Entri Populer

CARA HIDUP BERDAMAI DENGAN SKIZOFERENIA

Written By iqbal_editing on Senin, 03 April 2017 | 23.24

Yohanes Rasul Iman Basuki Irianto (52) adalah seorang penyandang gangguan mental skizofrenia kronis yang berusaha bangkit dari keterpurukan. Saat ini dirinya menghabiskan sebagian besar waktu untuk menjalankan usaha warung sederhana bersama sang istri.

"Saya terakhir kambuh itu tahun 2004, tapi setelah itu minum obat rutin setiap hari. Karena usia produktif sudah lewat, jadinya saya menutuskan sejak kenal istri saya ini untuk usaha sendiri saja," kata Iman ketika ditemui detikHealth di kediamannya di Jatibening II, Bekasi, beberapa waktu lalu.

Cerita Iman dengan skizofrenia bermula ketika dirinya masih kuliah di usia 20 tahun. Ketika itu muncul halusinasi suara yang membuat Iman percaya bahwa dirinya adalah seorang rasul.

"Saat itu saya yakin sekali diri saya utusan Tuhan. Saking yakinnya, orang lain nggak bisa mengoreksi," ungkap Iman.


Ketika keluarga membawanya ke rumah sakit dan dirawat selama beberapa waktu, baru diketahui bahwa Iman menyandang skizofrenia kronis. Dirinya diberi obat yang harus dikonsumsi seumur hidup untuk bisa menekan gangguan tersebut.

Hanya saja Iman beberapa kali tak patuh minum obat sehingga memicu halusinasi untuk kembali. Beberapa kali Iman terlantung menjadi gelandangan psikotik hingga akhirnya memutuskan untuk patuh.

Bergabung dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), pelan-pelan Iman menata hidupnya kembali. Sampai pada tahun 2008 Iman pun bertemu dengan seorang wanita bernama Dame Romauli Sibarani (47) yang kelak menjadi istrinya.

"Waktu pertama kali ketemu biasa saja enggak ada ciri-ciri seperti orang aneh. Sampai suatu saat dia SMS 'saya itu seorang penderita skizofrenia,'" ungkap Romauli atau akrab disapa Uli.

"Saya tanya itu apa kata dia 'cari tahu saja sendiri tapi intinya itu adalah penyakit yang akan membuat setiap wanita menjauh'. Saya berpikirnya itu suatu penyakit kelamin," lanjut Uli.

Setelah mencari tahu lebih jauh terungkap bagi Uli apa itu skizofrenia dan mencoba menerimanya. Bersama Iman ia diajak untuk mengikuti berbagai seminar tentang skizofrenia sampai akhirnya Uli mengaku bisa bersimpati.

"Saya enggak ada rasa takut enggak ada rasa khawatir... Justru simpati empati saya terhadap orang-orang yang alami gangguan jiwa semakin tumbuh," kata Uli.

Saat ini orang-orang sekitar mungkin tak akan pernah menyangka bahwa Iman adalah seorang penyandang skizofrenia. Bagi Iman hal ini adalah bukti bahwa bila tak dikucilkan dan mendapat pengobatan yang tepat maka penyandang skizofrenia sebetulnya bisa hidup normal.

"Saya ingin teman-teman yang lain semangat membina hubungan, bisa produktif lagi, dan jangan malu berdamai dengan penyakit. Buat keluarga dan orang sekitar juga coba lebih pahami kesehatan jiwa sehingga tidak menstigma," pungkas Iman.

0 komentar:

Posting Komentar

 
berita unik