Entri Populer

PENELITIAN MANFAAT TERAPI MUSIK DAN PASCA STROKE

Written By iqbal_editing on Sabtu, 22 April 2017 | 02.56

Siapa sih yang tak suka musik? Terlepas dari apapun genrenya, bisa dikatakan semua orang menyukai musik. Dari sini peneliti terinspirasi untuk menggunakannya sebagai terapi kesehatan.

Adalah peneliti dari Murdoch University, Perth. Menurut mereka, otak selalu 'menggila' ketika mendengar musik. 'Menggila' di sini bermakna positif.

"Tak heran ketika kita mendengar lagu atau sepenggal musik, kita akan mulai menghentakkan kaki atau menjentikkan jemari," kata salah satu peneliti Ann-Maree Vallence.

Itu mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara bagian otak yang bertugas mencerna rangsangan auditori seperti musik dengan bagian otak lain yang berperan dalam menghasilkan gerakan tubuh.

Untuk itu, Ann-Maree dan timnya ingin memanfaatkan respons alami otak terhadap musik ini untuk membantu menstimulasi aktivitak otak, utamanya pasca serangan stroke.

"Salah satu jenis stroke yang paling sering ditemui adalah 'middle cerebral artery stroke', di mana terjadi penyumbatan yang mempengaruhi bagian otak di balik kemampuan motorik atau pergerakan," ungkapnya.


Namun Ann-Maree dan timnya masih harus melakukan percobaan untuk memastikan apakah potensi ini betul-betul bisa dimanfaatkan. Untuk saat ini, mereka sedang melakukan perekrutan partisipan, utamanya pasien stroke kronis sebanyak 20 orang.

Mereka akan diminta ambil bagian dalam sebuah terapi menggunakan aplikasi ponsel pintar bernama GotRhythm. Aplikasi ini sendiri dikembangkan peneliti dari University of Western Australia.

Aplikasi ini terhubung dengan sensor-sensor nirkabel yang akan dipasangkan ke kedua lengan dan tangan partisipan. Ketika aplikasinya diaktifkan, partisipan dilatih untuk menggerakkan tangannya selama 30 menit. Latihannya sederhana saja, seperti mengambil gelas. Kemudian musiknya baru diperdengarkan setelah partisipan berhasil menyelesaikan latihannya.

Nantinya aktivitas otak partisipan akan diukur sebelum dan sesudah sesi latihan, untuk melihat apakah ada perubahan berarti. Mereka berharap 'reward' yang diberikan pada otak partisipan setelah berhasil menyelesaikan latihannya akan merangsang otak. Dan jika hal ini dilakukan secara rutin, mereka pun meyakini terapi ini bisa mengembalikan fungsi motorik partisipan.

"Walaupun tidak bisa memulihkan bagian otak yang rusak karena stroke, setidaknya akan ada bagian otak lain yang mengkompensasikannya," imbuh Ann-Maree.

Menurut timnya, bila percobaan ini terbukti sukses, maka mereka bisa mengembangkan terapi untuk pasien pasca stroke berbasis rumahan yang tak hanya murah tetapi juga memudahkan pasien.

"Yang pasti ini akan menyenangkan dan mereka senang melakukannya sehingga lebih bersemangat untuk berlatih," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik