Entri Populer

Nutrisi Alami Vs Buatan, Mana Lebih Baik untuk Bumil? Ini Kata Dokter

Written By iqbal_editing on Senin, 17 Juli 2017 | 01.46

Apakah yang alami selalu lebih baik dari yang buatan? Kebanyakan orang berkata 'ya'. Alami selalu dilabeli dengan segala hal yang positif.

Namun, dokter fetomaternal dari RS Cipto Mangunkusumo, dr M Adya F Dilmy, SpOG, BMsc mengatakan bahwa hal ini harus dikaji secara bijaksana. Jangan sampai ada pro kontra dalam hal ini.

"Tentunya ada hal-hal tertentu yang lebih baik alami. Ada alami yang jelek. Ada buatan yang jelek. Tapi ya kita pertimbangkan saja gunanya untuk apa," ujarnya saat acara halal bihalal dan seminar kesehatan di Auditorium Gedung BKKBN, Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur beberapa waktu yang lalu.


Tentunya ibu hamil harus benar-benar mempertimbangkan pilihannya. Tidak semua hal yang alami itu lebih aman dibandingkan yang buatan.

"Kalau gunanya karena kurang zat besi dan sangat kurang, mikirnya mending transfusi darah, itu kan alami ya, atau suplemen zat besi? Kalau transfusi kan bahayanya bisa infeksi HIV, penularan hepatitis, ketidakcocokan golongan darah, meninggal dunia. Kalau suplemen zat besi paling sakit lambung atau muntah," jelas dokter yang disapa dr Dido tersebut.

Di kesempatan yang sama, dr Ulul Albab SpOG dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga menyampaikan pendapat yang sama. Menurutnya beberapa bahan yang alami itu juga ditunjang dengan bahan buatan yang terkadang mengandung kimiawi.

"Bahan baku kita mayoritas 80 persen masih bahan baku sintetik, bukan alami. Contohnya ada produk yang bahannya jahe, jahe aman untuk ibu hamil. Tapi bada bahan lainnya nggak? Proses packaging-nya alami nggak? Banyak yang bilang jamu alami, tapi bahan pendukungnya nggak alami," ujarnya.


Dalam memilih produk harus selektif disesuaikan dengan kebutuhan, jangan karena brand yang mendunia namun berdampak negatif bagi tubuh. Masyarakat juga harus paham mengenai informasi produk-produk yang alami, apakah didukung dengan bahan buatan atau tidak.

"Pada dasarnya, hal-hal yang buat pasien nyaman dan sudah dilakukan jauh sebelum dia hamil, silakan diteruskan. Selama tidak mengganggu kehamilannya, baik pada ibu juga janinnya," tutup dr Ulul.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik