Entri Populer

KISAH PENDERITA TUMOR YANG BUTUH BANTUAN

Written By iqbal_editing on Senin, 08 Mei 2017 | 10.19

Iqbal/detikHealth)
Cilegon, Sejak 3 tahun lalu, Fathurohmat (43) alias Kiyik berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Kiyik awalnya tak tahu benjolan yang kian hari semakin membesar adalah tumor ganas.

Awalnya, Kiyik hanya merasakan sakit di bagian gusi dan lidah yang terbelah. Akibatnya, air liur selalu keluar dari mulutnya. Ia mengira gusi bengkak dan lidah terbelah itu hanya penyakit biasa. Namun, seiring berjalannya waktu, Kiyik merasa ada yang berbeda dari penyakitnya.

"Awalnya lidah terbelah, lari ke gusi, gusinya bengkak terus timbul benjolan di gusi sebelah kanan bagian luar," tulisnya dalam secarik kertas lantaran tak kuat menahan sakit saat berusaha membuka mulut.

Pria yang bekerja sebagai office boy di kantor kecamatan Pulo Merak itu hanya bisa terbaring lemah di atas kasur. Jika sakitnya kambuh, yang ia rasakan ialah kepala pusing dan darah mengucur dari mulutnya. Tumor Ganas yang tumbuh di pipi sebelah kanannya itu terus meneteskan cairan putih.

"Kalau darah keluar jadinya lemes, kalau nggak keluar larinya ke kepala pusing, berat," tutur Ibunda Kiyik, Sukriyah saat ditemui di kediamannya.

Kiyik yang tinggal bersama sang Ibu dan istrinya di Lingkungan Babakanseri, Kelurahan Tamansari Kecamatan Pulomerak itu hanya bisa makan makanan yang memiliki tekstur lembut, paling tidak, setiap hari ia hanya mampu memakan bubur.

Sang istri, Sri Nurani (33) menuturkan, gejala awal tumor ganas yang menyerang suaminya saat itu melebihi sakit gigi. Awalnya Sri menduga hanya sakit gigi biasa. Ia kemudian bersama suaminya mendatangi setiap klinik kesehatan dan puskesmas untuk mencabut gigi sang suami.

"Beberapa kali bolak balik ke Puskesmas nggak berani, dokter yang di sini nggak berani nyabut giginya karena rahangnya itu sudah keropos. Karena udah sakit banget, abis itu dicabut sendiri," papar Sri Nurani.

Akibat dari dicabut giginya itu, perlahan benjolan itu tumbuh disertai sakit yang tak tertahankan. Sri menambahkan, sebelum akhirnya Kiyik hanya bisa terbaring di kasur, ia adalah seorang suami yang giat bekerja. Saat benjolan itu masih kecil, ia masih bolak-balik Serang-Cilegon untuk mengantarkan surat.

"Kan dia suka naik motor ke mana-mana, jadi kalau udah kambuh itu, kepala belakangnya itu pusing banget, kalau nggak pusing mulutnya yang berdarah. Dari situ saya bilang ke dia 'udah nggak usah kerja lagi'," kisahnya.

Baca juga: Wanita Ini Mengalami Perubahan Perilaku yang Tak Biasa Akibat Tumor Otak

Foto: Muhammad Iqbal


Semenjak itu lah ia tak lagi bekerja, karena sakitnya tak kunjung sembuh, keluarga mengajaknya untuk berobat ke RS Benggala, Serang. Ia sempat dirawat selama 5 hari, dokter kemudian memeriksa apa yang dideritanya, daging tumbuhnya itu kemudian diambil sebagai sample untuk diperiksa di laboratoium.

"Sempat dioperasi cuma diambil dagingnya doang, kata dokternya di rumah sakit itu nggak ada alatnya sama nggak ada dokternya, jadi dagingnya itu dibawa ke Bandung untuk diperiksa," paparnya.

Keluarga Kiyik diminta menunggu 10 hari untuk mengetahui hasil uji laboratorium. Hasilnya Kiyik menderita apa yang disebut sebagai tumor ganas. Pihak RS Benggala merekomendasikan Kiyik untuk dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

"Kata dokter itu harus dioperasi, gadingnya diambil terus tenggorokannya dibolongin terus ditaruh selang biar bisa makan," ujar Sri.

Sri dan keluarganya tak mau jika tenggorokan suaminya itu harus dilubangi. Ia rela jika operasi pengangkatan tumor itu dilakukan, namun jika tenggorokannya dilubangi, ia justru menolak.

Selain tak ada biaya untuk membawa sang suami ke RSCM, Sri mengungkapkan keluarga tak berani jika harus dibedah dengan cara seperti itu. Sri menambahkan pihak kelurahan dan kecamatan sudah mau mengurus kartu BPJS untuk pengobatan ke RSCM.

"Dari pihak kelurahan sudah datang dan mau mengurusi segala sesuatunya buat ke RSCM, mau ngurusi BPJS dan sebagainya," paparnya.

"Kalau biaya buat bolak-balik nganter ke Jakarta sama jagain dia di sana ada. Tapi kalau buat operasi kita angkat tangan. Itu juga biaya dari orang-orang yang ngebantu," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik