Entri Populer

faktor penyebab jeda antara bayi kembar lahir satu dengan lainya

Written By iqbal_editing on Rabu, 01 Februari 2017 | 14.30

, Umumnya, ada jeda waktu kelahiran bayi kembar. Nah, sebenarnya, adakah jeda waktu ideal kelahiran bayi kembar pertama dan kedua, misalnya?

Menurut dr Khanisyah Erza Gumilar SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, pada dasarnya tidak ada jeda waktu ideal kelahiran bayi kembar. Hanya saja, menurut dr Erza ada beberapa faktor yang perlu dipastikan adalah letaknya janin, utuh tidaknya selaput ketuban, dan kondisi detak jantung janin.

"Misalnya bayi pertama letak kepalanya di bawah, itu bisa lahir pervaginam. Ternyata, bayi kedua letaknya melintang (bukan kepala yang di posisi bawah), perlu dilakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan si bayi kedua," tutur dr Erza saat berbincang dengan detikHealth.

Bagaimana jika dilakukan ekstraksi kaki atau memutar bayi di dalam (internal version) pada bayi kedua? "Bisa saja, tapi kan berisiko juga," ujar dr Erza.

Kemudian, pada bayi kembar dengan satu selaput ketuban atau dengan kata lain satu ketuban berisi dua bayi. Ketika ketuban sudah pecah dan bayi pertama lahir, maka otomatis bayi kedua ikut turun dan lahir. Tapi, ini juga bergantung pada posisi si bayi seperti apa.

Contoh lain misalnya, meski jarang terjadi tapi ada kondisi di mana bayi berada di ketuban yang berbeda. Satu bayi meninggal dan satu bayi masih bertahan dalam usia kehamilan prematur.

"Bayi yang satu dilahirkan sedangkan bayi kedua terus di dalam sampai nanti memang sudah tiba waktunya dia bisa dilahirkan. Itu kan artinya jeda juga," tambah dr Erza.

Berdasarkan pengalamannya, dr Erza mengatakan ada bayi kembar yang lahir dengan jeda waktu sampai 3 jam. Ya, ketika bayi pertama lahir melalui prosedur pervaginam dan bayi kedua melalui operasi caesar.

"Selama tidak didapatkan gawat janin, jeda waktu kelahiran yang agak lama relatif aman. Meski, jeda yang lama tentunya berdampak pada kondisi ibu dan janin yang masih di dalam. Untuk itu observasi dan evaluasi detak jantung janin, bagian terendah janinm, dan keadaan ketuban menjadi perhatian penting. Ingat ya, persalinan kembar wajib ditangani di Rumah Sakit karena masuk dalam persalinan risiko tunggi," tegas dr Erza.

Dihubungi terpisah, dr Eric Kasmara SpOG dari RS Pondok Indah Puri Indah persalinan pada bayi kembar dapat dilakukan melalui metode persalinan per-vaginam hanyalah jika bayi pertama posisi kepalanya di bawah (presentasi kepala).

"Jadi, jika ingin melahirkan bayi kembar per-vaginam, posisi kepala bayi pertama haruslah di bawah, tidak boleh pantat di bawah (presentasi bokong) atau bayi pertama melintang (letak lintang), serta tidak ada kontraindikasi persalinan per-vaginam, seperti misalnya ari-ari di bawah (plasenta previa). Jika syarat persalinan per-vaginam tidak terpenuhi, ya sudah pasti persalinan harus dilakukan per-abdominam," kata dr Eric saat berbincang dengan detikHealth.

Pada metode persalinan per-vaginam, biasanya setelah bayi pertama keluar, dokter akan melakukan pemeriksaan dari luar dan pemeriksaan dalam untuk memastikan posisi bayi kedua. Jika posisi bayi kedua kepala di bawah (presentasi kepala), maka bayi kedua dapat dilahirkan secara normal dengan menunggu kontraksi rahim ibu (seperti persalinan bayi pertama). Namun ada kalanya kontraksi hilang atau berkurang, sehingga dokter akan memberikan obat perangsang mulas hingga bayi kedua-pun dapat dilahirkan secara per-vaginam.

"Biasanya dalam persalinan per-vaginam, bila mulas baik, maka rentang waktunya tidak terlalu lama, mungkin dapat berbeda antara 1 sampai 10 menit, maksimal 30 menit. Nah, kalau presentasi bayi kedua adalah bokong atau letak bayi kedua melintang, maka dokter akan memasukkan tangannya ke dalam rahim, mencari kaki bayi kedua dan mengeluarkannya dengan menarik kakinya terlebih dahulu. Biasanya hal ini dilakukan segera setelah bayi pertama dilahirkan, karena jika terlalu lama, ditakutkan serviks akan menguncup lagi. Bila serviks menguncup, akan lebih sulit mengeluarkan si bayi kedua.", tambah dr Eric.

Dari kepustakaan disebutkan bahwa sekitar 40 persen kehamilan kembar dua dapat dilahirkan melalui metoda persalinan per-vaginam. "Jadi, persalinan bayi kembar dua tidak identik dengan 'harus operasi sesar'. Persalinan per-vaginam dapat dilakukan bila syarat-syaratnya terpenuhi, seperti yang telah saya terangkan di atas.", imbuh dr Eric.

Bila ibu melahirkan melalui operasi sesar, jeda lahir antara kedua bayi kembar biasanya lebih cepat, mengingat prosedur operasi sesar mesti diselesaikan secepat mungkin karena risiko operasi meningkat dengan semakin lamanya operasi.

"Kalau perut ibu terbuka makin lama, risiko infeksi dapat meningkat. Biasanya setelah anak pertama dikeluarkan, dokter langsung akan mengeluarkan si anak kedua. Setelah lahir bayi pertama, dokter kemudian memecahkan kantong ketuban bayi kedua (jika terdapat dua kantong ketuban), dan bayi kedua segera dikeluarkan. Jeda waktunya paling hanya beberapa detik sampai 1 menit. Paling lama 1 menit sudah lahir bayi keduanya," pungkas dr Eric.


(rdn/up)

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik