hal
tersebut sering menjadi keluhan orang tua ketika membawa anaknya
mengalami kaligata. Namun, apa yang dimaksud dengan kaligata? Seperti
apakah gejala yang dikatakan sebagai kaligata? Kaligata sering dikenal
oleh orang tua dengan sebutan biduran. Dalam bahasa medis, lebih dikenal
dengan nama urtikaria. Kaligata memiliki bentuk seperti bentol-bentol
di tubuh, berbatas tegas, memudar bila ditekan, dan disertai dengan
gatal. Bentuknya seperti digigit nyamuk atau terkena ulat bulu.
Apa saja yang dapat menyebabkan kaligata?
Penyebabnya bermacam-macam. Ketika anak
mengalami kaligata, orang tua biasanya langsung beranggapan bahwa
penyebabnya adalah alergi. Namun, tidak hanya alergi yang dapat
menyebabkan kaligata. Kaligata dapat disebabkan oleh infeksi, faktor
fisik (suhu panas, dingin, tekanan), penyakit autoimun, dan sebagian
lainnya tidak diketahui penyebabnya. Infeksi yang dapat menyebabkan
kaligata dapat berupa infeksi oleh bakteri, virus, parasit atau cacing.
Kaligata yang disebabkan alergi dapat dicetuskan oleh alergi makanan
ataupun alergi obat.
Kaligata dapat berlangsung sampai lebih
dari 24 jam dan berpindah-pindah lokasi. Namun umumnya, kaligata pada
lokasi yang sama tidak menetap sampai 24 jam, kecuali apabila urtikaria
yang disebabkan oleh penyakit autoimun. Kaligata dapat timbul dalam
waktu 1-2 jam setelah terpajan dengan faktor pencetus. Kaligata dapat
dibagi menjadi 2 berdasarkan lama berlangsungnya kaligata yaitu akut
(kurang dari 6 minggu) dan kronik (6 minggu atau lebih).
Apakah kaligata berbahaya?
Kaligata dapat menjadi bagian dari
reaksi alergi yang berat, atau yang disebut anafilaksis. Tanda-tandanya
antara lain kaligata muncul di seluruh badan, lesinya luas, disertai
dengan bengkak di area mata atau bibir, dan keluhan lain seperti sesak,
nyeri perut, atau anak menjadi tidak sadar. Hal-hal di atas dapat
menjadi tanda bahaya bagi orang tua bila anaknya mengalami kaligata.
Bila tidak ditangani dengan baik dan cepat, dapat mengakibatkan
kematian.
Tidak ada larangan bagi anak yang
mengalami kaligata untuk mandi. Anak tetap dapat mandi dengan air biasa.
Untuk mengurangi rasa gatal, anak dapat diberikan bedak seperti bedak
salisil.
Untuk mengatasi kaligata, diperlukan obat antihistamin. Untuk itu,
orang tua perlu membawa anaknya berobat ke dokter karena obat-obatan ini
diberikan sesuai dengan kebutuhan dan dosis. Orang tua harus memberikan
obat-obatan tersebut berdasarkan instruksi dokter. Pada anak yang
memang sudah berulang kali mengalami kaligata, biasanya dokter sudah
membekali orang tua obat-obatan di rumah sebagai pertolongan pertama
untuk mengatasi kaligata.
Apabila kaligata luas dan terdapat
tanda-tanda anafilaksis, maka diperlukan obat-obatan lain yang diberikan
sesuai dengan penanganan pada anak yang mengalami anafilaksis, seperti
adrenalin, steroid, dan lain-lain.
Beberapa anak yang mengalami kaligata
mungkin saja membutuhkan observasi di ruang rawat inap. Biasanya yang
membutuhkan rawat inap adalah anak-anak yang kaligatanya terjadi secara
menyeluruh dan terdapat tanda-tanda anafilaksis. Lama observasi di ruang
rawat inap tergantung respon anak terhadap pengobatan. Lama observasi
paling lama sekitar 1-2 hari.
Untuk mencegah kaligata, orang tua perlu
mengenali penyebabnya terlebih dahulu. Bila disebabkan oleh alergi dan
orang tua sudah mengetahui pencetusnya, cara untuk mencegah kaligata
adalah menghindari pencetusnya tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar